Monday, 12 September 2011

TUGAS 1 : Autobiografi 2 Tahun di Labschool Kebayoran


Dua Tahun Hidup Saya pada Masa SMA


            Nama saya Darinda.P.Djani. Saat ini saya berumur 17 tahun dan sedang menjalani masa SMA kelas XII di Labschool Kebayoran. Saya akan menceritakan pengalaman saya saat saya kelas X sampai saya kelas XI di SMA Labschool Kebayoran yang didirikan oleh Yayasan UNJ dan merupakan cabang dari Labschool Rawamangun atau Labschool Jakarta yang telah didirikan jauh sebelum Labschool Kebayoran. SMA Labschool Kebayoran telah didirikan sejak tahun 2000 dan bermula dari angkatan pertama, yang beralamatkan di jalan Kebayoran Baru dan merupakan sekolah yang gedungnya bertingkat empat dan wilayah yang cukup memadai dengan  SMA dan SMP kami tergabung menjadi satu gedung. Gedung SMA dan SMP, bisa juga disebut 2 gedung digabung menjadi satu. Karena itu, SMP dan SMA selalu bersebelahan dan lapanganpun dipakai bersama. Walaupun begitu fasilitas dan gedung sudah termasuk lengkap dan berkualitas. Begitu juga dengan proses pembelajaran. Walaupun dengan bersebelahan proses belajar agak terganggu dengan kegiatan satu sama lain, tapi sistem belajar tetap berjalan dengan kegiatan yang cukup padat. Itu merupakan fakta yang saya belum ketahui pada 3 tahun yang lalu, karena saya saat itu berada pada SMP Al-ikhlas dan belum mengetahui kegiatan-kegiatan yang sering diselenggarakan oleh Labschool Kebayoran.
            Cerita saya di Labschool Kebayoran, atau lebih sering disebut “Labsky”. Berawal dengan pendaftaran dan tes seleksi masuk SMA Labshool Kebayoran yang dianjurkan orang tua saya untuk memasuki SMA Labschool Kebayoran. Sebab orang tua memasuki saya di SMA ini karena kakak-kakak saya adalah alumni disini, karena itu agar sama sekolahnya dan tidak beda-beda saya di haruskan memasuki SMA Labsky. Alasan saya pribadi, karena saya sudah mengikuti tes SMA swasta ini dan lulus karena jerih payah dan usaha saya, tanpa pertimbangan saya langsung masuk saja tanpa memikirkan sekolah lain. Dan mungkin saya agak sedikit menyesal dengan banyaknya tugas dan remedial serta kegiatan yang padat, tetapi Labschool adalah sekolah yang pendidikan dan berakreditasi yang bagus, serta fasilitasnya lengkap dan nyaman.
            Sayapun lulus tes dan memasuki SMA Labschool Kebayoran. Hari pertama kami siswa-siswa SMA labsky diharuskan membawa bekal dan membuat name tag untuk kegiatan yang merupakan tradisi di SMA Indonesia, yaitu MOS. Tapi lain dari sekolah pada umumnya MOS labsky termasuk keras dan merepotkan, karena kami disuruh membawa bekal dengan syarat harus memecahkan teka-teki dan membuat name tag sendiri dengan hiasan yang rumit. Meskipun rumormya MOS tahun saya agak dipermudah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sayapun menjalankan MOS bersama siswa-siswa lainnya selama 3 hari dengan bimbingan Osis Diwakara Balasena yang merupakan kakak kelas 3 angkatan 7 atau sering disebutnya Saptraka. Selama masa pembimbingan saya mengenal teman dan orang baru sekalian bekerja sama untuk menuntaskan kegiatan MOS bersama. Setelah acara MOS selesai , sistem pembelajaranpun dimulai untuk kelas 10. Saya ditempatkan di kelas 10E, dan ternyata sekelas dengan teman SMP saya yaitu Raissa, dan berkenalan dengan Arin dan teman-teman saya lainnya. Saat kelas 10 saya memilih eskul di kuliner bersama teman saya, setelah expo eskul yang diadakan di minggu pertama masuk sekolah. Kelas 10 selalu diwajibkan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan yang cukup padat, Contohnya Pesantren, TO dan BINTAMA. Setelah dilakukan pembeljaran selama beberapa bulan, dilakukan pergantian pengurusan Osis yang tadinya dijabat Diwakara Balasena oleh angkatan Saptraka dan dipimpin oleh kak Eros, lalu digantikan oleh angkatan 8 atau Hastara yang nantinya dipimpin oleh ketua Osis perempuan pertama sepanjang sejarah Labschool Kebayoran, yaitu kak Putri. Saat pemilihan ketua osis dilakukan debat antara para calon ketua Osis dan di voting oleh angkatan 7,8,9. Setelah divoting, terpilihlah kak