Sunday 2 October 2011

Tugas-1: Dua Tahun Di Labsky, Tidak Terlupakan.


Pada bulan Juli tahun 2009, saya pertama kali menggunakan seragam putih abu-abu untuk mengikuti pra-MOS yang diselenggarakan di Hall Basket SMA Labschool Kebayoran. Hari yang cukup menakutkan, mengingat saya harus mempersiapkan segala perlengkapan untuk MOS yang kabarnya sangat sulit, tidak berbeda jauh dengan yang sudah saya alami saat saya menjalani MOS SMP di sekolah yang sama, SMP Labschool Kebayoran. Teman seangkatan saya di SMA ini kebanyakan merupakan wajah lama yang sudah saya kenal sedak di SMP, karena memang mayoritas siswa di angkatan saya ini merupakan lulusan dari SMP Labschool Kebayoran. Namun di samping itu saya juga merasa khawatir, karena saya merupakan siswa akselerasi di waktu SMP sehingga teman yang sekarang menjadi teman seangkatan saya seharusnya adalah kakak kelas saya dulu dengan selisih umur satu tahun. Keadaan tersebut sangat membuat saya berhati-hati, menghindari selisih paham karena memang seharusnya saya menghormati teman yang lebih tua, meskipun menjadi hal yang kurang nyaman bagi saya untuk melewati masa SMA.

Pra-MOS dan MOS yang diselenggarakan oleh OSIS Diwakara Balasena cukup menyenangkan. Tidak dihiasi dengan hukuman fisik yang terlalu berat, atau mungkin karena mental saya yang sudah biasa diuji dengan berbagai program di SMP saya yang tidak jauh berbeda. Kesimpulannya, kesan pertama saya akan SMA Labschool Kebayoran sangat baik. Tentu didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, guru yang baik, dan kakak kelas yang juga suportif tanpa senioritas.
Hal pertama yang cukup mengecewakan saya mengenai SMA Labschool Kebayoran ini adalah mengenai standar nilai yang begitu rendah. Bukan bermaksud menganggap remeh, cuma dengan standar nilai yang begitu rendah membuat saya sangat khawatir akan peluang PMDK yang saat itu persaingannya begitu ketat antara sekolah-sekolah unggulan di Jakarta. Ditambah lagi kabar yang menyatakan bahwa Labschool Kebayoran termasuk dalam black-list salah satu PTN terbaik di Indonesia dikarenakan banyak muridnya yang lebih memilih untuk mengambil kuliah di luar negeri dan menolak PMDK yang sudah diberikan. PMDK, atau jalur masuk universitas tanpa tes tertulis, merupakan salah satu goal utama saya saat akan memasuki SMA. Oleh karena itu, mendengar kabar buruk ini membuat saya benar-benar ingin pindah sekolah, meskipun pada akhirnya saya menemukan motivasi saya kembali dan tetap bertahan.

Mengenai peraturan dasar di SMA Labschool Kebayoran, kami menggunakan seragam standar nasional, yaitu putih – abu-abu pada hari Senin hingga Rabu, lalu seragam batik orisinil labschool, serta baju muslim pada hari Jumat. Mengenai kelas, kami memiliki sistem moving class. Dimana kami tidak memiliki kelas tetap seperti kebanyakan sekolah di Indonesia, namun kami harus berpindah sesuai dengan mata pelajaran dan kelas yang digunakan. Selain itu, Labschool Kebayoran juga memiliki ekstrakurikuler yang beragam. Mulai dari olah raga yang berisikan bola basket, sepak bola, rugby, bulu tangkis, futsal putri, lalu bidang kesenian yang berisikan tari tradisional, paduan suara, jurnalistik, fotografi, modern dance, hingga kegiatan lain seperti paskibra, pecinta alam, bahasa jepang, IT, dan lain sebagainya. Saya sendiri memilih ekskul modern dance yang bernama ‘Dazzling’ sebagai ekstrakurikuler saya.

