Tuesday, 11 October 2011

Tugas 1 : Dua Tahun di Labschool Kebayoran


Bersekolah di SMA Labschool Kebayoran, awalnya mungkin hanya sebuah mimpi bagi saya. Maklumlah karena sejak kecil saya tinggal diluar Jakarta, tepatnya di Batam. Saat saya kelas 3 SMP, saya memang menginginkan untuk melanjutkan SMA di Jakarta karena melihat kedua kakak saya yang sudah pindah sejak SMP. Awalnya ibu saya menolak keinginan saya itu dan bersikeras agar saya tetap di Batam. Kemudian kakak saya menyuruh saya untuk mencoba tes di SMA Labschool Kebayoran. Saya pun mengikuti tes yang diadakan sekitar bulan Februari 2009 tersebut. Saat itu saya tidak berharap banyak, melihat jumlah peserta yang mengikuti tes sekitar 1000 orang dan SMA Labsky merupakan salah satu sekolah bergengsi yang hanya menerima murid-murid pintar. Saat melihat pengumuman melalui website, alhamdulillah nomor peserta saya ada di daftar siswa yang diterima. Setelah berdebat dengan orang tua, saya pun akhirnya diizinkan sekolah di SMA Labschool Kebayoran.

Tahun Pertama, Kelas 10 (2009-2010)
Hari pertama masuk sekolah di kelas 10 diawali dengan kegiatan Pra-MOS. Bisa dibilang saya cukup bersemangat hari itu karena merupakan hari pertama saya memakai seragam putih abu-abu. Saat itu kami berkumpul di sekolah pada hari Sabtu 11 Juli 2009 untuk dibagi kelompok dan diberi pengarahan tentang apa saja yang perlu disiapkan untuk MOS. Mulai dari makanan, name tag, serta atribut. Pada saat pertama kali melihat desain name tag MOS, saya cukup kaget dan kebingungan bagaimana membuatnya. Untunglah saya dibantu kakak saya untuk menyelesaikan name tag tersebut.

Pada hari Senin MOS pun dimulai. MOS berlangsung selama tiga hari. Kegiatannya sama seperti kegiatan orientasi di sekolah-sekolah pada umumnya, ada PBB, makan komando, dan pemberian materi. Ada salah satu budaya Labschool yang diperkenalkan di MOS, yaitu lari pagi. Setiap hari Jumat kami masuk lebih pagi dari biasanya untuk lari pagi bersama. Rute lari pagi selama MOS sebenarnya lebih pendek dari rute lari Jumat, namun karena saya belum terbiasa rute itu menurut saya sangat jauh. Selama MOS kami diharuskan membawa bekal makanan yang sudah ditentukan tetapi tidak dijelaskan secara langsung melainkan melalui clue seperti ‘nasi tanpa belas kasihan’ yang tidak lain adalah nasi mentega atau ‘menggebuk si inyong’ yang artinya gepuk Ny.Ong. Setiap hari kami diberikan clue yang berbeda untuk bekal makanan pada hari berikutnya. Biasanya sebelum pulang kami berkumpul untuk mendiskusikan clue tersebut untuk mengetahui makanan apa yang harus kami bawa. Sebenarnya pemberian clue untuk makanan ini bukan tanpa alasan, hal ini dilakukan agar kami lebih mengenal teman seangkatan dan melatih kekompakan angkatan.

Selesai MOS, pada hari Kamis kami mengikuti tes matrikulasi untuk mengukur kemampuan matematika kami. Hari itu juga saya untuk pertama kalinya bertemu dengan wali kelas dan teman-teman kelas saya. Saya masuk ke kelas XC, dan wali kelas saya adalah Pak Suhartanto. Awalnya saya merasa canggung masuk ke kelas ini karena sebagian besar anak-anaknya berasal dari SMP Labsky sehingga sudah saling mengenal. Tapi pada akhirnya saya bisa beradaptasi dengan yang lain.
Pada tanggal 17 Agustus ada hal menarik yang dimiliki Labsky yang mungkin tidak ada di sekolah lain, yaitu Lari Lintas Juang atau lalinju. Lalinju adalah awal dari prosesi serah terima jabatan OSIS dan MPK dimana para calon pengurus OSIS dan MPK serta yang sedang menjabat lari sejauh 17km dari Taman Makan Pahlawan Kalibata menuju sekolah.

