Bersekolah di SMA Labschool
Kebayoran, awalnya mungkin hanya sebuah mimpi bagi saya. Maklumlah karena sejak
kecil saya tinggal diluar Jakarta, tepatnya di Batam. Saat saya kelas 3 SMP,
saya memang menginginkan untuk melanjutkan SMA di Jakarta karena melihat kedua
kakak saya yang sudah pindah sejak SMP. Awalnya ibu saya menolak keinginan saya
itu dan bersikeras agar saya tetap di Batam. Kemudian kakak saya menyuruh saya
untuk mencoba tes di SMA Labschool Kebayoran. Saya pun mengikuti tes yang
diadakan sekitar bulan Februari 2009 tersebut. Saat itu saya tidak berharap
banyak, melihat jumlah peserta yang mengikuti tes sekitar 1000 orang dan SMA
Labsky merupakan salah satu sekolah bergengsi yang hanya menerima murid-murid
pintar. Saat melihat pengumuman melalui website, alhamdulillah nomor peserta
saya ada di daftar siswa yang diterima. Setelah berdebat dengan orang tua, saya
pun akhirnya diizinkan sekolah di SMA Labschool Kebayoran.
Tahun Pertama, Kelas 10
(2009-2010)
Hari pertama masuk sekolah
di kelas 10 diawali dengan kegiatan Pra-MOS. Bisa dibilang saya cukup
bersemangat hari itu karena merupakan hari pertama saya memakai seragam putih
abu-abu. Saat itu kami berkumpul di sekolah pada hari Sabtu 11 Juli 2009 untuk dibagi
kelompok dan diberi pengarahan tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk MOS.
Mulai dari makanan, name tag, serta atribut. Pada saat pertama kali melihat
desain name tag MOS, saya cukup kaget dan kebingungan bagaimana membuatnya.
Untunglah saya dibantu kakak saya untuk menyelesaikan name tag tersebut.
Pada hari Senin MOS pun
dimulai. MOS berlangsung selama tiga hari. Kegiatannya sama seperti kegiatan
orientasi di sekolah-sekolah pada umumnya, ada PBB, makan komando, dan
pemberian materi. Ada salah satu budaya Labschool yang diperkenalkan di MOS,
yaitu lari pagi. Setiap hari Jumat kami masuk lebih pagi dari biasanya untuk
lari pagi bersama. Rute lari pagi selama MOS sebenarnya lebih pendek dari rute
lari Jumat, namun karena saya belum terbiasa rute itu menurut saya sangat jauh.
Selama MOS kami diharuskan membawa bekal makanan yang sudah ditentukan tetapi
tidak dijelaskan secara langsung melainkan melalui clue seperti ‘nasi tanpa
belas kasihan’ yang tidak lain adalah nasi mentega atau ‘menggebuk si inyong’
yang artinya gepuk Ny.Ong. Setiap hari kami diberikan clue yang berbeda untuk
bekal makanan pada hari berikutnya. Biasanya sebelum pulang kami berkumpul
untuk mendiskusikan clue tersebut untuk mengetahui makanan apa yang harus kami
bawa. Sebenarnya pemberian clue untuk makanan ini bukan tanpa alasan, hal ini
dilakukan agar kami lebih mengenal teman seangkatan dan melatih kekompakan
angkatan.
Selesai MOS, pada hari Kamis
kami mengikuti tes matrikulasi untuk mengukur kemampuan matematika kami. Hari
itu juga saya untuk pertama kalinya bertemu dengan wali kelas dan teman-teman
kelas saya. Saya masuk ke kelas XC, dan wali kelas saya adalah Pak Suhartanto.
Awalnya saya merasa canggung masuk ke kelas ini karena sebagian besar
anak-anaknya berasal dari SMP Labsky sehingga sudah saling mengenal. Tapi pada
akhirnya saya bisa beradaptasi dengan yang lain.
Pada tanggal 17 Agustus ada
hal menarik yang dimiliki Labsky yang mungkin tidak ada di sekolah lain, yaitu
Lari Lintas Juang atau lalinju. Lalinju adalah awal dari prosesi serah terima
jabatan OSIS dan MPK dimana para calon pengurus OSIS dan MPK serta yang sedang
menjabat lari sejauh 17km dari Taman Makan Pahlawan Kalibata menuju sekolah.
