Awalnya
Hari di mana saya
pertama kali menjadi murid SMA rasanya mungkin tidak akan pernah lupa. Saat SMP
saya bersekolah di SMP Pembangunan Jaya, sebuah SMP swasta yang tidak begitu
jauh dari rumah. Sejak SD pun tidak pernah masuk ke sekolah negeri, hingga lulus
SMP dan akan melanjutkan ke SMA saya juga tidak tertarik untuk masuk ke sekolah
menengah atas negeri. Maka dari itu, saat akan memilih SMA saya menjadi sedikit
bingung karena tidak terlalu banyak pilihan SMA swasta yang dinilai bagus dan
prestisius. Apalagi saya memang tidak tertarik untuk mendaftar ke SMA
Pembangunan Jaya karena ingin mencari suasana yang berbeda. Sampai akhirnya
seorang sahabat mengajak untuk mendaftar ke SMA Labschool Kebayoran
bersama-sama. Ia bilang bahwa SMA Labsky mempunyai banyak kegiatan yang
menyenangkan dan seru, saya yang memang ingin berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan saat SMA langsung tertarik mendengarnya. Akhirnya kami memutuskan
untuk mendaftar ke sekolah tersebut. Saat hari tes datang, saya merasa tidak
yakin. Bagaimana tidak? Saya tidak melakukan persiapan yang berarti sama
sekali. Hanya bermodalkan pengetahuan dan ingatan bekas UAN kemarin dan mengisi
satu contoh paket soal tes masuk labsky tahun lalu. Tes psikotest pun jangan
ditanya, tidak ada pengharapan kalau nantinya hasil psikotest saya akan
membantu dalam pertimbangan masuk atau tidak masuk. Namun, entah apa yang
terjadi, saat hari diumumkannya hasil penerimaan murid baru, nomor tes saya
tertera di daftar murid-murid yang diterima untuk masuk pada tahun ajaran baru
2009/2010. Terus terang saya cukup senang dan sangat bersyukur. Sayangnya,
sahabat yang mendaftar bersama saya tidak di terima di SMA Labsky.
Tahun ke-1
Tahun pertama di Labsky
tentu menyenangkan, karena tahun-tahun pertama sebagai murid baru selalu menjadi
favorit saya. Kegiatan orientasi atau masa MOS di Labsky sebenarnya tidak
sesulit itu, saya hanya dituntut untuk selalu fit secara mental dan fisik. Saat
itulah saya menyadari, perbedaan tingkatan SMP dan SMA. Kakak-kakak Saptraka
yang membimbing saya selama masa orientasi terlihat begitu dewasa dan
berwibawa. Selama setahun sebagai bagian dari kelas XC saya beradaptasi dan
mencoba mengenal lingkungan sekolah baru. Kelas XC cukup menyenangkan. Saya
mendapatkan banyak teman yang nantinya akan terus akrab sampai kelas 12. Kelas
X merupakan tahun tersibuk selama berada di Labsky. Kami, murid-murid kelas X,
diharuskan mengikuti aktivitas-aktivitas wajib seperti, Pesantren, TO dan
Bintama. Diselingi semua itu, kami juga harus menjaga nilai agar bisa masuk ke
penjurusan yang diinginkan. TO memberikan banyak kenangan. Di Pra-TO, angkatan
saya yang bernama Nawa Drastha Sandyadira dibentuk. Sebuah kebanggaan
tersendiri tentunya. Keunikan dari SMA Labsky sangat tercermin dari kegiatan TO
ini. Saat Pra-TO kekompakan angkatan kami pun diuji, suka dan duka dilewati
bersama. Kegiatan TO sendiri lebih santai dibandingkan dengan Pra-TO. Hidup di
desa cukup menyenangkan dan ternyata tidak sesulit itu. Membantu pemilik rumah
bekerja dan memasak dapat menambah pengalaman. Pesantren dilaksanakan pada saat
bulan Ramadhan. Di kelas X ini, saya mengikuti banyak kegiatan seperti
Skyblitz, Paskibra, dan Rohis. Paskibra pada masa-masa kelas 1 SMA sangat sibuk
dan melelahkan. Saya dan teman-teman lainnya selalu berlatih untuk penampilan
kami di SkyBattle dan SkyNation. Namun seperti yang tadi saya bilang, walaupun
melelahkan kegiatan-kegiatan tersebut menimbulkan kebanggaan tersendiri untuk
saya. Bintama, sebuah kegiatan di mana angkatan saya lagi-lagi diuji secara
mental dan fisik. Kami dibina selama seminggu bersama tim elit kopassus di
serang. Tanpa terasa Bintama mengakhiri perjalanan saya sebagai murid kelas 1
SMA. Sedih memang, tapi masa-masa kelas 11 yang santai sudah menanti. Akhir
tahun memang selalu pahit, tidak hanya saya harus berpisah dengan teman-teman
sekelas, kakak-kakak senior pun akan lulus dan meninggalkan sekolah.