Tahun pertama saya di SMA Labschool Kebayoran ini diisi dengan kegiatan-kegiatan non-akademis yang beragam. Dimulai dengan Pesantren Ramadhan yang diadakan di sekolah selama tiga hari-dua malam bersama kakak OSIS Ksatrianala Sagrayudha dan panitia-panitia dari Daarut Tauhid, Bandung. Kegiatan di bulan Ramadhan ini selain menambah pengetahuan saya di bidang agama juga menjadi langkah awal saya mengenal teman-teman seangkatan saya lebih jauh.
Kegiatan yang kedua adalah Trip Observasi pada bulan Oktober, dimana saya bersama teman seangkatan saya harus menginap selama 5 hari di rumah warga Desa Pasir Muncang, Purwakarta. Pada Trip Observasi tersebut saya mendapatkan berbagai pelajaran nilai-nilai kehidupan, dimana kita semua harus lebih bersyukur akan kehidupan yang kita dapatkan sekarang karena di luar sana masih banyak orang-orang yang kurang beruntung, yang harus bekerja banting-tulang setiap hari demi menghidupi keluarga. Selain itu, di TO ini saya juga diajarkan untuk melakukan penelitian dengan terjun langsung ke lapangan untuk mencari data. Dan tidak hanya itu saja, pada Trip Observasi ini kami seangkatan menjadi lebih solid dengan dikukuhkannya nama angkatan kami, Nawadrastha Sandyadira, yaitu angkatan Sembilan yang bermahkotakan persatuan yang kokoh.

Pada Bulan November, diadakan acara Reuni TO yang bertempat di Aula Lantai 4 SMA Labschool Kebayoran. Pada acara ini disajikan berbagai penampilan dari angkatan, juga menjadi kali pertama bagi saya dan teman-teman sesama ekskul Dazzling untuk tampil di depan umum.
Di awal tahun 2010, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti lomba modern dance pertama saya, membawa nama Dazzling dan SMA Labschool Kebayoran di ajang Tarq Cup, sebuah perlombaan olah raga dan seni yang diselenggarakan oleh SMA Tarakanita 1. Pertama kalinya saya mengikuti lomba di bidang ini, dan Alhamdulillah kami memperoleh juara III. Kebanggaan yang begitu besar bagi saya dan yang lain, karena di kelas X ini kami hanya diperbolehkan mengikuti satu lomba modern dance.
Perlombaan selanjutnya yang saya ikuti yaitu lomba debat yang diselenggarakan Atma Jaya. Bukan merupakan prestasi besar karena saya hanya bisa menembus angka 8 besar, dan berhasil dikalahkan oleh senior saya sendiri dari sekolah yang sama. Namun meskipun begitu, lomba debat ini merupakan lomba debat pertama saya yang membawa saya untuk mengikuti lomba-lomba debat lainnya. Lomba debat selanjutnya yang saya ikuti adalah English Debate yang diselenggarakan oleh SMA Islam Insan Cendekia dalam acara Sonic Linguistic dan berhasil meraih Juara II. Lalu diikuti dengan English Debate Competition lainnya di Labschool Rawamangun dan SMAK 3.

