Friday 9 September 2011

Dari Labsky Untuk Indonesia: Rangkuman Materi Sejarah IPA Kelas 12 Semester 2

BAB 3 DUNIA PADA AKHIR PERANG DUNIA II

NASIONALISME DAN DEKOLONISASI DI ASIA AFRIKA
1.       Nasionalisme di Jepang
-          Muncul setelah kedatangan bangsa barat ke Jepang (pelopor: Komodor Matthew Calbraith Perry)
-          Penandatanganan perjanjian Shimoda oleh Shogun Yoshinabu Tokugawa (1854) berisi : pelabuhan-pelabuhan Shimoda dan Hakodate dibuka untuk perdagangan bangsa asing.
-          Garis besar restorasi Jepang pada masa pemerintahan Kaisar Meiji:
-    Tahap awal
a. 3 Januari 1868 : Kaisar Meiji mengumumkan dihapuskannya sistem pemerintahan bakufu.
b. Dibentuknya Gen-fo-in (badan konstituante), yang bertugas menyusun undang-undang dan mengurus kehakiman
c. Memindahkan ibu kota negara dari Kyoto ke Tokyo
d.  Diciptakan bendera kebangsaan Hinomaru
e.  Syintoisme dijadikan agama negara
f.   Diciptakan lagu kebangsaan Kimigayo
g.  Semangat Busyido menjadi cita-cita umum rakyat Jepang
h.  6 April 1868 : Kaisar Meiji mengumumkan proklamasi yang akan membentuk parlemen sebagai wakil rakyat.
i.    Tentara-tentara pribadi milik kaum bangsawan dibubarkan dan dibentuk tentara nasional Jepang.
-    Tahap Lanjutan
a. Bidang politik / pemerintahan : penghapusan sistem feodalisme dan membentuk pemerintahan yang bersifat desentralisasi.
b. Bidang sosial : menghapus sistem hukum yang berdasarkan pelapisan sosial dan menegakkan persamaan derajat
c.     Bidang militer : dibentuknya Gunbatsu (Departemen Pertahanan) yang bertanggung jawab kepada kaisar.
d. Bidang pendidikan : Tahun 1871 dibentuk Departemen Pengajaran Dikeluarkannya Undang-undang wajib belajar, bagi setiap anak yang berusia 6-14 tahun. Didirikan sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh negeri jepang.
e. Bidang Ekonomi dan industri : Dikeluarkan peraturan untuk membangun infrastruktur Jepang.

2.    Nasionalisme di Cina
-      Dampak dari kekalahan pada perang candu, Cina harus menandatangani perjanjian Nanking yang berisi:
        a.Cina harus menyerahkan Hongkong ke Inggris
b.Cina harus membayar kerugian kepada pedagang Inggris yang barang dagangan (candu) telah dibakar
c.Pelabuhan Kanton dan beberapa pelabuhan lainnya dibuka untuk perdagangan dengan Inggris
-      Tahun 1900 terjadi pemberontakan Boxer yang dipimpin oleh Ratu Tshe -Shi.
-      Muncul tokoh nasional Cina yaitu Dr. Sun Yat sen.
Dasar perjuangan Sun Yat Sen dikenal dengan San Min Chu-i (tiga asas kerakyatan) yang berisi:
        a. Nasionalisme atau kebangsaan
        b. Demokrasi atau kedaulatan rakyat
        c. Sosialisme atau kesejahteraan sosial
-      Pada tanggal 2 Januari 1912 Sun Yat Sen memproklamasikan berdirinya Republik Cina yang berpusat di Kanton. Presiden pertamanya adalah Yuan Shih Kai (1912-1916).

