Monday 12 September 2011

Dari Labsky untuk Indonesia, 'Rangkuman Bahasa Indonesia kelas x semester 2'

BAB 1
A.    Wawancara
·      Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam wawancara
Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum wawancara adalah:
1.     Menghubungi orang yang akan diwawancara, baik langsung maupun tidak langsung dan pastikan kesediaannya untuk diwawancarai.
2.     Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara. Persiapkan daftar pertanyaan secara baik dengan memperhatikan 6 unsur berita, yaitu 5W + 1H. Pada saat kegiatan wawancara ber- langsung usahakan tidak terlalu bergantung pada pertanyaan yang telah disusun.
3.     Berikan kesan yang baik, misalnya datang tepat waktu sesuai perjanjian.
4.     Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar menimbulkan kesan yang simpatik.

Pada saat wawancara Anda perlu memperhatikan pegangan umum pelaksanaan wawancara berikut ini.
1.     Jelaskan dulu identitas Anda sebelum wawancara dimulai dan kemukakan tujuan wawancara.
2.     Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat umum. Lakukanlah pendekatan tidak langsung pada persoalan, misalnya lebih baik tanyakan dulu soal kesenangan atau hobi tokoh. Jika dia sudah asyik berbicara, baru hubungkan dengan persoalan yang menjadi topik Anda.
3.     Sebutkan nama narasumber secara lengkap dan bawalah buku catatan, alat tulis, atau tape recorder saat melakukan wawancara.
4.     Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta pengulangan jawaban dari narasumber.
5.     Hindari pertanyaan yang berbelit-belit.
6.     Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif. Hormati petunjuk narasumber seperti “off the record”, “no comment”, dan lain-lain. Hindari pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan narasumber.
7.     Harus pandai mengambil kesimpulan, artinya tidak semua jawaban dicatat.
8.     Beri kesan yang baik setelah wawancara. Jangan lupa mohon diri dan ucapkan terima kasih dan mohon maaf!
9.     Selain itu, kita harus mengetahui betul apa tujuan wawancara.

·      Membuat Laporan Hasil wawancara
Hal-hal yang harus diperhatikan agar tulisan hasil wawancara menarik bagi para pembaca :
1.     Kata-kata yang diucapkan narasumber hendaknya ditulis apa adanya. Hal ini akan membuat cerita tersebut hidup. Seolah-olah narasumber langsung bercerita pada setiap pembaca. Keterangan mengenai keadaan sekitar narasumber membantu pembaca untuk melihat narasumber ketika diwawancarai.
2.     Kejadian-kejadian, keterangan-keterangan, dan pendapat-pendapat yang diberikan narasumber mempunyai bobot terhadap tulisan, namun usahakanlah agar lebih jeli dalam penyampaiannya.
3.     Wawancara menjadi efektif jika tujuan pewawancara jelas, yaitu untuk memberi informasi, hiburan, bimbingan praktis, atau laporan.
4.     Penyajian hasil wawancara sebenarnya tergantung pada pewawancara, bisa berupa narasi, dialog, esai, deskripsi, dan sebagainya.

B.    Imbuhan memper-kan dan memper-i
Imbuhan memper-kan dan memper-i merupakan dua contoh gabungan afiks. Gabungan afiks adalah penggunaan beberapa imbuhan sekaligus pada kata dasar, dengan tetap mempertahankan indentitasnya masing-masing, baik fungsi maupun maknanya masing- masing.
·      Imbuhan memper-kan
Fungsi afiks memper-kan adalah membentuk kata kerja. Fungsi ini didukung oleh tiap unsur pembentuknya. Prefiks meng- menyatakan keaktifan, sedangkan sufiks -kan menyatakan kausatif.
Makna imbuhan memper-kan ada tiga, yaitu:
1. Sesuai dengan makna yang didukung oleh per- dan -kan maka makna gabungan afiks itu adalah menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses itu, seperti meninggikan, mempertanyakan, memperbantukan.
2. Makna yang lain adalah menyatakan menjadikan sebagai atau menganggap sebagai, seperti memperhambakan.
3, Menyatakan intensitas, yaitu mengeraskan arti yang disebut dalam kata dasar, dan dapat pula berarti menyuruh, seperti memperdengarkan, memperundingkan, mempertahankan.
·      Imbuhan memper-i
Fungsi afiks memper-i sama dengan fungsi dari unsur-unsur
pembentuk gabungan itu. Prefiks meng- menyatakan keaktifan.
Makna imbuhan memper-i ada dua, yaitu:
1. Karena adanya prefiks per- maka dapat menyatakan kausatif, seperti memperbaiki, memperbaharui.
2.      Menyatakan intensitas, termasuk pengertian perbuatan terjadi berulang-ulang, seperti mempelajari, memperdayai.

