Wednesday 28 September 2011

Tugas-2: Dari Labsky untuk Indonesia (Materi Fisika Kelas X Semester 2)

Berikut ini merupakan rangkuman pelajaran Fisika untuk semester kedua kelas X (Kelas 1 SMA) sesuai dengan KTSP tahun 2006 dengan Standar Kompetensi yang dipelajari, yaitu:
1.              Menerapkan prinsip kerja alat optik.
2.              Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
3.              Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaia masalah dan berbagai produk teknologi.
4.              Memahami konsep dan prinsip gelombang elektromagnetik.

I.               OPTIK
A.    Pemantulan Cahaya
1.     Pada Cermin Datar
Hukum pemantulan :
i.                Sinar Datang (SD), Sinar Pantul (SP), dan Garis Normal (N), terletak pada satu bidang.
ii.              Sudut Sinar Datang = Sudut Sinar Pantul, atau i = r
2.     Pada Cermin Cekung
i.                Sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan menuju fokus.
ii.              Sinar yang datang menuju fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
iii.             Sinar yang datang dari pusat kelengkungan dipantulkan ke tempat semula.
3.     Pada Cermin Cembung
i.                Sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah oleh fokus.
ii.              Sinar yang datang menuju fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
iii.             Sinar yang datang dari pusat kelengkungan dipantulkan ke tempat semula.

·      Persamaan Umum
1  = 1 + 1     f  = fokus, (+) cekung & (-) cembung
f       s     s’   s  = jarak benda
s’ = jarang bayangan
B.    Pembiasan (Pembelokkan) Sinar
1.              Pada Plan-Paralel
·      Hukum Snellius :
i.                Sinar datang (SD), sinar bias (SB), dan garis normal (N) perpotongan dan terletak pada satu bidang.
ii.              Dari medium kurang rapat ke medium rapat, sinar dibiaskan mendekati garis N. Dari medium rapat ke medium kurang rapat, sinar dibiaskan menjauhi garis N.
·      Persamaan Snellius
n1 x sinq1 = n2 x sinq2
n1 = indeks bias medium-1
n2 = indeks bias medium-2
q1 = sudut sinar datang
q2 = sudut sinar bias
D = q2 - q1
D  = deviasi = simpangan sudut
·      Catatan :
S’  --> (+) = nyata
           (- ) = maya
M  --> (+) = tegak
           (- ) = terbalik
           < 1 = diperkecil
           > 1 = diperbesar
2. Pada Lensa Cembung
i. Sinar yang datang sejajar sumbu utama, dibiaskan menuju f2.
ii. Sinar yang datang menuju f1, dibiaskan sejajar sumbu utama.
iii. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan lensa, tidak dibiaskan.
3. Pada Lensa Cekung
i.                Sinar yang datang sejajar sumbu utama, dibiaskan seolah-olah oleh f1.
ii.              Sinar yang datang menuju f1 dibiaskan sejajar sumbu utama.
iii.             Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan lensa, tidak dibiaskan.




·      Persamaan Lensa :
1  = 1 + 1     f  = fokus, (+) cekung & (-) cembung
f       s     s’   s  = jarak benda
s’ = jarang bayangan
M = -s’ = h’    M = perbesaran
         s      h        h  = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan

II.             SUHU & KALOR
Ø  Terdiri dari :
1.     Suhu dan Pemuaian
2.     Kalor dan perubahan wujud
3.     Perpindahan kalor
A.             Suhu dan Pemuaian
·      Termometer
 