3.    Nasionalisme di India
-      Tahun 1885, berdiri All Indian National Congress. Salah satu tokoh yang terkenal ialah  Mahatma Gandhi, yang memiliki dasar perjuangan:
a.Ahimsa:  melakukan gerakan perlawanan tanpa menggunakan kekerasan.
b.Hartal: gerakan yang bersifat pasif atau disebut juga mogok kerja
c.Satyagraha: gerakan cinta tanah air dengan tidak bekerja sama dengan penjajah
d.Swadesi: menggunakan barang produksi dalam negeri

-      Terdapat juga gerakan-gerakan nasionalis lainnya, yaitu:
a. Gerakan Sosial Brahma Samaj yang dipimpin oleh raja Ramohan Ray. Tujuan:  menghapus adat tradisi kuno, aturan kasta dan mengajar dasar monotheisme dalam agama Hindu.
b. Gerakan pendidikan Santiniketan yang dipimpin oleh Rabindranath Tagore  (penyair besar bangsa India). Tujuan: menumbuhkan rasa cinta tanah air dan budaya India
c. The Great India Mutiny (Pemberontakan Sipahi), yaitu pemberontakan bersenjata para prajurit EIC yang mendapat dukungan dari rakyat. Dipimpin oleh Bahadur Syah, raja Moghul di India.

4.    Nasionalisme di Filipina
-      Tahun 1898 terjadi pemberontakan Katipunan (rakyat Filipina melawan Spanyol) yang dipimpin oleh Yose Rizal. Nasionalisme Filipina dilanjutkan oleh pemimpin Emilio Aqunaldo yang berhasil mendirikan Liga Pembebasan Filipina dan pada tanggal 12 Juni 1898 memproklamasikan Republik Filipina Merdeka. Untuk menyiapkan kemerdekaan Filipina maka Amerika serikat mengeluarkan Undang-Undang "The Tydings Mc Duffie Act" pada tahun 1934. Sebagai realisasi The Tydings Mc Duffie Act, kemerdekaan Filipina dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1946 dengan presiden pertama Manuel Roxas.

5.    Nasionalisme di Turki
-      Tahun 1919 muncul gerakan Turki Muda yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha, yang bertujuan untuk mengusir kekuatan sekutu dan rezim lama yang lemah. Tanggal 23 Juli 1923 ditandatangani perjanjian Laussane antara Turki dan Sekutu yang berisi:
a. Thracia Timur dikembalikan ke Turki.
b. Turki melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki, yaitu Arab yang menjadi negara merdeka, Libia diambil alih Italia, Mesir, Palestina, Irak dan Siprus diambil alih oleh Inggris, Suriah dan Libanon diambil alih oleh Prancis.
c. The Straits (selat) terbuka untuk semua kapal.
d. Semua hak ekstrateritorial bangsa asing dihapuskan.
e. Tidak ada keharusan bagi Turki untuk mengurangi angkatan perangnya.
f. Turki tidak perlu membayar kerugian perang.
g. Turki harus melindungi minoritas.

-      Mustafa Kemal Pasha berupaya menjadikan Turki republik modern dengan membuat kebijakan-kebijakan:
a. Menyusun undang-undang dasar baru
b. Melaksanakan ekonomi etatisme
c. Melaksanakan rencana pembangunan lima tahun
d. Huruf Arab diganti dengan huruf latin
e. Melaksanakan pemerintahanan sekuler

6.    Nasionalisme di Mesir
-      Tahun 1881 timbul pemberontakan rakyat di Mesir yang dipimpin Arabi Pasya, yang kemudian berkembang dalam bentuk gerakan pembaharuan dalam Islam, yang dikenal dengan Gerakan Salafiah, dipelopori oleh para alim ulama seperti Jamaluddin Al Afghani, Syah Muhammad Abduh, dan lain-lain. Pada Februari 1922 Inggris menyatakan kemerdekaan Mesir.

