Berikut ini merupakan rangkuman pelajaran Fisika untuk semester kedua kelas X (Kelas 1 SMA) sesuai dengan KTSP tahun 2006 dengan Standar Kompetensi yang dipelajari, yaitu:
1. Menerapkan prinsip kerja alat optik.
2. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi.
3. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaia masalah dan berbagai produk teknologi.
4. Memahami konsep dan prinsip gelombang elektromagnetik.
I. OPTIK
A. Pemantulan Cahaya
1. Pada Cermin Datar
Hukum pemantulan :
i. Sinar Datang (SD), Sinar Pantul (SP), dan Garis Normal (N), terletak pada satu bidang.
ii. Sudut Sinar Datang = Sudut Sinar Pantul, atau i = r
i. Sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan menuju fokus.
ii. Sinar yang datang menuju fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
iii. Sinar yang datang dari pusat kelengkungan dipantulkan ke tempat semula.
i. Sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah oleh fokus.
ii. Sinar yang datang menuju fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
iii. Sinar yang datang dari pusat kelengkungan dipantulkan ke tempat semula.
· Persamaan Umum
1 = 1 + 1 f = fokus, (+) cekung & (-) cembung
f s s’ s = jarak benda
s’ = jarang bayangan
B. Pembiasan (Pembelokkan) Sinar
· Hukum Snellius :
i. Sinar datang (SD), sinar bias (SB), dan garis normal (N) perpotongan dan terletak pada satu bidang.
ii. Dari medium kurang rapat ke medium rapat, sinar dibiaskan mendekati garis N. Dari medium rapat ke medium kurang rapat, sinar dibiaskan menjauhi garis N.
· Persamaan Snellius
n1 x sinq1 = n2 x sinq2
n1 = indeks bias medium-1
n2 = indeks bias medium-2
q1 = sudut sinar datang
q2 = sudut sinar bias
D = q2 - q1
D = deviasi = simpangan sudut
· Catatan :
S’ --> (+) = nyata
(- ) = maya
M --> (+) = tegak
(- ) = terbalik
< 1 = diperkecil
> 1 = diperbesar
2. Pada Lensa Cembung
i. Sinar yang datang sejajar sumbu utama, dibiaskan menuju f2.
ii. Sinar yang datang menuju f1, dibiaskan sejajar sumbu utama.
iii. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan lensa, tidak dibiaskan.
3. Pada Lensa Cekung
ii. Sinar yang datang menuju f1 dibiaskan sejajar sumbu utama.
iii. Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan lensa, tidak dibiaskan.
· Persamaan Lensa :
1 = 1 + 1 f = fokus, (+) cekung & (-) cembung
f s s’ s = jarak benda
s’ = jarang bayangan
M = -s’ = h’ M = perbesaran
s h h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
II. SUHU & KALOR
Ø Terdiri dari :
1. Suhu dan Pemuaian
2. Kalor dan perubahan wujud
3. Perpindahan kalor
A. Suhu dan Pemuaian
· Termometer
· Perbandingan Skala
ΔC : ΔK : ΔR : ΔF
5 : 5 : 4 : 9
· Pemuaian
o Zat Padat (Panjang, Luas, dan Volume)
o Zat Cair/Gas
· Pemuaian Panjang
Lt = Lo + (α x Lo x ΔT)
Lo = Panjang awal
Lt = Panjang setelah memuai
α = Koefisien muai panjang
Δt = Perubahan suhu
= T2 – T1
· Pemuaian Luas
At = Ao + (2α x Ao x ΔT)
Ao = Luas awal
At = Luas setelah memuai
α = Koefisien muai panjang
Δt = Perubahan suhu
= T2 – T1
· Pemuaian Volume
Vt = Vo + (3α x Vo x ΔT)
Vo = Volume awal
Vt = Volume setelah memuai
α = Koefisien muai panjang
Δt = Perubahan suhu
= T2 – T1
· Pertambahan panjang (ΔL)
ΔL = α x Lo x ΔT
B. Kalor dan Perubahan Wujud
· Kalor (Q) adalah Energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah
Q = m x c x ΔT
Q = Kalor (Joule)
m = Massa benda (kg)
c = Kalor jenis (J/kg.c)
ΔT = Perubahan suhu
· Kalor Lebur (Lf) adalah Kalor yang diperlukan benda untuk melebur
Lf = Q Lf = Kalor Lebur (J/kg)
m Q = Kalor (J)
m = massa (kg)
· Kalor Didih (Lv) adalah Kalor yang dilepaskan benda untuk mendidih
Lv = Q Lv = Kalor Didih (J/kg)
m Q = Kalor (J)
m = massa (kg)
· Perubahan Wujud
C. Perpindahan Kalor
1. Konduksi
adalah Perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel
Q = K x A x ΔT Q/T = Laju kalor (J/s)
t d K =Konduktivitas termal (w/m.k)
A = Luas permukaan (m2)
ΔT = Perubahan suhu (K)
d = Tebal (m)
2. Konveksi
adalah Perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel
Q/t = h x A x ΔT
Q/T = Laju kalor (J/s)
H =Koefisien konveksi (J/s.m2.k)
A = Luas permukaan (m2)
ΔT = Perubahan suhu (K)
3. Radiasi
adalah Perpindahan kalor tanpa melalui medium
Q/t = G x e x A x T4
Q/t = Laju kalor (J/s)
G = Tetapan Steffan-Boltzman
= 5,67 x 10-8 (w/m2.k4)
e = Emisivitas benda hitam
= 0 < e ≤ 1
A = Luas permukaan (m2)
T = Suhu (K)
III. LISTRIK DINAMIS
Ø Arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Ø Arus listrik terjadi karena adanya aliran electron.
Ø Elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial tinggi.
--> Arus listrik
+ -
<-- Arus Elektron
A. Alat Ukur Listrik
a. Amperemeter
-adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik
-dalam rangkaian, dipasang secara seri
b. Voltmeter
-adalah alat untuk mengukur tegangan listrik
-dalam rangkaian, dipasang secara parallel
B. Rangkaian Arus Searah
i. Resistansi Resistor
R = ρ x L R = resistan si resistor (Ω)
A ρ = hambatan jenis (Ω.m)
L = panjang (m)
A = luas penampang (m2)
ii. Hubungan Resistor
a. Seri
Rtotal = R1 + R2
b. Paralel
1 = 1 + 1
R total R1 R2
iii. Hukum I Kirchoff
“Jumlah arus listrik yang masuk percabangan sama dengan jumlah arus listrik yang keluar percabangan”
Imasuk = Ikeluar
iv. Hukum II Kirchoff
“Jumlah aljabar tegangan pada suatu rangkaian tertutup sama dengan nol”
εV = 0 atau εξ + ε + R = 0
IV. GELOMBANG ELEKTROMAGNET
A. Jenis Gelombang Mekanik
i. Gelombang transversal, adalah gelombang dengan arah rambatan tegak lurus terhadap arah getar
ii. Gelombang longitudinal, adalah gelombang dengan arah rambatan sejajar terhadap arah getar
B. Gelombang electromagnet
Adalah gelombang transversal yang membawa medan listrik dan medan magnet.
z = cepat rambat (m/s)
z = λ x f λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)