Di akhir bulan Januari, masih di tahun yang sama, saya bersama angkatan saya melakukan studi lapangan ke Bandung. Pengalaman yang sangat menyenangkan meskipun kami harus mengisi lembar kerja di sela perjalanan kami. Saat sampai di Bandung, kami langsung mengunjungi Museum Geologi untuk studi Geografi, lalu dilanjutkan dengan studi ekonomi di daerah Dago, dan terakhir di hari itu kami mengunjungi sebuah rumah makan untuk malam keakraban. Hari kedua kami di Bandung, sekaligus menjadi hari terakhir kami, diawali dengan kunjungan ke peternakan sapi di daerah Lembang, dan terakhir kami menuju tempat rekreasi pemandian air panas Ciater sebelum akhirnya pulang ke sekolah.
Di sela pembelajaran sekolah dan kegiatan wajib, ada pula salah satu program OSIS yang saya ikuti, yaitu SkyBattle 2010. Merupakan kompetisi olah raga yang diselenggarakan oleh SMA Labschool Kebayoran untuk SMA dan sekolah sederajat di bilangan Jabodetabek. Di acara tersebut saya bertugas menjadi panitia kesehatan. Selain itu, saya juga mengisi acara pada closing bersama ekskul saya, Dazzling. Saya merasa sangat senang untuk dapat ikut berpartisipasi mendukung program kerja OSIS, meskipun saya bukan bagian dari OSIS itu.

Di bulan Februari, saya dan teman seangkatan saya mengikuti BINTAMA, yaitu program bersama KOPASSUS yang diselenggarakan di markas KOPASSUS Serang selama 6 hari. Acara yang pada awalnya saya kira akan sangat mengerikan, ternyata tidak seperti yang saya duga. Di kegiatan ini saya menjadi lebih mengerti tali persaudaraan dengan teman seangkatan, dan diajarkan untuk menjadi orang yang disiplin. Dengan kegiatan fisik yang cukup berat, 6 hari ini menjadi kenangan yang sangat melelahkan tapi juga menyenangkan bagi saya.

Kegiatan selanjutnya yang mengisi tahun pertama saya di SMA adalah LAPINSI, yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, yang diadakan di Aula lantai 4 SMA Labschool Kebayoran. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari dan diisi dengan materi-materi tentang nilai kepemimpinan. Acara LAPINSI ini merupakan langkah awal yang harus dijalani siswa-siswi kelas X untuk menjadi OSIS. Saat itu saya mengikuti program ini karena ingin menjadi MPK, alasannya karena saya tidak diperbolehkan menjadi anggota OSIS oleh orang tua saya.

Setelah LAPINSI, saya melewati TPO (Tes Potensi Organisasi). Tes yang sangat menentukan siapa-siapa saja yang cukup berkualitas untuk meneruskan Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Labschool Kebayoran, dengan rangkaian tesnya yaitu, tes fisik, tes makalah, dan keagamaan. Singkat cerita, saya berhasil melewati tes tersebut dengan cukup baik dan akhirnya diterima menjadi calon pengurus OSIS.
Diterimanya saya menjadi pengurus OSIS menjadi konflik sendiri bagi saya dan orang tua saya, dimana mereka tidak memperbolehkan saya memiliki kegiatan yang terlalu padat. Hingga akhirnya setelah perundingan yang cukup panjang, saya diperbolehkan menjadi pengurus OSIS dan sebagai gantinya saya harus mengganti ekskul saya. Keputusan berat tersebut saya pilih, saya keluar dari Dazzling dan masuk ekskul Sky Blitz (fotografi).

Akhir masa kelas X saya diisi dengan kekhawatiran saya untuk masuk ke jurusan yang saya inginkan pada kelas XII nanti. Dengan nilai raport yang cukup baik, akhirnya saya diantarkan masuk ke jurusan IPA di kelas XII.

Awal masa kelas XI saya diisi dengan membantu kakak OSIS melaksanakan Masa Orientasi Siswa. Selanjutnya saya menjadi pemeran pendukung di program kerja OSIS, SkyLite 2010. Dan dilanjutkan dengan kepantiaan konsumsi di program kerja SkyAvenue 2010 “Arabian Night”.

Di awal bulan Juli, saya mengikuti tes seksi OSIS untuk menentukan seksi yang akan saya kerjakan di OSIS. Pada saat itu saya mengikuti tes seksi Sekretaris, karena saya sangat menginginkan posisi BPH. Dari delapan orang yang mengikuti tes tersebut, hanya tiga orang yang akan diterima. Pada saat itu saya menginginkan posisi sebagai Sekretaris Umum, yang membawahi Sekretaris Bidang I dan II. Namun hasil tes tersebut berkata lain, dan saya diterima menjadi Sekretaris Bidang I, menggantikan Kak Azazi Titian.