BAB 2
A.    Mencari  Sumber Kutipan
Kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat dan sebagai bentuk per- tanggungjawaban penulis yang telah meng- gunakan kutipan. Ada tiga ketentuan tentang penulisan kutipan, yaitu:
·      Kutipan langsung tidak lebih dari empat baris
Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
·      Kutipan langsung lebih dari empat baris
Kutipan yang lebih dari empat baris ketentuan penulisannya sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi
(3) kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama penga- rang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu
(5) seluruh kutipan dimasukkan kedalam 5–7 ketikan.
·      Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dike- mukakan. Oleh sebab itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat penulisan kutipan tidak langsung adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks
(2) jarak antarbaris dua spasi
(3) kutipan tidak diapit tanda kutip
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.

B.    Puisi
Berikut ini langkah-langkah memparafrasakan puisi.
a)     Pahami puisi yang akan diparafrasakan. Baca dan pahami kalimat-kalimat puisi! Gunakanlah berbagai sumber seperti kamus, ensiklopedi, buku teori sastra, sejarah sastra, dan lain-lain! Carilah hubungan antarunsurnya!
b)    Temukan adanya penyimpangan dan keunikan aspek kebahasaan pada puisi yang diparafrasakan! Dalam hal ini, kita harus menguasai berbagai konvensi bahasa, seperti kosa kata, ejaan, dan tata bahasa.
c)     Tulis kembali puisi yang akan diparafrasakan dalam bentuk baru. Parafrasa puisi biasanya mengarah pada bentuk prosa dan menjurus pada makna denotatif.

BAB 3
A.    Paragraf Persuasif
Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan ke- inginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.

Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh bila akan menulis paragraf persuasif:
·      Menentukan Topik dan Tujuan
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.
·      Membuat kerangka Karangan
Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.
·      Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawan- cara, dan penyebaran angket kepada responden.
Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.
·      Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasi harus kita lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi.
·      Penutup

B.    Menulis Resensi Nonsastra
Resensi berarti mengupas isi buku, seni lukis, pertunjukan, musik, film, drama, dan lain-lain. Resensi dibuat oleh resensator untuk memberi penilaian atas suatu buku, film, atau karya seni lain untuk memberitahu orang lain apakah hal yang diresensinya itu layak atau tidak untuk dibaca, ditonton ataupun didengar. Resensi bersifat informatif, tidak berisi kritikan yang mendalam atau penilaian tentang bermutu atau tidaknya suatu karya cipta tertentu. Walau informatif, resensi bukanlah iklan tentang buku baru.

Hal-hal yang harus ada dalam resensi adalah:
(1) judul resensi yang menggambarkan keseluruhan isi buku,
(2) data atau identitas buku yang terdiri atas judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan, dan jumlah halaman,
(3) pendahuluan            yang            berisi            perbandingan dengan karya-karya sebelumnya atau dengan buku-buku sejenis, biografi pengarang, dan hal yang berhubungan dengan isi,
(4) sinopsis atau ringkasan isi buku, bisa juga dengan menyertakan bagian-bagian penting/ menarik,
(5)ulasan singkat terhadap buku entah kekurangan ataupun kelebihannya, dan
(6) manfaat dan sasaran pembaca buku.

BAB 4
A.    Paragraf Argumentatif
            Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar mau mengubah pandangan dan keyakinannya kemudian mengikuti pandangan dan keyakinan penulis. Keberhasilan karangan argumentasi ditentukan oleh adanya pernyataan atau pendapat penulis, keseluruhan data, fakta ataupun alasan-alasan yang langsung dapat mendukung pendapat penulis. Keberadaan data, fakta, dan alasan sangat mutlak diperlukan dalam karangan argumentasi. Bukti-bukti itu dapat berupa benda-benda konkret, angka statistik, dan rasionalisasi penalaran penulis.

Berikut ini struktur penulisan argumentasi.
a)     Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan permasalahan.
b)    Isi
Isi karangan adalah keseluruhan uraian yang berusaha menjawab permasahan yang dikemukakan dalam pendahuluan. Uraian isi karangan berupa pernyataan, data, fakta, contoh, atau ilustrasi yang diambil dari pernyataan, pendapat umum, pendapat para ahli, hasil penelitian, kesimpulan yang dapat mengukuhkan bahwa pemecahan permasalahan itu harus demikian.
c)     Penutup
Penutup berupa ikhtisar atau kesimpulan.

Adapun langkah-langkah dalam menulis argumentasi adalah sebagai berikut:
·      memilih topik karangan,
·      mengumpulkan bahan,
·      menyusun kerangka karangan,
·      mengembangkan pendahuluan,
·      mengembangkan isi karangan,
·      membuat penutup karangan.

B.    Sufiks –kan
Sufiks atau akhiran ialah satu bentuk terikat atau satu morfem terikat yang membentuk satu fungsi dan makna. Sufiks –kan tidak mengalami perubahan bentuk. Sufiks –kan berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif.
Makna sufiks –kan adalah:
(1) menyatakan            benefaktif            atau            melakukan sesuatu untuk orang lain,
(2) menyatakan            kausatif,            yaitu            membuat            atau menyebabkan sesuatu menjadi, dan
(3) menyatakan sebagai alat atau membuat dengan.