7.    Nasionalisme di Libya
-      Di Libya, pergerakan nasionalisme dipelopori oleh Raja Idris El-Sanusi (1916). Keberhasilan pergerakan nasionalisme yang dipimpin olehnya tercapai pada tahun 1949. Ia memelopori pendeklarasian Libya sebagai Negara merdeka dengan menetapkan Tripoli sebagai ibukota Negara. Idris El-Sanusi juga berperan dalam memersatukan Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica tahun 1949

8.    Nasionalisme di Myanmar/Birma
-      Kolonial Inggris menjajah Birma sejak 1886-1942. Meningkatnya nasionalisme rakyat Birma dipicu oleh pindahnya pemerintahan kolonial Inggris dari kota Mandalay ke kota Yangoon tahun 1886 yang digunakan sebagai subbagian dari pemerintahan Inggris di India.
-      Salah satu pergerakan nasional di BIrma diantaranya Young Men’s Buddhist Association.
-      Muncul juga gerakan bernama Saya San Rebellion (1930-1932). Salah satu penngeraknya yang terkenal adalah U Aung San. Ia membentuk Burma Independence Army (BIA), yang kemudian berubah menjadi Anti-Fascist People’s Freedom League (AFPFL). Kemerdekaan Birma kemudian da proklamirkan pada 4 Januari 1948. presiden pertamanya adalah Sao Shwe Thaik, dengan perdana mentri Thakin Nu.

EKONOMI DAN POLITIK INDONESIA PASCA PERANG DUNIA II
Kondisi ekonomi-politik internasional yang makin membaik pasca PD II mendorong Indonesia meningkatkan kekuatan internal. Dalam ekonomi, penguatan terdapat pada 3 hal. Pertama, berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1946, didirikan BNI 5 Juli 1946. Kedua, berdasar UU No. 17 tahun 1946, diberlakukan mata uang local ORI. Ketiga, berdasar UU No. 24 tahun 1951, nasionalisasi de Javasche Bank menjadi BI sebagai bank sentral.
Tahun 1950, IBRD bersama AS menggagas konsensus Colombo Plan di Sri Lanka untuk meningkatkan derajat social ekonomi Negara-negara berkembang yang baru saja merdeka. Tahun 1951, Colombo Plan mulai aktif diterapkan. 30 Mei 1958, AS atas nama Colombo Plan memberi bantuan US$ 6.300.000 ke Indonesia untuk membangun jaringan listrik di kota-kota di Indonesia. Sebelumnya, dalam perjanjian Mutual Security Act yang ditandatangani H. Merle Cohran dan Ahmad Subarjo (mentri Luar Negri Indonesia), 5 Januari 1952 AS pernah memberi bantuan US$ 8.000.000 untuk Indonesia.
Ada 2 poin hubungan antara perkembangan ekonomi-politik internasional dan perkembangan di Indonesia. Pertama, AS mulai dominan dalam ekonomi global. Ini termanifestasi melalui IBRD. Kedua, sikap Presiden Sukarno yang anti-barat berimplikasi pada bertentangannya agenda ekonomi internasional yang dicanangkan AS pada Indonesia. Hal ini didasari politik Luar Negeri Indonesia “Bebas-Aktif”, tidak memihak AS / Uni Soviet yang terlibat Perang DIngin. Walpres Moh Hatta menyikapi kondisi demokratisasi yang melanda berbagai Negara pasca PD II dengan mengeluarkan Maklumat X 3 November 1945 tentang pembentukan Partai Politik di Indonesia.
Konferensi Asia di New Delhi 23 Januari 1948 sepakat bahwa blokade Belanda harus ditarik mundur dari Indonesia. Selanjutnya, Resolusi Dewan Keamanan PBB mendasari pembentukan UNCI untuk memfasilitasi perundingan Indonesia-Belanda. Posisi Indonesia di Internasional makin dikukuhkan dengan digelarnya KAA 1955 di Bandung.