Memasuki bulan Ramadhan,
kami mengikuti kegiatan PILAR. Pada kegiatan ini kami menginap di sekolah
selama 3 hari dan diberikan materi keagamaan. Kegiatan wajib berikutnya yang
harus kami ikuti adalah Trip Observasi atau TO. TO dilaksanakan pada bulan Oktober, sekitar
dua minggu setelah ulangan tengah semester. Sebelum TO kami mengikuti Pra-TO. Sayangnya
saya tidak bisa ikut kedua kegiatan ini karena sedang dirawat di rumah sakit
dan harus mengulang tahun berikutnya bersama angkatan adik kelas saya. Saya
cukup sedih ketika tidak bisa ikut, karena Pra-TO dan TO merupakan salah satu kegiatan
penting bagi setiap angkatan karena pada
saat itu kami dilatih untuk menjadi angkatan yang solid. Saat Pra-TO kami
mendapat nama angkatan, yaitu Nawadrastha Sandyadira yang artinya ‘Angkatan 9
yang bermahkotakan persatuan yang kokoh’. Karena saya tidak mengikuti TO,
keinginan saya untuk menjadi pengurus OSIS pun harus terhenti.
Semester 2 pun dimulai. Di
semester ini saya harus lebih fokus ke pelajaran, karena penjurusan di kelas 11
sangat dipengaruhi nilai di semester 2 ini. Di awal semester kami pergi ke
Bandung untuk Studi Lapangan. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari 1 malam.
Kami mengunjungi beberapa tempat seperti PT dan pabrik. Tidak ada yang menarik.
Malamnya diadakan makrab angkatan. Acara ini cukup seru dan membuat angkatan
kami semakin kompak.
Selain fokus pada pelajaran,
di semester 2 ini saya ikut persiapan untuk mengikuti festival tari tradisional
di Eropa. Ekstrakulikuler saya di kelas 10 adalah tari tradisional, sehingga
saya tertarik untuk mengikuti festival ini. Persiapannya cukup berat, setiap
hari Jumat sore dan Sabtu pagi kami harus datang ke sekolah untuk mengikuti
latihan. Kurang lebih kami berlatih 10 jam setiap minggunya. Ditambah lagi kami
harus berlatih selama libur UN dan UAS.
Kegiatan wajib terakhir kelas
10 adalah BINTAMA. BINTAMA adalah sebuah kegiatan pembinaan mental kepemimpinan
siswa yang diadakan di Grup 1 KOPASSUS di Serang. Kegiatan yang kami lakukan
disana antara lain adalah outbond, PBB, survival dan caraka malam. Kegiatan ini
menuntut kami untuk selalu disiplin dan tepat waktu. Selama 6 hari kegiatan
yang kami lakukan cukup berat, dan bagi saya 6 hari terasa cukup lama. Pada
malam terakhir diadakan api unggun dimana kami berkumpul satu angkatan dan satu
per satu dari kami maju untuk mencium bendera merah putih. Setelah itu kami
makan bersama dan meneriakkan yel-yel kelompok.
Setelah kembali ke Jakarta,
tim festival Eropa sibuk mempersiapkan keberangkatan. Kami berangkat kurang
lebih satu minggu setelah kembali dari
BINTAMA, tepatnya tanggal 2 Juli 2011 dinihari. Festival berlangsung di Romans,
Perancis selama satu minggu. Festival dibuka dengan berparade keliling kota
tempat ferstival kami sambil menyanyi lagu-lagu daerah Indonesia seperti potong
bebek angsa dan anak kambing saya. Kami disambut meriah oleh penduduk sekitar,
beberapa bahkan ada yang mengambil gambar. Saat festival kami menarikan
beberapa tarian tradisional Indonesia seperti tari piring, tor-tor, saman,
rapai, dan nandak ganjen. Meskipun lelah karena harus menarikan 3 sampai 5
tarian setiap harinya, kami senang karena dapat membawa nama Indonesia di dunia
internasional. Ditambah lagi dengan sambutan warga sekitar yang tidak pernah
mengecewakan, bahkan beberapa kali kami menerima standing applause dari penonton. Mengikuti festival ini benar-benar
pengalaman yang sangat berharga buat saya dan tidak akan pernah saya lupakan. Selesai
festival, dua minggu berikutnya adalah tur. Beberapa negara yang kami kunjungi
adalah Italy, Swiss, Belanda, dan Perancis tentunya. Saya sangat senang karena
dapat melihat menara Eiffel secara langsung, juga merasakan salju yang asli di
Mt. Titlis di Swiss. Saat di Belanda, kami mengunjungi desa nelayan atau biasa
dikenal dengan Volendam. Disana kami foto menggunakan baju khas Belanda. Terakhir
kami ke Italy untuk mengunjungi menara miring Pisa dan ke kota mode Milan
sebelum akhirnya terbang kembali ke Jakarta. Kami kembali ke Jakarta tanggal 23
Juli 2011.
