Thursday, 8 September 2011

Dua Tahun di Labsky, Sebuah Autobiografi Atika Andianti

Labschool Kebayoran, adalah sebuah gedung sekolah yang berlokasi di Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 14, Kebayoran Baru. Sudah dua tahun saya menjalani masa SMA di sekolah yang sangat saya banggakan ini. Betapa senangnya saya saat tahu dapat kembali bersekolah di sekolah ini setelah menjalani masa  SMP di sekolah yang sama. Usaha yang keras akhirnya membawa hasil yang memuaskan, sehingga saya bisa kembali bersekolah di Labsky. Saya memulai masa SMA di sekolah ini pada tahun 2009 sekitar bulan Juli. Hari pertama memasuki masa SMA adalah saat PRA MOS, kami semua, Angkatan 9 SMA Labschool Kebayoran menggunakan celana dan rok abu-abu untuk pertama kalinya. Kakak-kakak OSIS dan MPK yang membimbing saat itu adalah dari dari Angkatan 7, yaitu OSIS Diwakara Balasena. Saya menemui banyak teman baru dari sekolah lain, dan juga banyak menemui temanteman lama saya dari SMP Labschool Kebayoran. Mulai dari hari pertama MOS, disinilah awal dari masa kehidupan SMA kami, kami adalah sebuah angkatan yang akan berjalan bersama selama 3 tahun ke depan, dan akan berusaha untuk menjadikan masa SMA ini menjadi menjadi masa yang paling menyenangkan.

XE Nawastra
Saya menjalani masa kelas 10 saya di kelas XE yang berisi 36 siswa yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Namun, saya menemukan bahwa kelas ini adalah kelas yang sangat seru dan meninggalkan banyak kenangan. Di kelas 10 ini, kami semua ditekankan pada nilai untuk penjurusan di kelas 11 nanti. Namun, banyak sekali juga proram-program yang harus dilaksanakan. Pada sekitar bulan Oktober, kami seluruh anak 10 wajib mengikuti program Trip Observasi, dimana kami akan tinggal selama 5 hari di rumah penduduk di sebuah desa, dan kami akan menjalani kehidupan perdesaan layaknya orang-orang disana. Kami dibimbing oleh OSIS Ksatrianala Saghrayuda dan MPK Balaprawira Cakradarmatha. Namun, pada saat seminggu sebelum keberangkatan, kami semua harus melakukan Pra TO selama 3 hari di sekolah. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan hal yang paling merepotkan dari seluruh program-program di sekolah. Kami harus mencari barang-barang untuk perlengkapan pakaian kami, dan semuanya harus sama. Memang sangat sulit, namun ini bertujuan untuk membangun kekompakkan angkatan kami. Selama Pra TO, kami harus membuat name tag dan juga tongkat. Dari kedua benda ini, tidak ada yang leih mudah ataupun lebih susah, karena keduanya sama-sama susah. Tapi kami semua bekerja sama, dan akhirnya name tag dan tonkat tersebut dapat selesai tepat waktu. Pada hari ke-3, yaitu tanggal 17 Oktober 2009, terbentuklah Nawa Drastha Sandyadira, yang berarti Angkatan 9 yang bermahkotakan persatuan yang kokoh. Dan di hari ini jugalah, kami memilki 3 ketua angkatan, yaitu Nabel, Danto, dan Olaf. Tidak akan pernah saya lupakan saat kami bersama-sama mengucapkan nama angkatan kami dengan lantang untuk pertama kalinya di hari itu.

