SMA Labschool Kebayoran,
sebuah sekolah di Jakarta Selatan yang menjadi tempat saya menjalani pendidikan
SMA.
Berawal dari bulan Juli
tahun 2009. Ketika itu saya kembali
memasuki sekolah Labschool Kebayoran seperti tahun-tahun sebelumnya. Bedanya,
tahun ini saya telah menjadi murid SMA yang memakai seragam putih abu-abu.
Kehidupan SMA saya di mulai dengan mengikuti pra mos yang dilakukan untuk
menyiapkan segala sesuatu keperluan untuk mos. Di hari itu saya dan teman-teman
SMA saya yang baru dikumpulkan di hall basket Labsky, kemudian di bagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan berkumpul bersama kakak osis yang menjadi mentor
kelompok. kami diberitahukan apa-apa saja yang diperlukan selama mos, seperti
atribut-atribut yang digunakan dan membuat name tag yang cukup rumit. Saya dan
3 orang teman saya, yaitu Atika, Filza, dan Listy pun memutuskan untuk membuat
name tag bersama. Dengan mengerjakan name tag bersama-sama akhirnya name tag
kami pun selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tugas pertama mos pun
selesai dan kami kembali kerumah masing-masing.
Kemudian dilanjutkan dengan
mos. Mos SMA kami jalani selama 3 hari. Di sana kami diajarkan dan
diperkenalkan hal-hal yang berhubungan dengan Labschool. Kami mendengarkan
materi-materi dari narasumber dan melakukan aktivitas yang bermacam-macam.
Setelah 3 hari mos, kami masuk ke sekolah dan di bagi kedalam kelas-kelas. Saya
masuk kedalam kelas XD dengan walikelas Bapak Edy Rufianto. Di hari pertama
sekolah setelah mos ini, kami mengikuti tes matriks untuk mengetahui kemampuan
kami. Saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru dikelas, walaupun
kebanyakan yang berasal dari SMP yang sama dengan saya jadi saya sudah kenal. Kemudian
hari-hari menjadi anak kelas 1 SMA pun saya jalani.
Di tahun pertama ini, saya
dan teman-teman seangkatan mengikuti berbagai macam kegiatan. Yang pertama
adalah pesantren ramadhan. Pesantren ramadhan dilakukan di bulan ramadhan. Kami
harus menginap selama 3 hari 2 malam di sekolah bersama kakak-kakak osis dan
panitia dari Daarut Tauhid Bandung. Kegiatan ini tentunya membuat saya lebih
mengenal teman-teman baru di angkatan.
Kemudian kegiatan
selanjutnya yang saya ikuti adalah Trip Observasi. Trip Observasi adalah
kegiatan di mana kami pergi ke suatu desa
dan mencoba tinggal dan hidup bersama warga di desa tersebut. Trip
Observasi (TO) angkatan saya diadakan di Desa Pasir Muncang, Purwakarta.
Sebelum TO berlangsung. Pertama-tama kami harus melaksanakan pra-TO. Kegiatan
ini sangatlah melelahkan serta menguras tenaga. Di hari pertama kami berkumpul
dengan kelompok yang sudah dibagikan kemudian bersama-sama membuat tongkat yang
nantinya akan selalu kami bawa kemana-mana. Kami mengamplas tongkat tersebut
kemudian mengecatnya mengikuti pola yang sudah ditentukan. Namun ternyata
pengecatan tongkat tidak dapat selesai dalam waktu 1 hari. Kami juga membuat
name tag lagi seperti mos hanya saja name tag untuk TO ini lebih rumit dan
sulit daripada name tag mos. Ketika pra-TO, setiap paginya kami melaksanakan
lari pagi yang rutenya menurut saya sangat jauh. Kami lari sambil membawa
tongkat yang telah kami buat. Di pra-TO ini kami diajarkan dispilin, ketegasan
kakak-kakak osis membuat saya dan teman seangkatan semakin kompak. Di pra-TO
ini juga lahirlah nama angkatan saya yang bernama Nawadrastha Sandyadira
(Nawastra) yang berarti angkatan 9 yang bermahkotakan persatuan yang kokoh,
diketuai oleh Nabel, Danto, dan Olaf.