putri, yang menjadi ketua Osis. Setelah selesai pemilihan dan pergantian penguurus Osis, datanglah bulan Ramadhan. Sesuai tradisi sekolah, saat bulan Ramadhan dilakukan kegiatan pesantren kilat yang wajib diikuti oleh setiap anak kelas 10. Saat itu angkatan kami mengikuti acara pesantren kilat di sekolah dengan bimbingan osis Hastara dan para guru. Inti acaranya adalah pembelajaran tentang islam dalam bulan puasa beserta games atau permainan outbound yang tesedia. Setiap hari kami membaca Qur’an dan melakukan sholat, tapi hal yang melelahkan dan menyita waktu puasa kami adalah games dan outbound. Outbond yang dilakukan di bulan puasa, jujur saja melelahkan dan menguras tenaga, kami harus lari ke beberapa tempat games diadakan oleh Osis dan melaksanakan tugas atau games tersebut untuk mendapatkan poin. Contohnya, ada yang harus menuangkan air dari ember yang diatas kepala ke kepala, lalu meluncurkan kelereng dari dari pipa ke pipa, dan lainnya. Setelah outbond, kami berbuka puasa bersama lalu tidur didalam kelas yang disediakan. Kira-kira kegiatan itulah yang kami lakukan selama tiga hari dalam acara pesantren kilat.
            Setelah acara pesantren, kami melakukan pembelajaran seperti biasa sampai libur hari raya idul fitri. Sehabis hari raya, seminggu kemudian kami masuk sekolah dan melanjutkan pembelajaran seperti biasa sampai bulan Oktober. Dibulan Oktober ini, kami mulai mengikuti kegiatan Pra-TO yang dilaksanakan sebelum Trip Observasi atau disebut juga TO. TO adalah kegiatan khusus SMA Labschool untuk membina murid-muridnya melakukan pengamatan dan kegiatan di Desa yang akan diamati dan ditinggali selama beberapa hari. Sebelumnya kami harus melakukan kegiatan Pra-TO untuk mempersiapakan kegiatan TO selama 3 hari. Saat itu kami harus membuat name tag untuk yang kedua kalinya dan belajar memasak. Selain itu, kami diajarkan pbb dan tata tertib menjalankan TO, seraya membina mental kami. Contohnya kegiatan Barikade, merebut tongkat dan baris berbaris. Intinya setelah jerih payah setelah 3 hari, kami diperbolehkan menamai angkatan kami. Yaitu angkatan 9 yang bermahkotanakan persatuan (kira-kira begitu) atau nama sansekertanya, Nawadhrasta Sandiadira atau disingkat Nawastra. Sejak hari itu angkatan kami menjadi kompak dan kami bangga menerima nama angkatan tersebut. Setelah acara Pra-TO selesai, kami mempersiapkan diri untuk melakukan acara selanjutnya yaitu TO. Kami diharuskan tinggal di Desa yang bertempatkan di Puwakarata, selama 5 hari dengan kegiatan dan tugas yang harus kami laksanakan. Manfaatnya, siswa akan mengetahui kehidupan perdesaan dan bisa hidup mandiri, serta membangun rasa solidaritas dan kerjasama. Hari pertama, kami berjalan dari sawah-sawah sampe desa tersebut. Setelah sampai disana kami mengikuti acara pembukaan dan menetap di rumah penduduk desa yang telah ditentukan sesuai kelompok yang telah dibagi. Kegiatannya macam-macam, seperti melakukan penelitian dan mencari bahan presentasi untuk tugas-tugas kami. Dan belakangan, kami diharuskan presentasi di depan para guru dan murid-murid sesuai  bahan yang kami dapatkan. Selain itu kami diajak turun ke sawah dan diajarkan mencangkul sawah dan bermain bersama kerbau-kerbau yang ada disana. Ada juga kegiatan lainnya, yaitu mempresentasikan daerah dengan memakai kostum dan ikut acara day care untuk menyumbang kepada sekolah atau anak-anak yang kurang mampu. Pada saat TO kami juga diharuskan membuat surat cinta sekreatif mungkin kepada para kakak-kakak Osis. Pada malam api unggun saya akhirnya menyerahkan surat cinta kepada salah satu kakak osis. Selain itu ada satu kegiatan yang seru dan menyenangkan, yaitu penjelajahan. Di penjelajahan, kami diharuskan menjelajahi pedesaan di lintasan yang telah disediakan. Kami harus berjalan dari pos ke pos yang ada rintangannya, sampai desa tempat kami tinggal. Pertama pos kesenian, wajah kami ditulisi dan disuruh meniru gerakan yang ditentukan. Lalu ada pos BN atau keamanan, kami disuruh push up dan merangkak di tengah lumpur dan lainnya. Setelah itu pos rohis atau agama, kami disuruh mengambil barang yang di taruh di air terjun, sekalian membersihkan lumpur dari pos BN. Selanjutnya pos edukasi, kami diharuskan memecahkan teka-teki yang telah disediakan. Dan terakhir pos kesmas atau kesehatan, kami harus mengetahui jenis obat yang ditanyakan. Lalu kami berjalan lagi sampai desa kembali. Kira-kira total perjalan kami bisa sampai 5-6 km, tapi saya menikmatinya walaupun melelahkan. Setelah penjelajahan besoknya diadakan acara penutupan dan pulanglah kami ke Jakarta. Acara TO pun ditutup dengan penutupan di sekolah, lalu kami pulang ke rumah masing-masing.