Pada tangggal 22-26 Oktober 2009, kami menjalani Trip Observasi di Kampung Pasir Muncang, Purwakarta. Lima hari disana merupakan masa-masa yang sangat menyenangkan dan tidak akan pernah saya lupakan. Banyak hal yang kami lakukan disana, kami sempat bekerja di sawah bersama kerbau-kerbau, kami juga melakukan Misi Budaya, dan ada juga pentas seni setup malamnya. Saya menginap di sebuah rumah penduduk yang kecil, berada paling ujung, namun cukup untuk ditinggali kami sekelompok, dan nyaman untuk ditempati. Pada malam kedua di desa itu, saya jatuh sakit, dan akhirnya dibawa ke UKS untuk pemeriksaan lebih lanjut, tensi saya tinggi, dan akhirnya saya harus istirahat di UKS sampai hari ketiga. Akibatnya, saya tidak bisa mengikuti penjelajahan di hari keempat. Saya harus tinggal di rumah dan memasak untuk teman-teman yang lain sambil menunggu kepulangan mereka. Betapa sayangnya saya tidak bisa ikut penjelajahan, karena itu merupakan kegiatan yang seru, meskipun terlihat melelahkan. Pada hari terakhir di Pasir Muncang, kami mengadakan Malam Keakraban yang dilengkapi dengan api ungggun. Sungguh malam itu sangatlah mengharukan, 5 hari sudah terlewati begitu saja dengan cepat, dan keesokan harinya kami harus pulang ke Jakarta.

Di Labschool Kebayoran, saya mengikuti ekskul Tari Tradisional. Kami dididik oleh kakak-kakak Dinakara Citrani untuk sekitar 6 bulan untuk berlatih saman. Dan pada setiap tahunnya, CIOFF, yaitu sebuah organisasi seni yang mengadakan festival rakyat di berbagai negara di dunia mengundang Indonesia untuk menari di festival tersebut. Labsky merupakan salah satu sekolah yang berpartisipasi dalam program tersebut. Pada tahun 2010 kemarin, kami mendapatkan giliran di Perancis, yang merupakan negara pusat organisasi CIOFF. Maka dari itu, 35 anak yang terdiri dari 26 penari dan 9 pemusik berlatih sejak bulan Februari untuk festival tersebut. Setiap minggunya, kami berlatih selama 10 jam, 4 jam di hari Jumat dan 6 jam di hari Sabtu. Kami terus melakukan latihan tersebut selama 4 bulan setengah. Tarian-tarian yang dibawakan antara lain Tari Nandak Ganjen, Piring, Salama, Yapong, Giring-Giring, Tor-Tor, Rapai Geleng, dan Saman. Tidak jarang kami dimarahi oleh guru tari kami, namun semua itu membawa kami ke arah yang lebih baik. Ada suatu hari dimana saya dan kelompok tari saya dibawa ke koridor untuk menyempurnakan tarian Nandak Ganjen, dengan kondisi yang panas dan sempit, kami diperintahkan untuk menarikan tarian tersebut secara berulang-ulang. Tidak heran keesokan harinya saya tidak dapat bangun dari tempat tidur karena terlalu lelah, dan badman saya dipenuhi oleh rasa sakit.

Menjelang pertengahan tahun 2010, setelah kami selesai dengan UKK semester 2, seluruh siswa kelas 10 mengikuti kegiatan BINTAMA di Kopasus Serang. Disana kami dididik untuk menjadi murid yang disiplin dan menjadi angkatan yang kompak yang saling membantu. Selama 6 hari 5 malam disana, kami berlatih PBB, Mountenering, P3K, dan banyak hal lainnya. Dan yang paling penting, Serang adalah daerah yang sangat panas, sehingga seluruh murid menjadi hitam. Lebih parahnya, tidak lama setelah BINTAMA, kami yang merupakan peserta Misi Budaya ke Eropa akan melakukan Malam Pelepasan di sekolah. Sepulangnya kami dari Serang, kami langsung kembali berlatih untuk mempersiapkan Malam Pelepasan. Saat itu kami sedang dalam kondisi di puncak kelelahan, namun kami tetap harus berlatih. Malam Pelepasan dialksanakan pada tanggal 25 Juni 2010, dan alhamdullilah berjalan dengan lancar, meskipun sangat melelahkan. Untuk pertama kalinya, kami mencoba untuk bergiliran menari antara 2 kelompok secara bergantian, dan kami harus berganti baju dengan menggunakan waktu yang sangat terbatas. Belum sempat kami mengusap keringat dari tarian pertama, kami sudah harus menarikan tarian yang lainnya. Namun setelah semuanya berakhir, kami merasa sangat puas dan bangga, bahwa kami bisa membawakan yang terbaik dari hasil latihan kami selama berbulan-bulan.

