Showing posts with label M. Eldwin Islamey. Show all posts
Showing posts with label M. Eldwin Islamey. Show all posts

Tuesday, 20 December 2011

ringkasan materi bahasa indonesia kelas XI


Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat dan padat tetapi dapat menyampaikan pesan secara tepat dan dapat dipahami secara tepat Kalimat efektif menuntut adanya beberapa ketepatan, di antaranya ketepatan pilihan kata, bentuk kata, pola kalimat, dan makna kalimat. Ketidakefektifan kalimat dalam surat biasanya disebabkan oleh:
1. Salah nalar
Coba Anda perhatikan contoh di bawah ini.
(a) Pada hari ini saya datang terlambat karena jalannya macet
(b) Saya mohon maaf tidak bisa mengikuti arisan karena tidak ada waktu.
Kalimat di atas merupakan bagian surat yang sering kita lihat pada surat pemberitahuan. Jika dilihat selintas memang kalimat di atas tampak efektif karena mudah kita pahami. Akan tetapi, kalimat tersebut sebenarnya tidak efektif karena salah nalar. Pada kalimat (a) terdapat frasa jalannya macet. Di dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI, 1994: 611) kata macet berarti terhenti atau tidak lancar. Kataterhenti atau frasa
tidak lancar hanya boleh mengikuti kata yang bermakna ’gerak.’ Sedangkan kata jalan tidak mengandung makna ’gerak. Oleh karena itu, frasa jalanya macet mengalamai salah nalar, karena kata jalan pada konteks kalimat tersebut memang tidak pernah bergerak.
Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada kalimat (b). Tuhan telah memberikan waktu kepada kita 24 jam dalam satu hari dan satu malam. Jadi kalau ia tidak bisa arisan karena tidak ada waktu, berarti terjadi salah nalar. Kemungkinan yang tidak ada adalah kesempatan, karena setiap orang memiliki kesempatan yang berbeda-beda.
Dua kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
(a) Pada hari ini saya datang terlambat karena lala lintas macet
(b) Saya mohon maaf tidak bisa mengikuti arisan karena tidak ada kesempatan untuk datang.
Masih banyak contoh kalimat lain yang salah nalar, misalnya:
(a) Mobil Pak Sanusi mau dijual.
(b) Waktu dan tempat kami persilakan kepada Bapak Rustamaji.
(c) Bola berhasil masuk ke gawang lawan.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
(a) Mobil Pak Sanusi akan dijual.
(b) Bapak Rustamji kami persilakan.
(c) Ronaldo berhasil memasukkan bola ke gawang lawan.
2. Penggunaan kata depan yang berlebihan dan tidak tepat
Penggunaan kata depan yang berlebihan di dalam kalimat surat juga menjadikan kalimat tidak efektif. Coba Anda perhatikan contoh berikut ini.
(a) Perusakan kami maju pesat berkat perkembangan daripada teknologi informasi.
(b) Kepada yang berminat membeli printer merek epson dapat menghubungi perusahaan kami.
(c) Jika belum jelas, Anda dapat meminta penjelasan lebih lanjut ke saya.
Penggunaan kata depan daripada pada kalimat (a) sangat berlebihan dan tidak tepat. Kata depandaripada berfungsi untuk membandingkan antara dua kata benda atau frasa benda. Padahal kata depan daripada pada kalimat (a) tidak berfungsi untuk membandingkan.
Jadi, kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut:
(a) Perusakan kami maju pesat berkat perkembangan teknologi informasi.
(b) Yang berminat membeli printer merek epson dapat menghubungi perusahaan kami.
(c) Jika belum jelas, Anda dapat meminta penjelasan lebih lanjut kepada saya.
Contoh penggunaan kata depan daripada yang tepat adalah:
Ø Hidup di desa lebih tenang daripada hidup di kota.
Ø Tunjangan kesejahteraan guru DKI Jakarta lebih baik daripada tunjangan kesejahteraan guru daridaerah lain.
Ø Daripada menjadi gelandangan di DKI Jakarta lebih baik kita mengikuti transmigrasi ke Kalimantan.
Penggunaan kata depan kepada pada kalimat (b) juga berlebihan dan tidak tepat. Penggunaan kata depan kepada yang benar adalah untuk menyatakan ’tempat yang dituju’ dan ditempatkan di muka objek dalam kalimat yang predikatnya mengandung pengertian ’tertuju terhadap sesuatu.’