·      Perbandingan Skala
ΔC : ΔK : ΔR : ΔF
  5 :   5 :   4 :  9
·      Pemuaian
o   Zat Padat (Panjang, Luas, dan Volume)
o   Zat Cair/Gas
·      Pemuaian Panjang
Lt = Lo + (α x Lo x ΔT)
Lo = Panjang awal
Lt = Panjang setelah memuai
α = Koefisien muai panjang
Δt = Perubahan suhu
     = T2 – T1
·      Pemuaian Luas
At = Ao + (2α x Ao x ΔT)
Ao = Luas awal
At = Luas setelah memuai
α = Koefisien muai panjang
Δt = Perubahan suhu
     = T2 – T1
·      Pemuaian Volume
Vt = Vo + (3α x Vo x ΔT)
Vo = Volume awal
Vt = Volume setelah memuai
α = Koefisien muai panjang
Δt = Perubahan suhu
     = T2 – T1
·      Pertambahan panjang (ΔL)
ΔL = α x Lo x ΔT
B.             Kalor dan Perubahan Wujud
·      Kalor (Q) adalah Energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah
Q = m x c x ΔT
          Q = Kalor (Joule)
          m = Massa benda (kg)
          c = Kalor jenis (J/kg.c)
         ΔT = Perubahan suhu
·      Kalor Lebur (Lf) adalah Kalor yang diperlukan benda untuk melebur
Lf = Q        Lf = Kalor Lebur (J/kg)
m       Q  = Kalor (J)
              m = massa (kg)
·      Kalor Didih (Lv) adalah Kalor yang dilepaskan benda untuk mendidih
Lv = Q    Lv = Kalor Didih (J/kg)
m    Q  = Kalor (J)
                     m = massa (kg)
·      Perubahan Wujud
 














C.             Perpindahan Kalor
1.              Konduksi
adalah Perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel

Q = K x A x ΔT     Q/T = Laju kalor (J/s)
 t      d     K =Konduktivitas termal (w/m.k)
     A = Luas permukaan (m2)
     ΔT = Perubahan suhu (K)
     d = Tebal (m)
2.              Konveksi
adalah Perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel

Q/t = h x A x ΔT

Q/T = Laju kalor (J/s)
H =Koefisien konveksi (J/s.m2.k)
A = Luas permukaan (m2)
ΔT = Perubahan suhu (K)

3.              Radiasi
adalah Perpindahan kalor tanpa melalui medium

Q/t = G x e x A x T4

Q/t = Laju kalor (J/s)
G = Tetapan Steffan-Boltzman
    = 5,67 x 10-8 (w/m2.k4)
e = Emisivitas benda hitam
   = 0 < e ≤ 1
A = Luas permukaan (m2)
T = Suhu (K)

III.           LISTRIK DINAMIS
Ø  Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Ø  Arus listrik terjadi karena adanya aliran electron.
Ø  Elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.

  --> Arus listrik
 +                                         -
              <--  Arus Elektron
A.             Alat Ukur Listrik
a.     Amperemeter
-adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik
-dalam rangkaian, dipasang secara seri
b.     Voltmeter
-adalah alat untuk mengukur tegangan listrik
-dalam rangkaian, dipasang secara parallel
B. Rangkaian Arus Searah
i. Resistansi Resistor
R = ρ x  L      R  = resistan si resistor (Ω)
                  A      ρ  = hambatan jenis (Ω.m)
                             L  = panjang (m)
                             A  = luas penampang (m2)
ii. Hubungan Resistor
a. Seri
 



   

Rtotal = R1 + R2
b. Paralel




    1       =  1  +  1 
R total     R1    R2



iii. Hukum I Kirchoff
Jumlah arus listrik yang masuk percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang keluar percabangan”
Imasuk = Ikeluar

      iv.  Hukum II Kirchoff
Jumlah aljabar tegangan pada suatu rangkaian tertutup sama dengan nol
εV = 0 atau εξ + ε + R = 0

IV.           GELOMBANG ELEKTROMAGNET
A.    Jenis Gelombang Mekanik
i.                Gelombang transversal, adalah gelombang dengan arah rambatan tegak lurus terhadap arah getar

 
ii.              Gelombang longitudinal, adalah gelombang dengan arah rambatan sejajar terhadap arah getar



B.    Gelombang electromagnet
Adalah gelombang transversal yang membawa medan listrik dan medan magnet.
  Dimana β ^ E karena Gelombang Elektromagnetik (GE) adalah gelombang transversal, maka persamaan GE sama dengan persamaan pada gelombang transversal, yaitu:

                                    z  = cepat rambat (m/s)
z = λ x f              λ  = panjang gelombang (m)
                                    f   = frekuensi (Hz)

Museum Nasional yang Merekam Sejarah (in English)

My trip to Museum Nasional


On September 7th, during the long school break for Ied holiday. I went to Museum Nasional or National Museum which is located in Central Jakarta. Museum Nasional is also known as “Gedung Gajah” because of the elephant statue in front of the museum. The entrance fee for an adult is Rp 5000, I also asked for a handbook and was quiet shocked to see a very well put together, full colored book. To be honest, I was expecting an unattractive photocopy of history material that is passed as a guidebook. I was also shocked when I heard that the price of the book was Rp 80.000, but I bought it anyway. I examined the book, and was satisfied with it. I guess it was expensive because it was meant for international tourists. The book is 100 pages, all in English, full color, and has lovely photographs of the museums collections. It also uses that thick kind of paper, you know, the expensive one that usually good books use. I realized that the book was sponsored by American Express, no wonder it’s such a good book, I thought.

This museum covers all of Indonesia’s territory and almost all its history, it has been preserving our heritage for two centuries and still continuing. It was hard to choose what collection to focus on, since this museum holds so much collections. Prehistory collection, bronze collection, ethnography collection, traditional houses, historical relics collection, etc. I never got to see the whole museum before, and honestly I was pretty amused when I did. For some reason I was expecting dark and damp rooms, but most of them were already using air conditioning. Also there was a new part of the museum which seemed much more modern, though it was still a bit empty.

I was interested to see that there were about 3 groups of foreigners that came to the museum as well. One of those groups even had a tour! The tour was in English and the guide was a white man, he’s probably a foreigner that works for the museum. I checked my guide book realized that the museum had tours in Engllish, Japanese, and German. Dutch and French tours can also be obtained by appointment. Pretty cool, I thought. Then I read again that the admission charge for adults is Rp 750 and for students Rp 250. Whoa, not cool, good thing I’m not a foreigner.


From the courtyard, I randomly wandered into one of the rooms and saw exactly what I wanted to do my assignment about. Barong and Rangda.  Before going straight to the exhibit, I read a bit about the ethnography of Bali.

Bali is an Indonesian island located in the westernmost end of the Lesser Sunda Islands, lying between Java to the west and Lombok to the east. It is one of the country's 33 provinces with the provincial capital at Denpasar towards the south of the island (strictly speaking, the province covers a few more islands than the isle of Bali).

Unlike most of Muslim-majority Indonesia, about 93.18% of Bali's population adheres to Balinese Hinduism, formed as a combination of existing local beliefs and Hindu influences from mainland Southeast Asia and South Asia. Minority religions include Islam (4.79%), Christianity (1.38%), and Buddhism (0.64%). These figures do not include immigrants from other parts of Indonesia. Balinese and Indonesian are the most widely spoken languages in Bali, and the vast majority of Balinese people are bilingual or trilingual.

The island of Bali lies 3.2 km (2 mi) east of Java, and is approximately 8 degrees south of the equator. Bali and Java are separated by the Bali Strait. East to west, the island is approximately 153 km (95 mi) wide and spans approximately 112 km (69 mi) north to south; its land area is 5,632 km².

After reading about the ethnography of Bali, I came closer to the Barong and Rangda exhibit. It was positioned next to the Balinese gamelan exhibit. The Barong and Rangda were both positioned as if being paused in the middle of their dance, and placed in one big glass container.


The Rangda Mask exhibit was originally from South Bali. Made of horse hair, hemp fibers, leather, and gold leafs. It has a length of 29 cm, and width of 29 cm, also its tongue is 64 cm.

Rangda is the demon queen of the leyaks in Bali, according to traditional Balinese mythology. Terrifying to behold, the child-eating Rangda leads an army of evil witches against the leader of the forces of good, Barong.