Memasuki bulan Ramadhan, kami mengikuti kegiatan PILAR. Pada kegiatan ini kami menginap di sekolah selama 3 hari dan diberikan materi keagamaan. Kegiatan wajib berikutnya yang harus kami ikuti adalah Trip Observasi atau TO.  TO dilaksanakan pada bulan Oktober, sekitar dua minggu setelah ulangan tengah semester. Sebelum TO kami mengikuti Pra-TO. Sayangnya saya tidak bisa ikut kedua kegiatan ini karena sedang dirawat di rumah sakit dan harus mengulang tahun berikutnya bersama angkatan adik kelas saya. Saya cukup sedih ketika tidak bisa ikut, karena Pra-TO dan TO merupakan salah satu kegiatan penting bagi setiap  angkatan karena pada saat itu kami dilatih untuk menjadi angkatan yang solid. Saat Pra-TO kami mendapat nama angkatan, yaitu Nawadrastha Sandyadira yang artinya ‘Angkatan 9 yang bermahkotakan persatuan yang kokoh’. Karena saya tidak mengikuti TO, keinginan saya untuk menjadi pengurus OSIS pun harus terhenti.

Semester 2 pun dimulai. Di semester ini saya harus lebih fokus ke pelajaran, karena penjurusan di kelas 11 sangat dipengaruhi nilai di semester 2 ini. Di awal semester kami pergi ke Bandung untuk Studi Lapangan. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari 1 malam. Kami mengunjungi beberapa tempat seperti PT dan pabrik. Tidak ada yang menarik. Malamnya diadakan makrab angkatan. Acara ini cukup seru dan membuat angkatan kami semakin kompak.

Selain fokus pada pelajaran, di semester 2 ini saya ikut persiapan untuk mengikuti festival tari tradisional di Eropa. Ekstrakulikuler saya di kelas 10 adalah tari tradisional, sehingga saya tertarik untuk mengikuti festival ini. Persiapannya cukup berat, setiap hari Jumat sore dan Sabtu pagi kami harus datang ke sekolah untuk mengikuti latihan. Kurang lebih kami berlatih 10 jam setiap minggunya. Ditambah lagi kami harus berlatih selama libur UN dan UAS.

Kegiatan wajib terakhir kelas 10 adalah BINTAMA. BINTAMA adalah sebuah kegiatan pembinaan mental kepemimpinan siswa yang diadakan di Grup 1 KOPASSUS di Serang. Kegiatan yang kami lakukan disana antara lain adalah outbond, PBB, survival dan caraka malam. Kegiatan ini menuntut kami untuk selalu disiplin dan tepat waktu. Selama 6 hari kegiatan yang kami lakukan cukup berat, dan bagi saya 6 hari terasa cukup lama. Pada malam terakhir diadakan api unggun dimana kami berkumpul satu angkatan dan satu per satu dari kami maju untuk mencium bendera merah putih. Setelah itu kami makan bersama dan meneriakkan yel-yel kelompok.

Setelah kembali ke Jakarta, tim festival Eropa sibuk mempersiapkan keberangkatan. Kami berangkat kurang lebih  satu minggu setelah kembali dari BINTAMA, tepatnya tanggal 2 Juli 2011 dinihari. Festival berlangsung di Romans, Perancis selama satu minggu. Festival dibuka dengan berparade keliling kota tempat ferstival kami sambil menyanyi lagu-lagu daerah Indonesia seperti potong bebek angsa dan anak kambing saya. Kami disambut meriah oleh penduduk sekitar, beberapa bahkan ada yang mengambil gambar. Saat festival kami menarikan beberapa tarian tradisional Indonesia seperti tari piring, tor-tor, saman, rapai, dan nandak ganjen. Meskipun lelah karena harus menarikan 3 sampai 5 tarian setiap harinya, kami senang karena dapat membawa nama Indonesia di dunia internasional. Ditambah lagi dengan sambutan warga sekitar yang tidak pernah mengecewakan, bahkan beberapa kali kami menerima standing applause dari penonton. Mengikuti festival ini benar-benar pengalaman yang sangat berharga buat saya dan tidak akan pernah saya lupakan. Selesai festival, dua minggu berikutnya adalah tur. Beberapa negara yang kami kunjungi adalah Italy, Swiss, Belanda, dan Perancis tentunya. Saya sangat senang karena dapat melihat menara Eiffel secara langsung, juga merasakan salju yang asli di Mt. Titlis di Swiss. Saat di Belanda, kami mengunjungi desa nelayan atau biasa dikenal dengan Volendam. Disana kami foto menggunakan baju khas Belanda. Terakhir kami ke Italy untuk mengunjungi menara miring Pisa dan ke kota mode Milan sebelum akhirnya terbang kembali ke Jakarta. Kami kembali ke Jakarta tanggal 23 Juli 2011.