Contoh:
(a) Persoalan itu harus dilaporkan kepada kepala sekolah.
(b) Saya akan meminta bantuan kepada LBH yang ada di PGRI.
(c) Marilah kita kembali kepada UUD 1945.
Penggunaan kata depan ke pada kalimat (c) tidak tepat, karena kata depan ke tidak dapat digunakan di depan:
(a) kata ganti (saya, kamu, dan dia),
(b) kata nama diri (Sanusi, Gunawan),
(c) kata nama jabatan (lurah, camat, dan gubernur),
(d) Kata nama kekerabatan ( adik, saudara, dan ibu).
Kata depan ke berfungsi untuk menyatakan ’tempat tujuan’ dan digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat. Untuk menyatakan ’tempat yang dituju’ penggunaan kata depan ke akan lebih cermat apabila diikuti dengan kata yang menunjukkan bagian dari tempat yang dimaksud. Contoh penggunaan kata depan ke yang tepat.
(a) Ayah pergi ke Makasar.
(b) Saya melihat ke tengah danau.
(c) Perampok itu berlari ke samping mobil kami.
3. Pleonasme (berlebihan/mubazir)
Penggunaan kata yang pleonastis (berlebihan) dapat mempengaruhi efektivitas kalimat. Coba perhatikan contoh berikut ini.
(a) Produk-produk kami dijamin memuaskan para Bapak-bapak dan Ibu-ibu.
(b) Harga yang Bapak tawarkan kepada kami sangat murah sekali.
(c) Banyak orang-orang yang telah tertarik terhadap produk perusahaan kami.
Kata depan para pada kalimat (a) sangat berlebihan (mubazir). Kata depan para bermakna ’jamak.’ Oleh karena itu, penggunaan kata depan para jangan diikuti lagi dengan kata yang bermakna jamak, misalnya bapak-bapakIbu-ibu, hadirin, dan sebagainya. Hal yang senada juga terjadi pada kalimat (c). Kata banyakseyogyanya tidak diikuti kata jamak (orang-orang).
Penggunaan kata sangat murah sekali pada kalimat (b) juga pleonastis (berlebihan). Kata sangat sama atau mirip artinya dengan kata sekali. Oleh karena itu, pergunakan salah satu saja, yakni sangat murah atau murah sekali.
Jadi, perbaikan kalimat di atas adalah:
(a) Produk-produk kami dijamin memuaskan para Bapak dan Ibu.
(d) Harga yang Bapak tawarkan kepada kami sangat murah.
(e) Banyak orang yang telah tertarik terhadap produk perusahaan kami
B. Pemilihan kata yang tepat (diksi)
Pilihan kata atau diksi dalam bahasa surat hendaknya tepat agar tidak menimbulkan konotasi yang lain. Konotasi adalah makna tambahan yang muncul dari kata tersebut. Makna konotasi muncul akibat penafsiran,perasaan, dan budaya setiap orang. Konotasi ini akan ditanggapi secara berbeda-beda, bergantung dari situasi pembacanya. Coba Anda perhatikan contoh berikut ini.
(a) Kami berharap, Bapak dapat bergabung di perusahaan kami.
(b) Saya berharap, Saudara dapat bergabung di perusahaan saya.
Kata kami pada kalimat (a) sebenarnya sama dengan kata saya pada kalimat (b), yakni prulalis majestatis.Penggunaan kata kami terasa lebih santun karena tidak menonjolkan diri dibandingkan dengan kata saya. Begitu pula, penggunaaan kata Bapak terasa lebih terhormat dibandingkan dengan kata Saudara.
Contoh lain adalah:
(a) Seorang supervisor harus memperhatikan anggota timnya.
(b) Seorang mandor harus memperhatikan bawahannya.
Kata supervisor dan mandor pada kalimat di atas pada dasarnya memiliki makna yang sama, pengawas atau pengontrol utama. Akan tetapi, kata supervisor terasa lebih terhormat daripada kata mandor. Begitu pula, frasaanggota tim memiliki konotasi lebih baik daripada kata bawahan.