Rangda is important in Balinese culture, and performances depicting her struggles with Barong or with Airlangga in that tale are popular tourist attractions as well as tradition. She is depicted as a mostly nude old woman, with long and unkempt hair, pendulous breasts, and claws. Her face is traditionally a horrifying fanged and goggle-eyed mask, with a long, protruding tongue

Bali is a Hindu island, and it is suggested that Rangda may also be closely associated with Durga. She has also been identified with the Hindu mother warrior goddess, and Kali, the black mother goddess of destruction, transformation and protection in Hinduism.
While Rangda is seen as fearsome and by many as the personification of evil, she is also nevertheless considered a protective force in certain parts of Bali, much like Kali is seen as a benevolent mother goddess in the Indian states of West Bengal, Assam and Kerala. The colors associated with her — white, black and red — are identical with those associated with Kali. Her iconography is similar to that of both Kali and Chamunda, who are closely related.

Other interpretations claim that Rangda may be derived from the 11th century Javan queen Mahendradatta who was exiled by the king, Dharmodayana, for allegedly practising witchcraft. The tale surrounding this is that she proceeded to take her revenge by killing off half the kingdom, which by then belonged to her and Dharmodayana's son Erlangga, with plague before being overcome by a holy man. The name Rangda means "widow".


The Barong Keket exhibit was originally from Denpasar, Bali. Made of pule wood, gold leaf, cloth, and leather. This exhibit has a length of 1,418 cm and height of 204 cm.
Barong is a character in the mythology of Bali. He is the king of the spirits, leader of the hosts of good, and enemy of Rangda in the mythological traditions of Bali. Banas Pati Rajah is the fourth "brother" or spirit child that accompanies a child throughout life. Banas Pati Rajah is the spirit which animates Barong. A protector spirit, he is often represented by a lion, and traditional performances of his struggles against Rangda are popular parts of Balinese culture. The Barong is often portrayed with two monkeys.
The animal/ mythical creature would dance along the street to the calonarang dance. A priest would throw Holy Water at it.
It is known as the Demon Queen and Mother of All Spirit Guarders.

The lion barong is one of five traditional Barong. In Bali each region of the island has its own protective spirit for its forests and lands. Each Barong for each region is modeled after a different animal. There is a boar, a tiger, a dragon (or serpent) and the traditional lion. The lion is the popular one as it comes from the Gianyar region where Ubud (the home of tourist viewed ritual) is located. Within the calonarang, the dance drama in which the Barong appears, the barong responds to Rangda's use of magic to control and kill her to restore balance.

Beside of the big glass container which contains Barong and Rangda, there were also a collection of other barong masks. There was the Cow Barong Mask, the Elephant Barong Mask, the Bangkal Barong Mask, the Barong Landung “Jero Gede” Mask and its miniature.
“Bangkal” is the word for a big old boar and the barong mask depicts the image and spirit of the wild boar. In Bali, it can also be known as Barong Celeng or Barong Bangkung. Rwo dancers enact the dance with the mask, going from village to village on certain holy days or in the event of an epidemic. There is no specific script or dialogue, the dancers being accompanied by a simple percussion group.

The Barong Gajah or Elephant barong, danced by two people, is now quite rare and is therefore considered sacred by the people who look after it. The dance is performed by going around the village, without a scripted story and accompanied by a simple percussion group (gamelan batel or tetamburan). This type of barong is found in the areas of Gianyar, Tabanan, Badung, and Bangil.

The Barong Lembu ( a cow with horns) is performed at Galungan ceremony and it is believed to protect its caretakers from danger and bad spirits. However, it is now rarely performed.


Sunday 18 September 2011

Tugas-2 Dari Labsky untuk Indonesia; Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 1


MEMBACA CEPAT BERBAGAI TEKS NONSASTRA
Teknik atau saran untuk  meningkatkan kecepatan membaca:
1.       Biasakan membaca dalam kelompok – kelompok kata.
2.       Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca.
3.       Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat.
4.       Cari kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.
5.       Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang
Ide pokok terdapat dalam setiap paragraf Biasanya ide pokok dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topic. Ide pokok terletak di awal atau di akhir paragraf.
Paragraf yang ide pokoknya terdapat di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Sebaliknya paragraf yang ide pokoknya terdapat di akhir paragraf sebagai kesimpulan atau penilaian setelah dikemukakan fakta-fakta, disebut paragraf induktif.