Setelah pra-TO, kami
angkatan Nawastra bersama-sama dengan kakak osis dan guru pergi ke Pasir
Muncang, Purwakarta. Di sana kami menginap di rumah warga selama 5 hari.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama TO sangatlah menyenangkan. Kami mencoba
membajak sawah, kemudian melakukan penjelajahan yang sangat seru. Kami belajar
hidup mandiri di sana, memasak sendiri dengan menggunakan tungku, mencuci
sendiri, bersih-bersih rumah sendiri, dan lain-lain. Saya mendapatkan
pengalaman yang sangat menyenangkan di TO ini. Angkatan kami pun menjadi
semakin kompak.
Di bulan Januari, saya
bersama teman-teman seangkatan melakukan study tour ke Bandung. Pengalaman yang
sangat menyenangkan untuk saya karena bisa jalan-jalan bersama teman-teman
seangkatan. Kami menginap selama 2 hari. Hari pertama kami mengunjungi museum
geologi, kemudian melakukan studi di daerah Dago, kemudian malamnya kami
mengadakan malam keakraban di sebuah restoran. Di hari kedua, kami mengunjungi
balai inseminasi buatan dimana kami diterangkan cara menginseminasi sapi-sapi
yang ada disana, kemudian dilanjutkan ke Ciater dan pulang kembali ke Jakarta.
Kegiatan wajib selanjutnya
di kelas 1 SMA ini adalah BINTAMA. Di BINTAMA ini, saya dan teman-teman
seangkatan di latih mental dan fisiknya oleh KOPASSUS di serang selama 6 hari.
Setelah BINTAMA, tibalah
saatnya pembagian raport dan yang paling menegangkan adalah penjurusan. Nilai
saya dikelas 1 ini tidaklah terlalu cemerlang sehingga sangat membuat saya
khawatir akan jurusan yang akan saya dapat di kelas 2 nanti. Ternyata saya
mendapatkan jurusan IPA sesuai dengan yang saya harapkan, Alhamdulillah.
Selama SMA ini, saya
mengikuti ekskul tari tradisional dan ketika liburan kenaikan kelas, saya
beserta 30an orang teman lainnya mengikuti festival yang diadakan oleh CIOFF di
Perancis. Untuk mengikuti festival ini tidak lah mudah. Kami harus menjalani
latihan rutin setiap minggunya selama berjam-jam disekolah untuk menyempurnakan
tarian yang akan kami tampilan nanti. Ketika saatnya kami berangkat ke sana,
perasaan saya sangatlah senang dan gembira. Selain telah mendapatkan jurusan
yang saya inginkan, saya dapat mengunjungi benua Eropa bersama teman-teman.
Perjalanan dari Indonesia ke Perancis memakan waktu sekitar 10 jam dengan
sekali transit di Dubai. Sesampainya kami disana, kami langsung pergi menuju
sebuah kota bernama Romans-sur-Isere dimana festival tersebut diadakan. Kami tinggal di
pondok-pondok kecil yang sudah disiapkan oleh panitia CIOFF. Festival ini
diikuti oleh beberapa negara seperti Mongolia, Georgia, Nigeria, Peru, dll.
Kami sebagai perwakilan dari Indonesia menampilkan beberapa tarian tradisional
Indonesia seperti tari saman, rapai geleng, tari piring, tari giring-giring,
dan yang lainnya. Festival berlangsung selama 10 hari. Selain menari, kami juga
melakukan parade ke jalan-jalan. Dengan menggunakan baju tari sambil
menyanyikan lagu-lagu Indonesia, kami berkeliling di sekitar kota. Saya merasa
sangat senang dan bangga pada diri saya sendiri, teman-teman, terutama kepada
Indonesia, karena setiap kami selesai membawakan suatu penampilan, para
penonton yang tidak lain adalah orang asing sangat menyukai penampilan kami dan
memberikan apresiasi yang sangat baik.
Setelah 10 hari mengikuti
festival, dengan closing yang sangat mengesankan, saya dan rombongan
melanjutkan tour ke ibukota Perancis yaitu Paris. Kami menetap selama 3 hari
disana. Setelah itu kami melanjutkan tour ke beberapa negara di Eropa seperti
Jerman, Swiss, Belanda, dan Itali. Ketika kami memulai tour ini sebenarnya
teman kami yang di Jakarta sudah mulai masuk sekolah, sehingga kami harus
ketinggalan pelajaran kurang lebih selama 2 minggu. Namun tentu saja saya tidak
menyesal mengikuti kegiatan ini. Saya merasa sangat senang dan ingin sekali
kembali ke masa ini.