Contoh lainnya adalah:
Perusahaan kami menerima tenaga kerja wanita dengan syarat tinggi badan minimal 165 cm, berleher jenjang, dan bertubuh langsing.
Frasa berleher jenjang dan bertubuh langsing pada kalimat di atas memiliki konotasi yang baik, jika dibandingkan dengan frasa berleher panjang dan tubuhnya kurus. Oleh karena itu, pemilihan kata atau frasa di dalam bahasa surat harus benar-benar diperhatikan
C. Penggunaan kata baku
Kata-kata yang digunakan di dalam surat hendakanya kata yang baku. Kata yang baku adalah kata yang sesuai dengan standar Kamus Besar bahasa Indonesia. Apabila ternyata kita terpaksa harus menggunakan kata asing karena belum ada padannya dalam bahasa Indonesia, maka kata tersebut harus dicetak miring atau digaribawahi. Berikut ini adalah beberapa contoh kata baku dan tidak baku.
B a k u
Tidak baku
akta
alpa (tidak hadir)
alternatif
analisis
apotek
banker
beasiswa
biaya
CV
cenderamata
efektif
ekspor
faksimile
faktur
fotokopi
ijazah
izin
jadwal
kabar
kualitas
legalisasi
manajemen
miliar
nomor
November
persen
PT
rezeki
risiko
teladan
utang
vital
akte
alfa (tidak hadir)
alternatip
analisa
apotik
bangker
biasiswa
beaya
C.V.
cinderamata
epektif
eksport
faximile
paktur
photokopi
ijasah
ijin
jadual
khabar
kuwalitas
legalisir
management
milyar
nomer
Nopember
prosen
P.T.
rejeki
resiko
tauladan
hutang
fital
D. Penggunaan Ejan yang tepat
Penulis surat yang cermat pasti memperhatikan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Begitu pula sebaliknya, penulis surat yang tidak cermat biasanya lebih memetingkan isi daripada bahasa. Dalam penulisan surat, baik isi maupun bahasa harus benar-benar kita perhatikan. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat dalam surat yang kurang memperhatikan kaidah ejaan.
1. Semoga anda dapat bergabung dengan perusahaan kami.
2. Setiap hari sabtu perusahaan kami libur.
3. Surat penawaran ini berasal dari P.T. Genta Buana Perkasa.
4. Surat ini harus ditanda tangani oleh direktur perusahaan.
5. Silakan hubungi sub-bagian tata usaha.
6. Harga gula yang kami tawarkan sebesar Rp. 8.000,- per kg.
7. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
8. Jadwal wawancara dirubah menjadi tanggal 2 s/d 5 Maret 2006.
9. Direktur perusahaan kita yang baru adalah seorang sarjana hukum, yakni Dr. Tony SH.
10. Pihak ke-I bertindak sebagai penjual dan pihak ke-II sebagai pembeli.
Marilah kita cermati penggunaan ejaan yang salah dalam penulisan kalimat surat di atas.
Penulisan kata anda pada kalimat (1) tidak sesuai EYD. Kata anda sebagai bentuk sapaan harus diawali dengan huruf kapital, yakni Anda. Kata sapaan lain adalah Bapak, Ibu, Saudara, dan sebagainya.
Pada kalimat (2) terdapat nama hari yang penulisannya tidak tepat karena diawali dengan huruf kecil. Menurut ketentuan EYD, semua nama hari, nama bulan, dan nama tahun harus diawali dengan huruf kapital. Sebagai contoh:
Nama hari : Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Nama bulan : Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.
Nama tahun : Masehi, Kabisat, Saka, dan Hijriah.
Pada kalimat (3) terdapat penulisan singkatan huruf awal kata yang menggunakan tanda titik. Di dalam EYD disebutkan bahwa singkatan yang terdiri atas huruf awal kata, suku kata atau gabungan keduanya yang terdapat dalam akronim tidak perlu menggunakan tanda titik. Jadi, penulisan singkatan PT tidak perlu menggunakan tanda titik, seperti singkatan CV, SMA, MPR, ABRI, dan sebagainya.
Penulisan kata ’ditanda tangani’ pada kalimat (4) seharusnya dirangkaikan, yakni ditandatangani. Hal tersebut karena gabungan kata itu mendapat awalan dan akhiran sekaligus. Sedangkan pada kalimat (5) terdapat kata ’sub-bagian’ seharusnya subbagianBentuk sub-, semi, non-, dan in- sebagai awalan dari bahasa asing harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: semifinal, nonformal, dan informal.