PARAGRAF DESKRIPSI
                Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskripsi bertujuan melukiskan atau menggambarkan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan.
                Ciri-ciri paragraf deskripsi :
1.       Dalam paragraf deskripsi, hal-hal yang enyentuh pancaindera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, atau perabaan) dijelaskan secara terperinci.
2.       Penyajian urutan ruang. Penggambaran atau pelukisan berupa perincian disusun secara berurutan; mungkin dari kanan ke kiri, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
3.       Ciri-ciri deskripsi dalam penggambaran benda atau manusia didapat dengan mengamati bentuk, warnam dan keadaan objek secara detail/terperinci menurut penangkapan si penulis.
4.       Dalam paragraf deskripsi, unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran.

KALIMAT LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
                Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan apa yang diujarkan orang. Sedangkan kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan apa yang diujarkan orang. Kalimat langsung dan tak langsung dapat dibedakan sebagai berikut.
No
Kalimat Langsung
Kalimat Tak Langsung
1.
Bertanda petik (“…….”) dalam ragam bahasa tulis.
Tidak bertanda petik.
2.
Kata ganti orang dalam bagian kalimat yang dikutip, tetap.
Kata ganti orang dalam bagian yang dikutip mengalami perubahan.
3.
Tidak berkata tugas.
Berkata tugas, seperti bahwa, sebab, untuk, dan supaya.
4.
Kalimat yang bertanda kutip bisa berbentuk kaimat berita, tanya, atau perintah.
Hanya berbentuk kalimat berita.


MENANGGAPI ISI RINGKASAN BERITA, ARTIKEL, DAN BUKU
                Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dalam memberi tanggapan, yaitu :
1.       Tanggapan harus sesuai dengan masalah
2.       Tanggapan sebaiknya disertai dengan alasan yang logis
3.       Tanggapan disampaikan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami
4.       Tanggapan disampaikan dengan bahasa yang santun

MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI
                Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan. Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Bagaimana itu berlangsung? Mengapa itu baik dan bagus? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi.
                Dalam paragraf eksposisi, ada beberapa jenis pengembangan. Semua jenis pengembangan itu bertujuan sama, yaitu memberikan penjelasan. Beberapa jenis pengembangan paragraf eksposisi adalah ;
1.       Eksposisi definisi
2.       Eksposisi proses
3.       Eksposisi klasifikasi (pembagian)
4.       Eksposisi ilustrasi (contoh)
5.       Eksposisi perbandingan dan pertentangan
6.       Eksposisi laporan

FRASE ADJEKTIVA
                Frase adjektiva merupakan frase yang unsur intinya berupa kata sifat. Frase ini biasanya berkombinasi dengan kata agak, kurang, lebih, sangat, dan paling.
Contoh :               Sebenarnya orang tua siswa tidak mau membayar, tapi kebutuhan rumah tangga mereka lebih penting untuk dipenuhi.
                Frase lebih penting dalam kalimat tersebut termasuk frase adjektiva. Unsur intinya, yaitu kata penting, berkategori kata sifat (adjektiva) yang dikombinasikan dengan kata lebih.

PARAGRAF NARASI
                Narasi adala cerita. Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian atau peristiwa narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang berisi fakta, antara lain biografi dan autobiograi, sedangkan yang berupa fiksi di antaranya cerpen dan novel.
                Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran, paragraf deskriptif-naratif. Paragraf deduktif dikembangkan dengan kalimat utama di awal paragraf. Paragraf induktif dengan kalimat utama di akhir paragraf. Paragraf campuran dikembangkan dengan kalimat utama di awal dan akhir paragraf. Adapun paragraf deskriptif-naratif kalimat utamanya tersebar di keseluruhan kalimat dalam paragraf.
                Paragraf narasi disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa secara kronologis atau berurutan. Paragraf narasi dikembangkan dari sebuah topik. Caranya adalah dengan memerinci peristiwa atau kejadian dengan mendukung topik.