Tes Seksi tersebut diikuti dengan Lari Lintas Juang (Lalinju), yang merupakan prosesi pengukuhan Calon Pengurus OSIS sebelum akhirnya dilantik pada tanggal 17 Agustus. Seharusnya Lalinju diadakan bersamaan dengan pelantikan, namun karena di tahun 2010, tanggal 17 Agustus sudah memasuki bulan Ramadhan, akhirnya prosesi Lalinju diadakan lebih awal di bulan Juli. Lalinju sendiri merupakan lari sejauh 17km dari Taman Makam Pahlawan Kalibata hingga SMA Labschool Kebayoran. Lalinju ditutup dengan pengukuhan Calon Pengurus OSIS yang disimbolkan dengan penyiraman air bunga oleh Pengurus OSIS pada saat itu.

Setelah saya dilantik resmi menjadi pengurus OSIS, saya mulai merasakan betapa beratnya mengemban tugas sebagai sekretaris. Meskipun jarang terlihat aktif di lapangan, ternyata tugas seorang sekretaris sangatlah menguras tenaga. Bukan masalah membuat suratnya, namun tanda tangan yang harus dikumpulkan, hingga argumen dengan dewan guru untuk mempertahankan program kerja yang akan dijalankan. Sungguh pelajaran yang begitu berarti bagi kehidupan saya di masa itu dan di masa yang akan datang.

Di kelas XI ini saya tidak memiliki prestasi yang berarti. Pelajaran IPA yang begitu sulit, dan kesibukan saya sebagai Sekretaris OSIS menguras waktu dan tenaga saya untuk mengikuti perlombaan. Program OSIS pertama yang saya ikuti (selain hanya menulis surat) adalah LAMPION, yaitu pengkaderisasian calon pengurus Rohani Islam. Acara ini diselenggarakan di Villa Lebak Pasir Angin, Bogor. Pengalaman yang begitu menyenangkan dan tidak terlupakan meskipun tidak banyak peserta yang mengikuti.

Selain LAMPION, program kerja lainnya yang terus teringat di kepala saya adalah Sky Battle 2011. Begitu bangga saya menjalankan acara ini, dengan jumlah pengunjung per hari yang jauh melampaui target. Setelah Sky Battle, program kerja besar selanjutnya adalah Sky Avenue 2011 “Halloween Town”. Program kerja yang sangat menantang bagi saya, karena di acara ini saya pertama kalinya saya bertugas mencari dana sponsor, disamping tugas tetap saya sebagai sekretaris. Sungguh pengalaman yang tidak dapat terlupakan untuk mengumpulkan dana yang cukup besar dan berhubungan langsung dengan perusahaan-perusahaan besar.

Di samping kegiatan ke-OSIS-an yang saya jalani, kegiatan wajib sekolah yang juga tidak terlupakan adalah studi lapangan ke Jogjakarta selama 3 hari. Kali pertama saya pergi dengan menggunakan pesawat tanpa keluarga yang mendampingi. Waktu yang sangat menyenangkan dilewati bersama teman seangkatan, sungguh sangat tidak terlupakan.

Pengalaman yang sangat berarti saya lewati selama 2 tahun saya di SMA Labschool Kebayoran. Dari pertama saya baru masuk dan menginginkan jabatan sebagai pengurus OSIS, hingga saya kelelahan dengan tugas Sekretaris saya di OSIS, dan akhirnya saya harus menurunkan jabatan saya ke adik kelas angkatan 10. Semoga di kelas XII nanti saya mengalami pengalaman yang lebih menyenangkan, dan melengkapi kenangan tak terlupakan saya di masa SMA.

No comments:

Post a Comment