Penulisan singkatan rupiah pada kalimat (6) tidak perlu menggunakan tanda titik. Begitu pula penggunakan tanda koma dan setrip di akhir angka tidak sesuai ketentuan EYD. Contoh penulisan yang tepat adalah Rp 8.000,00 per kg.
Kalimat (7) merupakan kalimat penutup surat yang tidak tepat. Kata ganti ”–nya” pada kata perhatiannya tidak jelas. Oleh karena itu, kata ganti-”nya” harus diganti dengan kata nama diri, menjadi: Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Pada kalimat (8) terdapat penulisan kata dan singkatan yang tidak sesuai EYD, yakni kata dirubah dan s/d.Kata dirubah sebenarnya berasal dari kata dasar ubah, bukan rubah. Oleh karena itu, imbuhan di- + ubahmenjadi diubah. Adapun singkatan sampai dengan yang benar adalah s.d. bukan s/d.
Penulisan gelar sarjana hukum (kalimat (9) adalah S.H. Gelar sarjana hukum ditempatkan di bagian belakang nama. Penulisan gelar di belakang nama menurut EYD harus diawali dengan tanda koma. Contoh:
(a) Dr. Tony, S.H.
(b) Sri Mulyani, S.Pd.
(c) Sugiman, B.Sc.
Penulisan ke-I dan ke-II pada kalimat (10) tidak tepat. Penulisan ke- harus diikuti denggan angka Arab. Apabila ingin menggunakan angka Romawi maka bentuk ke- tidak perlu dimunculkan. Misalnya:
(a) Pihak ke-1 dan pihak ke-2.
(b) Pihak I dan pihak II.

Thursday, 24 November 2011

DUA TAHUN SAYA DI LABSKY

Masa sma mungkin buat sebagian orang adalah masa-masa yang paling indah dimana disana kita akan mengalami masa puber masa mencari jatidiri yg akan menentukan kita untuk ke langkah hidup selanjutnya. Kebetulan sekarang saya masih menjalaninya alhamdullilah apa yang saya targetkan telah tercapai yaitu bisa bersekolah di sma Labschool Kebayoran dan mendapat jurusan ipa. Jurusan ipa tersendiri menurut beberapa orang merupakan jurusan yang sangat prestisius karna tidak semua orang bisa masuk kesana. ibu saya selalu berkata untuk memberikan ketotalan saat belajar agar bisa masuk ipa. Kata-kata yang saya selalu ingat dari beliau adalah ‘’we cannot back and start a new beginning but we can start today and make a new ending’’ kata-kata yang syarat akan makna bagi saya. Lagi-lagi cara saya bersosialisasi pun diuji dari smp saya terdahulu hanya 2 orang saja yg masuk labsky. Otomatis saya harus menyesuaikan diri saya dan lingkungan dengan cepat agar bisa mempunyai teman banyak di sma ini. Dan alhasil memuaskan alhamdullilah sampai sekarang saya mempunyai banyak sahabat yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu. Saya banyak menghabiskan waktu saya untuk mereka untuk yang wanita mau pun pria. lalu rasa ketertarikan pun muncul terhadap lawan jenis. Ibu saya pun menganjurkan saya untuk berpacaran agar memberikan saya motivasi. saya pun mulai mendekati wanita idaman saya yang sekarang menjadi junior saya di sma ini. Saya mempunyai prinsip bahwa agar bisab diterima di lingkungan baru kita juga harus belajar untuk menrima mereka terlebih dahulu. Untuk menyusaikan itu tidak mudah kara mayoritas anak-anak labsky adalah mereka yang dahulu sekolah di smp labsky. Tapi sejauh ini saya berhasil karna saya merupakan pendatang baru tetapi sudah mempunyai banyak teman melebihi anak yang nasibnya sama dengan saya. saya pun menjalani hari-hari saya dengan sangat ceria. Terlalu panjang cerita dan pengalaman yang saya sudah alami di labsky ini dari mulai bandung trip, trip observasi, bintama, jogja trip hingga skybattle yang sukses yang semuanya kita kerjakan satu angkatan yaitu angkatan 9 yang saya sangat banggakan NAWASTRA. Nawastra sendiri lahir karena adanya ketua angkatan. ketua angkatan sendiri tidak dipilih secara demokrasi. yang saya sesali ialah labschool selalu menekankan demokrasi. tapi bagaimana kita bisa memilih seorang pemimpin yang baru kita kenal selama 3 bulan apakah mungkin? sangat imposible karena kita blm mengenal pribadi satu sama lain. tapi apa mau dikata semua sudah terjadi. ketua angkatan pun sudah terpilih yang bisa kita lakukan hanya memperbaiki segala hal yang sudah ada untuk menjadi lebih baik. Labschool merupakan suatu sekolah yang istimewa klo dibilang kualitas pelajaranya tidak jg tp yang menjadi istimewa ialah pendidikan budi pekerti yang sangat baik dimana tidak ada sekoah yang bisa menandingi pendidikan budi pekerti di labschool.  