PUISI
                Puisi adalah salah satu bentuk karya tulis sastra. Hal yang membedakan puisi dengan cerpen atau novel adalah pemilihan katanya (diksi). Kata-kata dalam puisi memang dipilih dengan mempertimbangkan efek makna dan persajakan yang berkaitan. Oleh karena itu, ketika puisi dibacakan, pendengar akan merasakan keindahan puisi itu dari “permainan kata”nya.
                Tema puisi merupakan pokok persoalan yang disampaikan penyair. Dengan demikian, ada puisi yang bertema pendidikan, kritik sosial, percintaan, nasionalisme, dan sebagainya. Selain tema, puisi juga mengandung makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada penikmat puisi.
                Banyak makna yang disampaikan penyair, misalnya; 1) dengan ketekunan, cita-cita dapat dicapai, atau 2) doa dapat menenangkan hati dan pikiran. Banyak pula pesan yang disampaikan penyair, misalnya ; 1) rajin belajar agar kelak tidak menyesal, 2) hiduplah haronis di tengah masyarakat agar dapat tercapai kedamaian dunia, atau 3) jangan sia-siakan masa muda jika ingin hidup tenang di usia senja.

MEMBACA DAN MENGANALISI CERPEN
                faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menceritakan kembali cerpen yang dibaca adalah sebagai berikut.
1.       Pencerita memposisikan diri sebagai orang ke berapa.
2.       Memahami alur cerita.
Alur ialah unsur penyebab adanya peristiwa yang menjalin rangkaian cerita. Dalam cerpen, umumya jalinan rangkaian cerita meliputi pemaparan (tokoh, suasan, latar). Munculnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan penyelesaian.
3.       Mengutip dialog yang paling kuat/penting/menarik yang bertujuan untuk menghidupkan peristiwa cerita.
4.       Menampilkan suasana isi cerita dengan tepat dan menggunakan lafal dan intonasi dengan baik.
Dalam karya sastra, latar cerita (setting) meliputi:
·         Tepat
·         Waktu
·         Suasana lingkungan
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan karakter tokohnya. Adapun penokohan dalam cerpen bisa diketahui secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung artinya watak diketahui dari pengarang secara langsung menyebutkan watak tokoh. Untuk penokohan secara tidak langsung dapat diketahui dari :
·         Apa yang dikenakan tokoh
·         Bentuk fisik
·         Lingkungan tokoh
·         Perkataan tokoh
·         Reaksi tokoh terhadap suatu masalah
·         Perkataan tokoh lain
·         Sikap dan pandangan tokoh

PARAGRAF DEKSRIPSI IMPERSIONISTIS
                Paragraf jenis ini lebih mengutamakan pemberian kesan atau pengaruh pada perasaan daripada kenyataan atau keadaan sebenarnya. Paragraf deskripsi impersionistis tidak berpatokan pada urutan hal yang akan dideskripsikan. Misalnya, untuk menggambarkan kamar yang kotor, penulis dapat memulai dari yang paling jorok sampai dengan hal-hal yang tidak begitu jorok atau sebaliknya. Bahkan, bisa dibuat sesuai dengan selera dan kesan penulisnya. Hal yang terpenting adalah bagaimana si penulis mampu mengungkapkan hasil penginderaannya menurut kesan pribadinya.

KATA PENGHUBUNG UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN SEBAB (KAUSAL) DAN AKIBAT (KONSEKUTIF)
                Penhubung sebab menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh kata penghubung sebab, indu kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan sebab adalah sebab, karena.
                Penghubung akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini, anak kalimat ditandai oleh penghubung yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang digunakan untuk menandai hubungan akibat adalah akibatnya, sehingga, sampai.