Tahun ke-2
Pada hari pertama saya
sebagai murid XI IPA SMA Labschool Kebayoran hal yang pertama kali dirasakan
adalah “Wow, kenapa waktu berjalan begitu cepat?”. Ya, tanpa terasa saya telah
mengakhiri pendidikan saya di tahun pertama dan melanjutkannya ke tahun kedua.
Sesuai dengan harapan orangtua saya melanjutkan ke penjurusan IPA. Bagi saya,
kelas XI adalah puncak hidup kehidupan SMA. Pada tahun ini teman-teman saya
banyak yang berpartisipasi dalam kegiatan organisasi seperti OSIS dan MPK. Di
pertengahan tahun saya agak menyesal karena saat kelas X tidak ikut mendaftar
menjadi OSIS. Namun, saya cepat menyadari bahwa akan lebih banyak waktu yang
bisa saya genggam dan manfaatkan untuk hal menarik lainnya. Benar saja,
walaupun tidak tergabung dalam OSIS ataupun MPK saya masih bisa menjadi panitia
dalam beberapa kegiatan yang diadakan sekolah. Sangat menyenangkan tentunya
karena saya bisa memupuk pengalaman berpartisipasi dalam mengorganisir suatu
acara. Ada begitu banyak kegiatan yang diorganisir angkatan, beberapa
diantaranya: SkyBattle, JIG, SkyNation, SkyFest, SkyMedic, HOTT, SkyAvenue,
dsb. Sedikit cerita tentang kelas saya, XI IPA 2, kelas yang sangat saya
sayangi dan banggakan. Kelas berkumpulnya orang-orang berbakat dan penuh
kekompakan. Berkat IPA 2 saya bisa lebih menikmati hari-hari sekolah di Labsky.
Karena disibukkan oleh berbagai macam acara dan pelajaran, tanpa terasa tahun
kedua di Labsky pun telah mencapai akhir. Saya akan naik ke kelas 12! Semangat
tentunya tapi juga sedih karena akan berpisah dengan XI IPA 2.
Tahun ke-3
Di kelas XII,
bulan-bulan pertama angkatan saya disibukkan oleh kegiatan akbar SkyAvenue,
sebuah pensi yang diadakan oleh siswa SMA Labschool Kebayoran tiap tahunnya.
Saya ikut berpartisipasi sebagai panitia koor kebersihan. Sebuah tantangan
karena ini pertama kalinya saya ditunjuk menjadi seorang koor. Memang perannya
tidak besar namun tetap saja memiliki tanggung jawab yang harus dipikul.
Alhamdulillah, SkyAvenue sukses dan dapat berjalan lancar. Setelah semua
kegiatan selesai, saya sebagai murid kelas XII di kelas IPA 2 hanya bisa fokus
belajar sebagai persiapan UAN. Apakah SNMPTN juga? Sayangnya tidak, karena
lagi-lagi, saya tidak tertarik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri.
Memang agak aneh dan sepertinya saya sedikit mengecewakan orang tua. Namun, apa
yang bisa dilakukan saya memang tidak tertarik sama sekali. Selain disibukkan
oleh persiapan UAN, saya juga disibukkan oleh persiapan ujian karya tulis. Agak
berat, karena ini pertama kalinya bagi saya untuk membuat sebuah karya tulis
seorang diri. Maka, saya memutuskan untuk memilih topic yang menarik dan
menyenangkan untuk saya kerjakan, yaitu TIK. Yah, sepertinya cukup itu saja,
sekarang saya dan angkatan akan bersiap-siap memasuki semester 2 sebagai murid
kelas XII. Sedih? Pastinya! Saya tidak bisa berhenti memikirkan bahwa kehidupan
saya sebagai murid SMA, bahkan sebagai seorang murid itu sendiri hanya tinggal
tersisa 3-4 bulan ke depan. Setelah itu saya tidak akan lagi belajar pelajaran
yang membosankan, memakai seragam, mengikuti jadwal pelajaran seharian penuh,
dibagi-bagi dalam kelas, dan segala macam hal lain yang berhubungan dengan
kehidupan saya sebagai murid selama 12 tahun. Semoga saya bisa menghabiskan
bulan-bulan terakhir kehidupan saya sebagai murid sekolah dengan damai,
menyenangkan, dan tanpa masalah yang berarti. Dan semoga angkatan 9, Nawastra
semuanya bisa lulus 100%~~
Thanks~
Terima kasih teman-teman
Nawastra, khususnya sahabat-sahabat saya yang tetap ada untuk mendukung di masa
sulit dan tetap ada saat saya membutuhkan. Tentunya terima kasih juga untuk XI
IPA 2 yang telah memberikan begitu banyak memori dan momen untuk dikenang
sebagai kelas terbaik sepanjang masa. Terakhir, terima kasih untuk Anda yang
telah bersusah payah membaca karangan yang abstrak ini hingga akhir~! Sekian
dari saya.
Cheers, Ayesh <3