kebersamaan adalah segalanya. dimana kita diseragamkan dengan kebotakan. dmn kekuatan verbal lebih kuat dari tangan dan dmn seri adalah keseharian. sekolah yang menanamkan jiwa nasionalis dan sosialis yg sangat baik. sejauh ini labschool kebayoran telah melahirkan banyak calon pemimpin masa depan. betapa bangganya bisa bersekolah di sekolah yg mempunyai kualitas sangat baik. dua tahun saya dilabschool tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. terlalu banyak pengalaman yang tidak bisa dijelaskan satu per satu terlalu banyak kenangan yg tak terlupakan semuanya tersimpan dalam suatu memori dengan nama yang kuat dan kokoh yaitu NAWASTRA,......

ME AND COLLECTIONS museum, SYMBOLS GREATNESS DA VINCI

foto saya di dpn pintu masuk museum louvre
             Mona Lisa, or La Gioconda (La Joconde), is an oil painting on poplar wood made by Leonardo da Vinci in the 16th century. This painting is often regarded as one of the most famous paintings in the world and few other works of art that became the center of attention, studies, mythology, and parody. This painting is owned by the French government and exhibited at the Musée du Louvre in Paris.Half body painting painting depicts a woman whose gaze towards the visitor with an expression that is often described as enigmatic or mysterious.The name or title of the Mona Lisa from the Giorgio Vasari biography of Leonardo da Vinci, published 31 years after he died. In this book mentioned that the woman in this painting is Lisa Gherardini, the wife of a wealthy Florentine businessman named Francesco del Giocondo. Mona in Italian is the abbreviation for the madonna which means "mistress". So the title means is Mrs. Lisa painting. In the Italian title of the painting is usually written as Monna Lisa (with double n).Then La Gioconda is the feminine form of Giocondo. Giocondo word in Italian means "carefree" and La Gioconda means "cheerful woman". Thanks to Mona Lisa's enigmatic smile is, this phrase has a double meaning. Similarly, the translation in French: La Joconde.Legendary artist and scientist Leonardo da Vinci brought the puzzle until the grave. Many questions arise. From, how he died? Is the 'Mona Lisa' is a disguised self-portrait? Until what sex 'Mona Lisa' really is?           A group of Italian scientists believe that the key to solving this puzzle lies in the rest of the body of Leonardo. They requested permission from French authorities to dig the grave of Leonardo to take the carbon body and perform DNA tests. If the frame of his body intact, the scientists get to the heart of a question that makes the scientists and the public spellbound for centuries: the identity of 'Mona Lisa'.A group of 100 experts involved in this project, called the National Committee of History of Art and Heritage, formed in 2003. They formed for the purpose: "Solving the puzzle of the past," said Silvano Vinceti, the leader of the group who has written books on art and literature of this.The debate concerning the world's most famous painting 'Mona Lisa' hanging in the Louvre Museum in Paris never subsided. This painting was visited by 8.5 million visitors last year. Mystery on the subject of the painting was sticking out over the centuries, with speculation ranging from flowers to the wife of a merchant to Leonardo's own mother.
However, that the "Mona Lisa" is a disguised self-portrait of Leonardo is a possibility that has been drawn by the scientists. Several other theories claim, some people argue that Leonardo had a taste to make a puzzle that might make it hide behind a smile of self-identity is confusing. Another is being speculated that, given Leonardo's homosexuality, then the hidden characters in the painting both men and women.

