Friday 9 September 2011

Dua Tahun di Labsky, Sebuah Autobiografi Rifqi Yanda Muhammad


Dimulai pada saat saya masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Pada awal kelas 3 itu saya masih bingung untuk menentukan sekolah mana yang akan menjadi sekolah lanjutan untuk saya. Kemudian ayah saya menawarkan ke saya untuk mencoba test masuk ke beberapa SMA swasta, yaitu SMA Labschool Kebayoran, SMA Pangudi Luhur, dan SMAI AL Azhar 1. Setelah mengikuti test penerimaan murid baru di  ketiga sekolah tersebut, Alhamdulillah, dari ketiga SMA tersebut saya dinyatakan lulus test, sehingga saya hanya tinggal memilih SMA mana yang saya jadikan sebagai cadangan karena saya lebih tertarik untuk masuk SMA negeri ketimbang SMA swasta. Pilihan awal saya adalah SMA Pangudi Luhur yang letaknya tidak jauh dari kantor ayah saya. Ayah saya setuju dengan pilihan saya ini namun ibu saya menolaknya. Ia tidak ingin saya ikut berdoa dengan cara agama katolik karena disana setiap siswa wajib mengikuti kegiatan doa dengan cara tersebut. Setelah itu saya memutuskan untuk memilih ke SMA Labschool Kebayoran yang terletak di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Namun, karena mengingat peserta yang berasal dari luar daerah Jakarta yang ingin masuk ke SMA negeri di Jakarta sangat dibatasi jumlahnya, maka saya memutuskan untuk tidak jadi mendaftarkan diri ke SMA negeri dan memilih SMA Labschool Kebayoran untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus dari SMPI Al Azhar 3.
Pada pertengahan bulan Juli 2009, saya mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa di SMA Labschool Kebayoran. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum mengikuti kegiatan ini, yang diantaranya adalah nametag dan rambut yang harus sepatu nol. Menurut saya nametag yang disuruh itu rumit karena dari dulu nametag yang harus dibuat bentuknya sederhana. Salah satu hal yang berat bagi saya adalah harus memotong rambut saya hingga botak.
Hal ini juga merupakan yang pertama kali bagi saya. Selama tiga hari kami mendapatkan berbagai macam pengarahan baik dari pihak sekolah maupun narasumber-narasumber yang berasal dari luar sekolah untuk membantu kami agar dapat mengenal lebih jauh tentang lingkungan yang mungkin dianggap baru dan asing bagi siswa-siswa yang berasal dari luar SMP Labschool khususnya Labschool Kebayoran. Selama kegiatan MOS, kami diwajibkan untuk masuk sekolah pukul 5.30, lebih awal sekitar 1 jam dari waktu normalnya yang 6.30. Selama MOS kami diwajibkan untuk membawa makanan sendiri, namun dengan kata kunci yang aneh. Butuh daya imajinasi yang kuat untuk dapat menebak makanan apa yang diperintahkan oleh kakak-kakak OSIS. Selain itu kami juga diajarkan untuk dapat bekerja sama dengan teman-teman baru meskipun belum terlalu mengenal satu sama lain. Saat kegiatan MOS, kami harus makan dengan posisi duduk yang tegak dan harus makan dalam waktu yang singkat. Selama 3 hari ini pula kami diwajibkan untuk mengikuti lari pagi yang merupakan salah satu budaya Labschool Kebayoran yang biasa dilakukan setiap hari Jumat pagi yang dimulai sekitar pukul 5.30 sampai pukul 6.30. Rute yang dilewati adalah lingkungan sekitar SMA Labschool Kebayoran. Dalam kegiatan orientasi ini juga kami diajari untuk melakukan baris berbaris dengan baik dan benar.
Selama tiga hari saya bersama teman-teman angkatan 9 dilatih baik secara fisik maupun mental yang tujuannya untuk melatih agar dapat dengan mudah beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan barunya. Setelah kegiatan MOS selesai, kami diwajibkan mengikuti test matrikulasi yang pada dasarnya untuk mengetahui kemampuan siswa-siswi di kelas 10 dan berusaha untuk menyamakan kemampuannya (standardisasi). Materi yang diujikan adalah matematika dasar seperti akar, pangkat, dan persamaan kuadrat. Jika murid lulus tes matrikulasi tersebut, maka akan masuk ke kelas pengayaan, sedangkan bagi yang tidak lulus tes matrikulasi maka akan mengikuti kelas matrikulasi sesuai dengan bab yang ia tidak lulus. Setelah test Sejak saat itu pula kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan belajar mengajar di sekolah saya dimulai setiap hari Senin – Kamis dari pukul 6.30 - 15.00 dan pada hari Jumat dari pukul 5.30 - 11.30. Pada saat itu saya masuk ke kelas X E dengan pak Eris Adham S. sebagai wali kelas. Pak Eris ini juga mengajar kami pelajaran olahraga.