            Setelah kegiatan TO, kami belajar seperti biasa sampai ujian kenaikan kelas. Sehabis ujian kenaikan kelas, kami melakukan kegiatan Bintama. Seperti TO, Bintama di wajibkan bagi seluruh siswa kelas 10, tapi bedanya Bintama dilakukan dengan bimbingan Kopasus selama 6 hari. Selama 6 hari, kami dibimbing dan di latih mental dan fisik, serta pengetahuan lainnya. Kegiatan-kegiatannya terdiri dari membaca kompas, berlatih Pbb, melakukan outbond militer, dan caraka malam. Kebetulan Bintama angkatan kami dilakukan di Serang yang dekat dengan pantai, jadi suhu dan keadaan sangat panas dan bisa dibandingkan dengan Jakarta. Dengan keadaan panas dan pelatihan fisik serta kedisiplinan, saya sering sakit dan lelah menjalaninya. Contoh kegiatan Bintama adalah caraka malam yang harus dilakukan pada malam hari, seperti jurit malam. Tengah malam kami dibanguni satu-persatu dan disuruh berjalan di hutan secara berkelompok, hanya dengan tali sebagai penuntun arah. Walaupun melelahkan, tetapi pengalaman tersebut, merupakan kenangan yang tidak bisa dilupakan baik-buruknya. Setelah pelatihan selama 6 hari, kami pulang menuju Jakarta dan rumah masing-masing.
            Setelah kegiatan Bintama, saya naik kelas menjadi kelas 11 dan berhasil masuk IPA. Saat kelas 11, kami mulai mendalami pelajaran IPA dan tidak melakukan banyak kegiatan seperti sebelumnya. Angkatan saya di bagi menjadi 3 kelas ips dan 3 kelas ipa. Lalu saat kelas 11 atau 2, saya mengikuti pelatihan pengurus Osis selama 3 hari, hanya untuk mencari pengalaman. Kami dilatih segala macam yang harus dilakukan sebagai pengurus Osis atau MPK oleh kakak kelas kami. Tetapi saya akhirnya memilih tidak ikut menjadi pengurus Osis, dan belajar seperti biasa. Pada saat pergantian pengurus Osis, Nabel menjadi ketua Osis kami dan mulai memimpin Osis Nawastra sampai masa jabatannya habis. Kelas 11 kamipun lebih foskus belajarnya dan lebih banyak waktu luang karena kegiatan-kegiatan telah dilakukan di jelas 10. Sayapun berpindah ekskul menjadi ekskul jepang dari ekskul kuliner bersama teman saya. Pada semester dua saya dan teman-teman saya mendapat tawaran pergi ke jepang oleh program diadakan oleh pihak jepang, tetapi karena ada banyak pertimbangan dengan radiasi dan jumlah quota yang tidak mencukupi, maka program tersebut di batalkan. Kegiatan yang akan kami lakukan saat kelas 11 adalah study tur ke Jogja. Kami mengikuti study tur ini saat semester 2 dan menjalaninya selama 5 hari. Saat disana kami mengunjungi banyak tempat dan melihat banyak hal baru, seperti singgah ke candi Prambanan dan menonton Sendratari Ramayana bersama teman-teman. Kami juga singgah di Malioboro untuk berbelanja sedikit. Kami berpencar di Malioboro untuk berbelanja keperluan masing-masing, saya dan teman-teman berjalan kearah toko baju dan batik untuk membeli titipan dan oleh-oleh untuk keluarga. Selain ke Malioboro, kami juga ke PT. Sritex, tempat pembuatan jamu dan lainnya. Setelah study tur di Jogja selesai, kami pulang ke Jakarta dengan pesawat seperti berangkat ke Jogja dan pulang ke rumah masing-masing dan mengerjakan laporan atau makalah studi tur Jogja yang nantinya dikumpulkan di sekolah. Sehabis study tur, Labschool melakukan pembelajaran seperti biasa sampai menjalani ujian kenaikan kelas. Lalu kamipun naik kelas ke kelas 12. Sekian autobiografi saya selama kelas 10 dan 11 di Labschool Kebayoran, semoga bermanfaat.




No comments:

Post a Comment