Their research describes a variety of ultra-thin layers of glaze and pigments used to achieve a smooth transition from light to dark. The work is reported in the journal Angewandte Chemie.This is said to provide new information on the technique known as "Sfumato" a Da Vinci and other Renaissance painters used to produce subtle gradations in nature and color on canvas."The most impressive thing that you will recognize in front of this painting is that you can not see the brush strokes and fingerprints," said the researcher, Dr. Laurence de Viguerie.As conveyed to the BBC News, that the painting seems to look good, integrated. That is why the painting might not be analyzed because it does not provide easy instructions.Previous research has established some key aspects of Sfumato, but Philippe Walter's group has provided additional insight into how the Da Vinci achieve this effect.The team used X-ray spektometri flourescence (XRF) to determine the composition and thickness of each layer is painted. XRF is a non-destructive techniques without requiring samples taken from the canvas.Nine face, including the Mona Lisa dievalusai of seven paintings by Da Vinci in the 40-year career.Scientists were able to distinguish in detail the recipe used by the maestro was to create a shadow on the face. These recipes were characterized by techniques that use layers of very thin glaze or paint and pigments as well as some natural additives.This is explained through analysis of Da Vinci that is able to apply the glaze with thick layers of only a few micrometers (thousandths of a millimeter).The research was conducted in the Louvre, in Paris, where the Mona Lisa is stored.Other paintings are included in this study, among others, Virgin of the Rocks, Saint John the Baptist, Annunciation, Bacchus, Belle Ferronniere, Saint Anne, The Virgin and Child.Bacchus is considered the work of Da Vinci's studio, so it may not be made by the Maestro. Philippe Laurence Walterand Viguerie is a combination of the Laboratory Centre for Research and Restoration of Museums of France. This review monalisa painting mystery besides the above information. The famous painting Mona Lisa has always attracted attention. Although the painting was made centuries ago, but people still want to dig deeper into the portrait paintings depicting the woman smile. You also wonder who the real woman who's smiling? Researchers in Germany recently felt confident that they know who the model painting "Mona Lisa" the truth. Painting Mona Lisa, a painting by Leonardo Da Vinci's famous.Lisa expected to be a model in the painting was Lisa Gherardini, who is the wife of Francesco del Giocondo, who works as a wealthy merchant from Florence, Italy.But experts argue that the history of art is painting her smile could be a painting of Da Vinci's lover, the mother of Da Vinci, or even himself.Currently, researchers from Heidelberg University library in Germany convinced that the date is written in the middle of October 1503 that reads books written by the owner, explained that once and for Lisa del Giocondo was the actual model of the famous painting by Leonardo Da Vinci was.One expert said that all the doubts about the actual model of the Mona Lisa have been eliminated based on the discovery made by Dr.Armin Schlechter.Writings that are believed to be written by Agostino Vespucci thought, who is a lover of art, contained in a collection of writings of Cicero, who was a Roman orator.Opinions were also incorporates Leonardo Da Vinci with a Greek artist named Apelles, and he painted 3 times a day, and one of his paintings is a portrait of Lisa del Giocondo.An expert on the art of linking the painting to this time, that the Heidelberg discovery is a new breakthrough and gives new meaning about the relationship merchant Francesco del Giocondo's wife with a portrait painting.Experts from Leipzig University art historian Frank Zoellner told German radio broadcasts, that there is no longer a doubt about the woman in the painting of Leonardo Da Vinci. In other words, he was convinced that the wife of Francesco del Giocondo was the actual model of the Mona Lisa.According to one source, Heidelberg actually been researching this since two years ago in the library by Schlechter. Although the invention has been printed in a public library catalog, but the findings have not been published and has received little warning until a German broadcaster finally agreed to make a recording at the library.Painting, on display in the Louvre Museum in Paris, also known as "La Gioconda", which means a woman who delighted in Italy, and the name is also expected to be the name of the woman's family after marriage with her husband. other than that there are many more mysteries about who monalisa painting untouched by researchers who are studying more about the origins of monalisa painting. I post this purpose as well as historical duty jg like to explain about the past greatness of the painter''who can make a very remarkable work.