XE
Pada awalnya saya belum mengenal satu pun murid-murid yang ada di kelas saya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, lama kelamaan saya mulai kenal dengan teman-teman di kelas saya. Murid-murid di kelas 10 juga diwajibkan untuk memilih minimal 1 ekstrakulikuler yang dimana nilai ekstrakulikulernya menjadi salah satu syarat untuk naik kelas. Untuk membantu para siswa kelas 10 untuk memilih ekskulnya, maka kakak kakak kelas 11 serta 12 membuat semacam stand yang dihiasi dengan atribut dari masing-masing ekstrakulikulernya serta mendemonstrasikan apa saja yang akan dilakukan di ekskul tersebut nantinya. Dan setelah mempertimbangkan padatnya kegiatan yang akan saya jalani nantinya maka saya hanya memilih satu ekskul saja yaitu ekskul bulu tangkis yang pelatihnya merupakan salah seorang dari wasit bulu tangkis tingkat internasional, bapak Edy Rufianto. Ekskul bulu tangkis ini diadakan setiap hari Jumat dari pukul 16.00 sampai pukul 18.00.
Masa-masa di kelas 10 merupakan masa yang paling sibuk. Bagaimana tidak, seluruh siswa-siswi kelas 10 diwajibkan mengikuti kegiatan-kegiatan yang menyita waktu pembelajaran seperti PILAR, Pra TO dan TO (Trip Observasi), Study Tour, dan BINTAMA sehingga waktu belajar menjadi lebih singkat. Selain itu ditambah lagi dengan belum adanya pembagian jurusan antara IPA dengan IPS semakin membebani para siswa kelas 10 untuk membagi waktu untuk belajar dengan efektif.
Kegiatan utama yang saya harus lakukan setelah mengikuti MOS adalah pesantren Ramadhan (PILAR). Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Ramadhan selama 3 hari. Selama kegiatan ini berlangsung, kami diwajibkan untuk menginap di sekolah. Selama kegiatan ini pula, kami diberikan siraman rohani agar kami dapat menjadi siswa yang baik, jujur dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Setelah mengikuti PILAR, lebih tepatnya bulan Oktober 2009 kami diharuskan untuk mengikuti suatu kegiatan besar yang bernama Trip Observasi atau yang lebih dikenal dengan nama TO merupakan salah satu kegiatan yang bisa dibilang unik yang membedakan dari sekolah-sekolah lainnya. Pada kegiatan ini, para siswa diajarkan untuk hidup mandiri dan berlatih untuk bersosialisasi dengan penduduk sekitar. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan pastinya para murid harus mempersiapkan diri baik fisik maupun mental dengan baik agar dapat mengikuti kegiatan TO dengan lancar. Persiapan untuk menghadapi TO ini bernama Pra TO. Di kegiatan ini para siswa membuat tongkat angkatan, nametag yang jauh lebih rumit daripada nametag saar MOS, latihan baris berbaris, latihan memasak, dan lain-lain. Pada saat hari terakhir Pra TO, terbentuklah angkatan 9 yang bernama Nawa Drastha Sandyadira dengan tiga ketua angkatan yaitu Nabel, Danto dan Olaf. Pra TO memang sangat menguras fisik dan mental para siswa, namun hal ini justru berbanding terbalik dengan TO itu sendiri.
Nawastra
Di kegiatan ini, selama 5 hari kita tinggal di sebuah desa dan tinggal di rumah “orang tua asuh”.pada saat itu kami tinggal di desa yang bernama Pasir Muncang. Angkatan kami dibagi menjadi 25 kelompok dalam kegiatan ini. Kebetulan saya masuk ke dalam kelompok 23 yang bernama Sekapur Sirih. Para peserta kegiatan ini diwajibkan berambut sepatu nol (untuk laki-laki) dan rambut yang diikat dengan pita (untuk perempuan). Tidak itu saja, di TO ini juga terdapat berbagai macam kegiatan seperti pentas seni, PDP, Peduli Kehidupan Desa, Penjelajahan, kultum yang diadakan setiap malam, dan lain lain. Salah satu kegiatan yang cukup berkesan bagi saya adalah pada saat penjelajahan. Pada saat penjelajahan kami harus melewati pos-pos yang dijaga oleh kakak-kakak OSIS dan harus menyebutkan kata sandi di setiap pos tersebut. Rute yang dilewati lumayan jauh dan menantang. Tetapi tidak semua peserta TO dapat mengikuti kegiatan penjelajahan ini. Hanya peserta yang telah lulus test kesehatan saja lah yang dapat mengikuti kegiatan ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta TO sakit ketika melakukan kegiatan penjelajahan tersebut. Dan setelah kami menyelesaikan kegiatan Trip Observasi kami diharuskan untuk membuat sebuah Karya Tulis yang temanya telah ditentukan oleh guru pendamping masing-masing.