Tahun Kedua, Kelas 11 (2010-2011)
Kelas 11 pun dimulai. Alhamdulillah saya masuk jurusan yang saya inginkan yaitu jurusan IPA. Saya masuk ke kelas XI IPA 2. Kelas ini diisi anak-anak yang cukup pintar, sehingga persaingannya cukup ketat. Meskipun begitu, kelas ini kelas yang solid. Wali kelas saya adalah Pak Yusuf yang juga adalah pengajar kimia angkatan kami dari kelas 10. Di semester 1, nilai saya menurun karena pelajaran di kelas IPA yang cukup sulit. Akhirnya saya membuat target yang lebih tinggi di semester 2 untuk menaikkan nilai saya, dan Alhamdulillah nilai saya akhirnya naik.

Di bulan Oktober, saya akhirnya mengikuti kegiatan TO dan Pra-TO yang harusnya saya ikuti ketika saya kelas 10.  Saya tidak terlalu bersemangat mengikuti kegiatan ini, mengingat ini adalah acara angkatan adik kelas saya. TO diadakan di Purwakarta. Selama 5 hari kami tinggal di rumah penduduk dan melakukan penelitian. Pada hari keempat ada kegiatan penjelajahan. Kami menjelajahi desa dan mendatangi pos-pos dari sie OSIS. Kegiatan ini cukup melelahkan tetapi sangat seru dan menyenangkan.

Setelah itu tidak banyak kegiatan yang saya lakukan di kelas 11 dikarenakan saya bukan anggota OSIS ataupun MPK. Tetapi karena saya ikut ekskul tari tradisional, di kelas 11 ini kami aktif mengikuti lomba seperti Bulungan Cup dan acara lomba saman di sekolah kami yaitu Saman Skyfest yang merupakan bagian dari SkyBattle 2011. Walaupun kami hanya meraih juara di beberapa lomba saja kami tetap senang karena mendapat pengalaman dari lomba-lomba tersebut.

Pada bulan Februari kami pergi ke Jogja dalam rangka studi lapangan kelas 11. Disana kami mengunjungi Candi Prambanan dan menonton pertunjukkan di sendratari Ramayana. Tim saman kami juga mendapat kesempatan untuk tampil sebagai pembuka sebelum pertunjukkan dimulai. Kami juga berjalan-jalan di Malioboro dan mengunjungi pabrik tekstil yaitu PT Sritex, pabrik jamu Air Mancur, dan AAU. Perjalanan yang singkat ini sangat menyenangkan karena kami dapat menghabiskan waktu bersama teman seangkatan.

Menjelang kenaikkan kelas, selain mempersiapkan diri untuk ulangan kenaikkan kelas kami juga sibuk  mempersiapkan proker terakhir angkatan kami yaitu Sky Avenue. Sky Avenue akhirnya berjalan dengan sukses dan masa bermain-main kami pun juga berakhir. Sekarang kami fokus pada persiapan menghadapi ujian nasional. Pengalaman yang saya lewati selama 2 tahun di SMA Labschool Kebayoran sangatlah tak terlupakan. Semoga di tahun terakhir kami di Labsky ini juga memberikan berbagai pengalaman tak terlupakan dan angkatan kami lulus 100%.

No comments:

Post a Comment