C.   Sufiks –an
Sufiks –an juga tidak mengalami perubahan bentuk.
Fungsinya:
(1) membentuk kata benda dari kata kerja, dan
(2) membentuk kata benda dari kata benda.
Makna sufiks -an adalah:
- menyatakan alat atau hasil,
- sesuatu yang dikenai perbuatan,
- keadaan yang berhubungan dengan bentuk dasarnya,
- tempat,
- akibat/hasil perbuatan,
- himpunan atau seluruh,
- tiap-tiap,
- menyerupai, dan
- intensitas kualitatif ataupun kuantitatif.

D.   Konfiks ke-an
Konfiks ke-an merupakan satu kesatuan unsur awalan dan akhiran yang melebur menyatu dalam bentuk, fungsi, dan makna. Konfiks ke- an sangat produktif membentuk kata lain, terutama kata sifat dan kata kerja menjadi kata benda abstrak. Konfiks ke-an tidak mengalami perubahan bentuk jika dilekatkan pada kata apapun.

Fungsi konfiks ke-an adalah membentuk kata benda dan kata sifat yang menyatakan keadaan atau membentuk kata kerja pasif intransitif, dan bisa dilekatkan pada kata majemuk dan kata berimbuhan.

Makna konfiks ke-an adalah:
- menyatakan tempat/daerah,
- abstraksi,
- kena/menderita sesuatu, perbuatan tidak sengaja, dan
- terlalu.

BAB 5
A.    Cerpen
Cerpen adalah akronim dari cerita pendek, yaitu kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata atau sekitar 2-20 halaman) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Ide cerpen dapat ditulis berdasarkan apa saja, baik pribadi maupun orang lain.

Biasanya cerpen memilik beberapa kategori, seperti:
(a) kisahannya memberi kesan tunggal dan dominan pada satu tokoh, latar, dan situasi dramatik, bentuknya sangat sederhana, dan bersifat imajinatif;
(b) mengungkapkan satu ide sentral dan tidak membias pada ide sampingan, serta berisi hal-hal yang tidak rutin terjadi setiap hari; dan
(c) dimensi ruang waktunya lebih sempit diban- dingkan novel, namun selalu sampai pada keadaan selesai dalam mengungkapkan kejadian yang mampu menghadirkan impresi tunggal.

B.    Sastra
Cerita rakyat dapat berupa cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita penglipur lara. Cerita asal-usul disebut juga legenda dan merupakan karya sastra yang dipertautkan dengan keajaiban alam. Selain menerangkan asal-usul binatang atau tumbuhan, cerita asal-usul juga menerangkan asal-usul suatu tempat.

BAB 6
A.    Membaca Tabel dan Grafik
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu ke- adaan dengan garis atau gambar.
Langkah untuk membaca grafik adalah:
a)     membaca judulnya,
b)    membaca lajur kanan, kiri, dan bawah yang biasanya berkenaan dengan jumlah, bulan, tahun, dan sebagainya,
c)     melihat perbedaan yang mencolok pada data tersebut, baik tertinggi, terendah, ataupun rata-rata, dan
d)    menarik kesimpulan dari data yang disampai- kan grafik.

Tabel adalah sajian data yang dibuat dalam kolom-kolom.
Langkah yang untuk membaca tabel adalah:
a)     membaca judul tabel,
b)    membaca kolom-kolom yang ada di tabel,
c)     melihat perbedaan yang mencolok pada data tersebut, baik yang tertinggi, terendah, ataupun rata-rata, dan
d)    menarik kesimpulan dari data yang disam- paikan dalam tabel.
B.    Pidato
Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam ben- tuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.
Ada tiga unsur dalam berpidato, yaitu pem- bicara, pendengar, dan situasi.
Langkah-langkah berpidato adalah:
a)     menyelidiki pendengar dengan mengajukan pertanyaan,
b)    memilih topik atau tema yang sesuai dengan kemampuan diri, mempunyai arti/kegunaan bagi pendengar,
c)     mengumpulkan bahan berdasarkan penga- laman, hasil penelitian, imajinasi, buku bacaan, media massa cetak maupun elektronik,
d)    membuat kerangka pidato,
e)     mengembangkan pidato menjadi kerangka pidato, dan
f)     latihan oral dengan vokal yang tepat dan suara yang nyaring.

Ada empat metode pidato, yaitu:
- impromptu/spontan/tanpa persiapan,
- naskah (membaca teks naskah yang sudah dipersiapkan),
- hafalan (menyampaikan isi pidato yang sudah dihafalkan), dan
- ekstemporan (tanpa persiapan naskah, pal- ing cuma catatan kecil yang penting dan urutan uraiannya).

Tujuan pidato adalah:
- menyampaikan informasi (informatif),
- menghibur (rekreatif),
- meyakinkan(argumentatif),dan
- membujuk (persuasif).

C.   Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. sedangkan kalimat yang tidak efektif adalah kalimat yang tidak dengan jelas menyampaikan pesannya, misalnya subjek kalimat tidak ada atau keterangan tambahannya tidak tepat.

Keefektifan kalimat tergantung pada:
(1) kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis,
(2) keparalelan bentuk bahasa yang dipakai untuk efektivitas tertentu,
(3) ketegasan dalam merumuskan pikiran utama,
(4) kehematan dalam pilihan kata, dan
(5) variasai penggunaan kalimat.

No comments:

Post a Comment