BAB 4 DUNIA PADA MASA PERANG DINGIN

Faktor-faktor  penyebab Perang Dingin
AS mengeluarkan Marshal Plan (oleh komandan militer AS George Catlerr Marshall, tahun 1947) supaya Eropa mau menjadi mitra AS menghadapi Uni Soviet. Kebijakan politik luar negeri AS juga tercermin dalam Truman Doctrine (oleh presiden Hary Truman, 12 Maret 1947) yang menyatakan kesediaan AS memberikan bantuan dalam menghadapi komunisme Uni Soviet. AS juga menerapkan politik Containment(oleh diplomat AS George Kennan, tahun 1947) untuk membendung ekspansi komunisme Uni Soviet.
Tahun 1948, sewaktu Berlin(Jerman Timur) berada dalam kekuasaan Uni Soviet, Joseph Stalin mem-blokade ekonomi Jerman Barat. Pada krisis ini, AS membela Jerman Barat dengan menempatkan serdadu AS di Inggris membentuk NATO pada 4 April 1949 untuk menangkal ekspansi Uni Soviet di Eropa. Pembentukan NATO memancing blok Timur mendirikan Pakta Warsawa (dipimpin Uni Soviet, 14 Mei 1955) untuk menangkal dampak dari pembangunan instalasi senjata di Jerman Barat. Pernyataan PM Inggris Winston Chrucil pada Maret 1946 di Fulton(Missouri) menyangkut sikap ekspansif Uni Soviet mendorong dikeluarkannya kebijakan yang melarang komunikasi antara Eropa Barat (demokratis-kapitalis) dan Eropa Timur (komunis).

Perluasan Perang Dingin ke luar Eropa
Pemerintah komunis Cina
Tahun 1923, Partai Komunis Cina dipimpin Mao Zedong melakukan aliansi dengan Partai Koumintang pimpinan Sun Yat Sen. Dalam proklamasi kemerdekaan Cina 1 Oktober 1949, Partai Komunis Cina menjadi partai pemegang mandat pemerintahan menggantikan Partai Koumintang pimpinan Chiang Kai Sek. Kemudian, Chiang Kai Sek pindah ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan demokratis. AS mendukung pemerintahan Chiang Kai Sek di Taiwan.
Dari sudut pandang kekuatan militer, Cina dibantu Uni Soviet, mulai membangun teknologi persenjataan nuklirnya tahun 1957 untuk menangkal serangan Negara lain. Aliansi Uni Soviet-Cina tahun 1949-1950 menjadi penyebab kemunculan poros Barat-Timur. Hal ini membuat AS melebarkan fokusnya ke Asia juga. Parameternya adalah pemberian bantuan militer AS di Vietnam Selatan dan Korea Selatan.
Perang Korea
Awal PD II, Uni Soviet menduduki Korea. 10 Agustus 1945, AS mengeluarkan kebijakan untuk menduduki Korea Selatan dalam rangka membendung ekspansi Uni Soviet. Selanjutnya, AS dan Uni Soviet mendukung berdirinya rezim di daerah kekuasaan masing-masing. Rezim I Korea Selatan dipimpin Syngman Rhee (anti-komunis), Rezim I Korea Utara dipimpin Kim II Sung. Kedua Rezim dibentuk tahun 1946. Titik garis batas antara ke-dua Korea terletak di garis lintang 38 derajat.
Invasi pasukan Korea Utara didukung Uni Soviet pada 25 Juni 1950 melewati garis batas 38 derajat menuju Korea Selatan berhasil memukul mundur pasukan Korea Selatan dan AS hingga ke Busan. Pada 15 September 1950, pasukan AS dipimpin jendral Douglas MacArtur mendarat di kawasan Inch’on, berhasil mengurung pasukan Korea Utara yang sudah terlanjur jauh memasuki Korea Selatan. Keikutsertaan Cina pada Oktober 1950 dalam perang Korea dikarenakan pasukan PBB (beraliansi dengan AS) masuk ke Korea Utara.
Akhirnya, negoisasi damai mulai digagas dengan terpilihnya presiden AS Dwight D. Eisenhower. Kesepakatan dicapai pada 27 Juli 1953 dalam 2 point. Pertama, garis lintang 38 derajat sebagai garis batas Korea Utara-Korea Selatan. Kedua, pengembalian tawanan perang ke Negara masing-masing.
Revolusi Kuba
Tahun 1924, Kuba dipimpin Gerrado Machado(pemerintahannya ditaktor). Berbagai kelompok masyarakat mulai menunjukkan perlawanan. Akhirnya, tahun1940 pemerintahan Machado ditumbangkan oleh kekuatan militer pimpinan Fulgencio Batista. Tahun 1940-1944, Kuba di bawah kekuasaan ditaktor Batista. Pemerintahan dictator Batista sempat berakhir pada tahun 1944 dengan terpilihnya Carllos Prio. Namun, Batista kembali berkuasa tahun 1952-1958. Dalam pemerintahannya yang kedua ini, Batista mendapat perlawanan dari 2 kelompok besar, yaitu kelompok The Second Front pimpinan Eloy Guierez dan kelompok revolusioner pimpinan Fidel Castro.
26 Juli 1953, penyerangan Castro ke pangkalan militer besar pasukan Batista berhasil menggugah masyarakat Kuba walau gagal. Castro dipenjara hingga 1955. Setelah dibebaskan, Castro ke Meksiko bertemu Che Guevara. Tahun 1956, mereka bersama pasukan kembali menyerang pasukan Batista. Akhirnya, pasukan Castro dipimpin Che Guevara dan Camilo Cienfuegos mengalahkan kekuatan militer Batista di Kuba pada Maret 1958. kemudian, Castro memimpin Kuba dengan haluan Komunis.
Ketegangan Perang Dingin antara Kuba-AS memuncak Oktober 1962 “Krisis Misil Kuba”. Hasil laporan mata-mata AS di Kuba membuat presiden AS John F. Kenedy memblokade perairan di sekitar Kuba untuk mencegah kelangsungan proyek pembangunan instalasi nuklir Uni Soviet di Kuba. Krisis Misil Kuba berakhir dengan kesepakatan Nikita Khruschev dan John F. Kenedy dalam 2 poin. Pertama, Uni Soviet menghentikan pembangunan instalasi nuklirnya di Kuba. Kedua, AS dilarang meng-invasi Kuba.