Tahun Kedua, Kelas 11
(2010-2011)
Kelas 11 pun dimulai.
Alhamdulillah saya masuk jurusan yang saya inginkan yaitu jurusan IPA. Saya
masuk ke kelas XI IPA 2. Kelas ini diisi anak-anak yang cukup pintar, sehingga
persaingannya cukup ketat. Meskipun begitu, kelas ini kelas yang solid. Wali
kelas saya adalah Pak Yusuf yang juga adalah pengajar kimia angkatan kami dari
kelas 10. Di semester 1, nilai saya menurun karena pelajaran di kelas IPA yang
cukup sulit. Akhirnya saya membuat target yang lebih tinggi di semester 2 untuk
menaikkan nilai saya, dan Alhamdulillah nilai saya akhirnya naik.
Di bulan Oktober, saya
akhirnya mengikuti kegiatan TO dan Pra-TO yang harusnya saya ikuti ketika saya
kelas 10. Saya tidak terlalu bersemangat
mengikuti kegiatan ini, mengingat ini adalah acara angkatan adik kelas saya. TO
diadakan di Purwakarta. Selama 5 hari kami tinggal di rumah penduduk dan
melakukan penelitian. Pada hari keempat ada kegiatan penjelajahan. Kami
menjelajahi desa dan mendatangi pos-pos dari sie OSIS. Kegiatan ini cukup
melelahkan tetapi sangat seru dan menyenangkan.
Setelah itu tidak banyak
kegiatan yang saya lakukan di kelas 11 dikarenakan saya bukan anggota OSIS
ataupun MPK. Tetapi karena saya ikut ekskul tari tradisional, di kelas 11 ini
kami aktif mengikuti lomba seperti Bulungan Cup dan acara lomba saman di
sekolah kami yaitu Saman Skyfest yang merupakan bagian dari SkyBattle 2011. Walaupun
kami hanya meraih juara di beberapa lomba saja kami tetap senang karena
mendapat pengalaman dari lomba-lomba tersebut.
Pada bulan Februari kami
pergi ke Jogja dalam rangka studi lapangan kelas 11. Disana kami mengunjungi
Candi Prambanan dan menonton pertunjukkan di sendratari Ramayana. Tim saman
kami juga mendapat kesempatan untuk tampil sebagai pembuka sebelum pertunjukkan
dimulai. Kami juga berjalan-jalan di Malioboro dan mengunjungi pabrik tekstil
yaitu PT Sritex, pabrik jamu Air Mancur, dan AAU. Perjalanan yang singkat ini
sangat menyenangkan karena kami dapat menghabiskan waktu bersama teman
seangkatan.
Menjelang kenaikkan kelas,
selain mempersiapkan diri untuk ulangan kenaikkan kelas kami juga sibuk mempersiapkan proker terakhir angkatan kami
yaitu Sky Avenue. Sky Avenue akhirnya berjalan dengan sukses dan masa
bermain-main kami pun juga berakhir. Sekarang kami fokus pada persiapan
menghadapi ujian nasional. Pengalaman yang saya lewati selama 2 tahun di SMA
Labschool Kebayoran sangatlah tak terlupakan. Semoga di tahun terakhir kami di
Labsky ini juga memberikan berbagai pengalaman tak terlupakan dan angkatan kami
lulus 100%.
No comments:
Post a Comment