Setelah 2 minggu menjalani
tour, saya dan rombongan kembali ke ibukota tercinta, Jakarta. Kami kembali
masuk sekolah dengan kelas yang baru. Saya mendapatkan kelas XI IPA 3 dan
lagi-lagi wali kelasnya adalah Bapak Edy Rufianto. Agak sedih sebenarnya berpisah
dengan teman-teman di kelas 1 terdahulu karena kami sudah mulai akrab dan lebih
mengenal satu sama lain. Namun kehidupan saya sebagai siswi kelas 2 SMA tetap
harus dijalani. Saya berkenalan dengan teman-teman yang sebelumnya tidak saya
kenal.
Di kelas 2 SMA ini, kami
disibukkan dengan kegiatan-kegiatan non akademis, seperti SKYBATTLE, SKYFEST,
dan terakhir SKYAVENUE. Ketika itu saya dan teman-teman yang mengikuti
ekstrakurikuler tari tradisional juga aktif mengikuti lomba-lomba yang
diadakan. Biasanya kami berlatih setiap pulang sekolah sampai jam 5 sore. Saya
pun sangat bersemangat menjalani latihan-latihan dan lomba-lomba tersebut.
Alhamdulillah, kami sempat menjuarai beberapa perlombaan tari saman.
Kegiatan-kegiatan ini
membuat saya dan teman-teman sibuk dan
harus meninggalkan pelajaran di kelas. Apalagi ketika kami mengadakan
acara-acara besar seperti SkyBattle. Sky Battle adalah acara perlombaan yang
tiap tahunnya diadakan SMA Labsky, dan tahun ini merupakan tahun dimana
angkatan saya yang mengurus acara ini. Di tahun-tahun sebelumnya, Skyfest,
yaitu acara lomba tari saman yang di adakan Labsky, menjadi acara yang terpisah
dari SkyBattle, tapi untuk tahun ini kedua acara tersebut digabung. Saya dan
teman-teman tari tradisional juga ikut serta dalam perlombaan saman di Skyfest.
Sky Battle dan Skyfest pun berlangsung sukses.
Setelah acara-acara
tersebut, kami disibukkan kembali dengan acara terakhir angkatan dan yang
paling besar yaitu Sky Avenue. Acara ini membuat kami semua sangat lah sibuk.
Di Sky Avenue tahun ini, kami mengundang Sheila on 7, White Shoes and The
Couples Company, The Sigit, serta Gugun and The Blues Shelter untuk tampil
membawakan lagu-lagu andalan mereka. Ketika Sky Avenue berlangsung, Tennis
Indoor Senayan pun di padati oleh pengunjung dan bersama-sama menikmati
penampilan-penampilan yang di tampilkan. Alhamdulillah, sekali lagi acara
angkatan kami pun sukses. Hasil jerih payah kami pun terbayarkan.
Berakhirnya Sky Avenue
merupakan pertanda awal bahwa kami sudah harus fokus menjalani kehidupan
sebagai siswa kelas 3 SMA. Di tahun ini
saya bergabung dengan kelas XII IPA 2 dengan walikelas Bapak Ajmain. Lagi-lagi
saya harus berpisah dengan teman-teman dari kelas 2 yang sudah saling dekat satu sama lain. Tetapi
teman-teman di kelas 3 ini sudahlah tidak asing bagi saya, karena kami sudah
bersama-sama menjalani kegiatan yang ada di SMA Labsky ini selama 2 tahun
terakhir.
Kami juga sempat melakukan
study tour ke Jogjakarta. Disana kami mengunjungi beberapa tempat seperti
Keraton, akademi angkatan udara, Candi Prambanan, PT. Air Mancur, PT.
Sritex, Sendratari Ramayana, UGM, SMA Muhammadiyah 1, dan Malioboro. Ketika di
Sendratari Ramayana, saya dan teman-teman tradisional memberika penampilan
sebagai pembuka acara. Kami dibagi ke dalam 2 tim. Tim pertama menarikan tari
Zapin, dan tim kedua menarikan Tari Saman.
Sekarang saya sedang
menjalani kehidupan sebagai siswi kelas 3 SMA yang sangat melelahkan. Saya
harus mengerjakan tugas yang sangatlah banyak, di samping itu saya juga harus
tekun belajar dan mengikuti les-les untuk mencapai cita-cita saya. Semoga apa
yang saya dan teman-teman cita-citakan dapat tercapai kelak, amin.
XD Nawastra |
Penari Tim Misi Budaya |
XI IPA 3 Nawastra |
Nawastra ke Jogja |
No comments:
Post a Comment