Perang Vietnam dan perkembangan politik di kawasan Asia Tenggara
Perpecahan berawal dari perseteruan Viet Minh dan Perancis yang ingin kembali menguasai Indocina. Perang dari tahun 1946-1954 ini berakhir dengan gencatan senjata, hasil konferensi di Jenewa tahun 1954. Dan ditetapkan titik garis 17 derajat sebagai demarkasi antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Vietnam Utara diperuntukkan bagi Viet Minh, dipimpin Ho Chi Minh. Vietnam Selatan diperuntukkan bagi Perancis, dipimpin PM Ngo Dinh Diem. Kesepakatan Jenewa tahun 1954 ini menghasilkan badan International Control Committee untuk melaksanakan pemilu untuk menyatukan 2 Vietnam. Namun, ditolak. Dalam pemerintahannya, Ngo Dinh Diem didukung AS. Kekuatan Viet Cong / Viet Minh semakin membesar dengan berdirinya organisasi National Front For Liberation of Vietnam sebagai penerus Viet Cong. Kebijakan Presiden AS John F. Kenedy mengirim bantuan ke Vietnam untuk mencegah agresi Viet Cong.
Akhir tahun 1970, proses menuju pendamaian mulai digagas. Namun, Maret 1972, Vietnam Utara menganeksasi zona demiliterisasi dan provinsi Quang Tri di Vietnam Selatan.
Rencana menuju perdamaian pun gagal dan digagas kembali pada 27 Januari 1973. Akhirnya, Kesepakatan perdamaian dengan gencatan senjata antara Vietnam Utara - Vietnam Selatan - AS “The Paris Accords” ditandatangani 31 Januari 1973. Namun, tahun 1974, tentara Viet Cong mulai menganeksasi beberapa daerah di Vietnam Selatan. Maka, presiden Vietnam Selatan Nguyen Van Thieu pada 21 April 1975 mengundurkan diri dan terbang ke Taiwan. Pada 2 Juli 1976, dibentuk pemerintahan militer di Saigon sebagai kemenangan Vietnam Utara. Nama kota Saigon diubah menjadi Ho Chi Minh.
Selanjutnya, penyebaran paham komunisme di Asia Tenggara didalangi oleh lembaga Uni Soviet “Comitern”. Tokoh Indonesia DN Aidit pernah dididik di Comitern.