Kelompok 23 Sekapur Sirih
Setelah kami selesai melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) masih ada satu kegiatan besar lainnya yaitu BINTAMA. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih murid-murid agar selalu siap siaga dan tidak mudah putus asa jika menghadapi suatu masalah. Kegiatan ini diadakan di Serang, Banten yaitu di Markas Kopassus Grup 1. Kegiatan ini diadakan selama 6 hari. Jadwal kegiatan yang padat serta cuaca yang sangat panas seakan menambah beban kami untuk menjalani kegiatan ini. Di kegiatan ini, dari hal kecil sampai yang besar semuanya telah diatur oleh Kopassus, seperti posisi duduk yang harus tegak saat akan makan, piring yang tidak boleh berbunyi saat mengambil makanan dari piring, baris berbaris, dan lainnya. Disini kami juga mendapat tambahan ilmu seperti latihan baris berbaris, cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, cara bertahan hidup di alam bebas dan lain-lain. Di kegiatan ini ada juga suatu acara yang bernama Caraka Malam. Disini para murid dibangunkan tengah malam dan berjalan secara kelompok sambil membawa pesan yang orang lain tidak boleh tahu. Rute yang harus dilewati saat Caraka Malam ini juga cukup sulit karena untuk mencapai tujuan akhir, kita tidak diberikan peneragan dalam bentuk apapun, tetapi hanya mengandalkan seutas tali yang terbentang dari titik ke titik hingga sampai ke tujuan. Setelah mengikuti kegiatan BINTAMA yang melelahkan, kemudian diadakan pembagian raport serta jurusan. Alhamdulillah saya naik kelas dengan nilai yang cukup memuaskan dan bisa masuk ke jurusan yang saya inginkan yaitu jurusan IPA.
XI IPA 2
Setelah liburan yang cukup panjang, tibalah waktunya untuk masuk sekolah kembali sebagai siswa di kelas XI IPA. Ketika itu saya menjadi murid di kelas XI IPA 2 dengan wali kelas pak Yusuf Effendi S.Pd yang juga mengajar kami di bidang studi kimia. Di kelas ini saya mendapatkan banyak teman baru yang belum saya kenal, meskipun beberapa sudah saya kenal lebih dahulu. Di kelas XI ini memang jadwal kegiatannya bisa dibilang lebih longgar dari kelas X dan kelas XII karena kebanyakan kegiatan wajib sudah dilakukan ketika saya duduk di kelas X. Tetapi justru di kelas XI inilah merupakan masa yang paling penting daripada kelas X. Hal ini dapat saya katakan karena apa yang kami pelajari di kelas XI ini akan menjadi dasar ilmu yang akan terus digunakan sampai kelas XII. Sehingga meskipun jadwal kegiatannya lebih longgar dari sebelumnya kami juga harus belajar sungguh-sungguh agar tidak terlalu mengalami kesulitan saat di kelas XII nantinya.
Salah satu kegiatan yang cukup berkesan saat duduk di bangku kelas XI ialah Study Tour ke Yogyakarta. Saya menganggap ini cukup berkesan karena ini merupakan kunjungan saya ke dareah Yogyakarta untuk pertama kalinya. Di kegiatan ini kami berkunjung ke Keraton, SMA Muhammadiyah 1, Universitas Gajah Mada, Akademi Angkatan Udara, dan pabrik-pabrik seperti PT. Air Mancur dan PT. Sritex. Kami juga pergi ke Malioboro untuk berwisata. Selama di Yogyakarta kami diberikan Lembar Kerja Siswa yang harus diisi dan dikumpulkan setelah selesai Study Tour yang kemudian nilainya menjadi nilai tugas serta nilai muatan lokal.
XI IPA 2
Tak terasa satu tahun telah terlewati, Alhamdulillah saya naik kelas dengan nilai yang cukup memuaskan dan saya sekarang duduk di kelas XII IPA. Sekarang saya harus belajar dengan lebih giat dan sungguh-sungguh daripada sebelumnya. Hal ini dilakukan bukan sekedar untuk dapat lulus dari SMA, melainkan agar tidak menyesal di kemudian kelak karena apa yang didapat tidak sesuai dengan keinginan / cita-cita.

No comments:

Post a Comment