Politik Luar Negeri Indonesia.
Sifat politik Luar Negeri Indonesia “bebas aktif” bermula dari konsep Moh. Hatta yang didasari kondisi perang dingin dalam politik global. Rumusan politik Luar Negeri Indonesia antara lain: Bebas-aktif, Anti-kolonialisme, Orientasi kepentingan nasional, Demokratis. Penyempurnaan politik Luar Negeri dilakukan setelah adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Dari pidato Presiden Sukarno (mengenai konsepsi Oldefos dan Nefos) pada tahun 1960 di depan forum PBB, Dewan Pertimbangan Agung menyatakan bahwa Garis Dasar Politik Luar Negeri RI adalah UUD’45, dengan sifat bebas-aktif. Akan tetapi, terjadinya konfrontasi dengan Malaysia, Singapura tidak memurnikan politik luar negeri Indonesia. Keberhasilan diplomasi Indonesia pada penyelesaian konfrontasi dengan Malaysia melalui persetujuan Bangkok (29 Mei 1966 - 1 Juni 1966) antara Wakil PM Malaysia Tun Abdul Razak dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik. Persetujuan diikuti dengan pembukaan hubungan diplomatic antara Indonesia-Malaysia pada 31 Agustus 1967. Arah politik bebas-aktif juga ditandai dengan normalisasi hubungan dengan Singapura pada 2 Juni 1966. Normalisasi diikuti dengan pembukaan hubungan diplomatic dengan Singapura pada 7 September 1966. Politik Luar Negeri Indonesia kembali mengalami penyempurnaan seiring dikeluarkannya Tap MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang penegasan landasan kebijakan politik Luar Negeri Indonesia. Keberhasilan politik Luar Negeri Indonesia juga terlihat dari masuknya kembali Indonesia menjadi anggota PBB pada 28 September 1966 setelah menyatakan keluar dari keanggotaan PBB pada 1 Januari 1965.

Peran aktif Indonesia di dunia internasional
Konferensi Asia-Afrika di Bandung
Indonesia, Pakistan, India, Birma, Srilanka berinisiatif mengadakan konferensi di Kolombo (28 April-2 Mei 1954). Pertemuan persiapan diadakan di Bogor (28-31 Desember 1954). Hasil keputusan Konferensi Bogor: mengadakan KAA di Bandung (18-25 April 1955), menentukan tujuan KAA (meningkatkan kerja sama antar Negara Asia-Afrika), KAA disponsori 5 negara. KAA menghasilkan Dasasila Bandung (tekad bangsa Asia-Afrika mewujudkan perdamaian dunia).

Pengiriman Pasukan Garuda.
Peran serta Indonesia dalam keamanan dunia ditunjukkan melalui pengiriman pasukan perdamaian Garuda. Munculnya paham komunisme di Vietnam dan Kamboja menjadi sumber konflik antar-negara di kawasan Asia Tenggara. Karena itu, 15-17 Mei 1970, di Jakarta diadakan pertemuan untuk membahas penyelesaian pertikaian di Kamboja.
Berdasarkan keputusan Paris 23 Januari 1973, Indonesia terpilih menjadi anggota ICCS. Pengiriman pasukan Garuda ke Kamboja dilakukan pada kurun waktu Januari-27 April 1975. Pemanggilan pulang pasukan Garuda pada 27 April 1975 dilakukan dengan alasan keamanan seiring dengan menangnya kelompok Komunis di Vietnam.

Deklarasi Juanda
Dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh perdana menteri Indonesia saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, diantara dan didalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan dengan NKRI. Sebelum Deklarasi Djuanda, wilayah RI mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeen en  Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939).
Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehinga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah RI dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah RI menjadi 2,5 kali lipat dari sebelumnya
Pada tahun 1999, Presiden Soeharto mencanangkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara. Penetapan hari ini dipertegas dengan terbitnya Keputusan Presiden RI No.126 Tahun 2001, sehingga tanggal 13 Desember resmi menjadi hari perayaan nasional.

BAB 5 : PERKEMBANGAN IPTEK DAN MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Revolusi Hijau
Sejarah Revolusi Hijau diperkenalkan pertama kali oleh William Gaud pada 1968. Mantan Direktur USAID, lembaga donor milik pemerintah Amerika Serikat, ini membandingkan masifnya perubahan di bidang pertanian itu dengan Revolusi Merah di Soviet dan Revolusi Putih di Iran, dua perubahan besar secara politik di dua negara musuh bebuyutan Amerika Serikat itu.

Perubahan yang oleh Gaud disebut revolusi itu dimulai dari Meksiko. Negara di Amerika Latin ini mengubah sistem pertaniannya secara radikal pada 1945. Mereka pun menggenjot pertaniannya melalui riset, penyuluhan, dan pembangunan infrastruktur yang didanai Ford Foundation, Rockefeller Foundation, dan beberapa lembaga besar lainnya.

Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting yaitu:
o Penyediaan air melalui sistem irigasi
o Pemakaian pupuk kimia
o Penerapan pestisida untuk menjamin produksi, dan
o Penggunaan varietas unggul sebagai bahan baku berkualitas

Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi.suatu hal yang tidak mungkin tanpa keempat pilar tersebut. Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Oleh para pendukungnya, kerusakan dipandang bukan karena revolusi ijau tetapi karena ekses daam penggunaan teknologi yang tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Kritik lain yang muncul adalah bahwa revolusi hijau tidak dapat menjangkau seluruh strata negara berkembang karena iatidak memberi dampak nyata di Afrika.

Salah satu contoh lainnya adalah dengan mendirikan International Rice Research Institute (IRRI) di Los Banos, Filipina (1962). Dari pusat riset padi ini lahir padi varietas baru bernama International Rice (IR) seperti IR 64 dan IR 36 yang disebar ke dunia, termasuk Indonesia. Produk mereka inilah yang menjangkau hampir separuh penduduk dunia dan kemudian menggantikan padi lokal, termasuk di Indonesia.

IRRI yang punya kantor perwakilan di 14 negara mulai bekerjasama dengan Indonesia pada tahun 1972, melalui Balai Litbang Pertanian Departemen Pertanian (Deptan). Deptan yang seharusnya jadi kepanjangan tangan pemerintah ternyata kemudian hanya jadi kepanjangan tangan korporasi dan lembaga internasional.

Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan sistem informasi dalam kehidupan manusia seiring dengan peradaban manusia itu sendiri sampai akhirnya mengenal istilah Teknologi Informasi (IT/Information Technology). Dimulai dari bentuk gambar yang tak bermakna pada dinding-dinding, prasasti-prasasti, sampai informasi yang kemudian dikenal dengan nama internet. Informasi yang dikekola dan disampaikan juga terus dikembangkan, dari informasi yang sederhana seperti sekedar  menggambarkan suatu keadaan, sampai pada informasi strategis seperti taktik bertempur.

Teknologi informasi merupakan gabungan antara teknologi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).  Pengembangan teknologi hardware cenderung menuju ukuran yang kecil dengan  kemampuan serta kapasitas  yang tinggi. Namun diupayakan harga yang relatif  semakin murah. Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Perkembangan teknologi informasi telah memunculkan berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi, seperti : e-government, e- commerce, e-education, e-medicine, e-laboratory, dan lainnya, yang kesemuanya itu berbasiskan elektronika.

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, meliputi : memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang dibutuhkan akan relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Dengan ditunjang teknologi  informasi telekomunikasi data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Perkembangan teknologi  informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan itu dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Sehingga sekarang sedang semarak dengan berbagai terminologi yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Ekonomi global juga mengikuti evoluasi dari agraris dengan ciri utama tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Melalui penemuan mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utama modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Abad sekarang, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused). Telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi  kunci (enabler technology). Perkembangan teknologi  informasi yang begitu pesat, memungkinkan diterapkannya cara-cara yang lebih efisien untuk produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam masyarakat atau ekonomi informasi sering disebut sebagai masyarakat pasca industri. Pada era informasi ini, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor penentu dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga dunia ini menjadi suatu kampung global atau Global Village.

Perkembangan Teknologi Transportasi

Sejak dahulu manusia sudah mengenal transportasi atau pengangkutan, mulai dengan cara pengangkutan yang sederhana dengan sistem transportasi barang diatas kepala atau menjunjung atau menggunakan gerobak barang yang ditarik oleh hewan. Oleh karena perkembangan tingkat peradaban manusia, kebutuhan akan sarana transprotasi juga meningkat sehingga bermuncullan penemuan-penemuan baru dibidang infra dan suprastruktur transportasi.

Perkembangan teknologi sarana transportasi berlangsung secara evolusi melalui beberapa tahapan pertumbahan sebagai berikut;
1. Tahap immobilitas dan masyarakat tradisional, pada masa ini kegiatan pengangkutan masih terbatas dan hubungan keluar daerah belum ada. Kehidupan perekonomian masih tertutup dan kegiatan perdagangan masih belum tumbuh.
2. Tahap perbaikan sarana transportasi dan pertumbuhan perdagangan, yang ditandai tumbuhnya kegiatan perdagangan dimasyarakat. Pengangkutan diperlukan untuk memperluas pemasaran keluar daerah.
3. Tahap menuju stabilitas dan tingkat hidup yang lebih tinggudicapai setelah dimulainya atau setelah mekanisasi alat transportasi yang sejalan dengan tumbuhnya kegiatan industri dimasyarakat.
4. Tahap motorisasi, hal ini ditandai dengan bertambahnya ketergantungan masyarakat pada angkutan motor, seperti truk, kapal motor, pesawat terbang dan sebagainya. Pembangunan jalan raya dan kepelabuhan juga dikembangkan atau diperluas sehingga masyarakat tidak hanya tergarrtung kepada angkutan lain dan dapat membuka daerah-daerah baru/ yang sebelumnya tidak terjangkau.
5. Tahap peningkatan teknologi motorisasi seperti teknologi penerbangan dan teknologi kapal-kapal cepat dan sebagainya, merup kan penaklukan perbedaan jarak dan disertai peningkatan.

Perkembangan Industri
Pengaruh atau dampak perkembangan industri sangat besar sekali terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Industri memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan perekonomian sehingga benar-benar perlu didukung dan diupayakan perkembangannya.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan perindustrian di Indonesia dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dari segi regulasi yang dilakukan dengan memperbarui Undang-Undang Perindustrian yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, dan dari segi birokrasi yang dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas SDM dan mempermudah pengurusan ijin usaha.

Manfaat dan Dampak Penerapan IPTEK bagi Kelestarian Lingkungan Hidup
a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diartikan penerapan pengetahuan secara sistematis pada tugas praktis dalam industri
b. Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia.
c. Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu lingkungan hidup, sehingga akan mengancam kelangsungan mahluk hidup, terutama ketenangan dan ketentraman hidup manusia.
d. Terdapat tiga dampak IPEK terhadap lingkungan hidup dan sumber daya alam yaitu; dampak secara kimiawi, fisik dan biologis.

No comments:

Post a Comment