Penampian di Festival Rakyat di kota Romans
Mount Titlis, Swiss bersama Raras dan Cintya
Pada tanggal 1-23 Juli 2010, saya bersama keluarga dan teman-teman pergi ke Perancis untuk melaksanakan festival tersebut. Negara-negara seperti Peru, Chili, Mongolia, Niger, Lithuania, Georgia, dan lain-lain juga datang untuk melaksanakan festival tersebut. Kami pun akhirnya berteman dengan beberapa dari mereka, dan itu merupakan pengalaman luar biasa yang pernah saya lakukan. Pada saat kami, perwakilan Indonesia, menarikan tari saman di acara pembukaan, penonton sangat terkesima dengan penamilan kami sehingga mereka memberikan standing applause. Setelah festival berakhir, saya dan teman-teman melakukan perjalanan tur keliling Eropa Barat. Prancis, Belanda, Belgia, Jerman, Swiss, dan Italia adalah negara-negara yang kami kunjungi. Kesempatan itu adalah sekali seumur hidup bagi saya bersama teman-teman SMA untuk dapat melakukan perjalanan keliling Eropa Barat.    

Peserta Misi Budaya di Volendam, Belanda
Sepulangnya dari Eropa, entah hal ini bisa dibilang menyenangkan atau tidak. Sejujurnya saya sudah cukup lelah dengan perjalanan yang melelahkan, namun apabila saya kembali ke Jakarta, saya harus berurusan dengan sekolah lagi. Setelah iin selama 2 minggu, banyak pelajaran yang tertinggal. Namun, karena kami masih jetleg, rasa kantuk itu selalu muncul di pertengahan hari, dan kami semua tertidur di tengah pelajaran. Saya sangat berterima kasih pada Pak Yusuf karena telah membiarkan kami tidur di jam pelajaran kimia saat hari pertama kami masuk. Di kelas 11, saya berada di kelas XI IPA 2, yang juga tidak kalah serunya dari XE. Menurut saya, kelas ini adalah kelas yang sangat kompak, dan memikirkan keseimbangan antara bermain dan belajar. Di saat kami bisa santai, kami akan sangat santai, dan di saat kami harus serius, maka kami pun akan serius. Wali kelas kami adalah Pak Yusuf, yang sepanjang tahun itu selalu memberikan soal ulangan yang sulit, sampai ada beberapa teman yang harus remedial berkali-kali, bahkan sampai UKK semester 2 pun, soalnya berada di puncak kesulitan dari setahun saya belajar bersama beliau. Namun, saya sangat berterima kasih pada Pak Yusuf karena telah sangat perhatian pada kelas XI IPA 2 ini.

Di kelas 11 ini, berbeda dengan kelas 10. Apabila di kelas 10 kami lebih dibebankan pada program sekolah, di kelas 11 ini kami lebih dibebankan pada program-program angkatan seperti Sky Battle dan Sky Avenue. Dan di kelas 11 juga, angkatan saya mulai memegang ekskul-ekskul. Pada ekskul Tari Tradisional, saya dan Adis mengetuai ekskul saman angkatan kami yang bernama Aruna Chandrika. Kami mengikuti banyak lomba sehingga harus sering keluar kelas, dan itu juga membuat saya sering ketinggalan pelajaran. Apalagi saat angkatan saya harus mempersiapkan Sky Battle. Sky Fest yang biasanya dipisah dari Sky Battle, pada saat itu digabung untuk mempermudah pencarian dana dan menghemat waktu untuk dapat mempersiapkan program kerja lainnya. Kami dari pihak Sky Fest beruntung bisa mendapatkan bantuan dari CIOFF. Jujur saja, sebagai panitia sekaligus peserta merupakan hal yang berat, karena kedua tim dari tim saman kami memang harus ikut berlomba. Persiapan dilaksanakan sekitar 3 bulan sebelum pelaksanaan. Kami mengalami banyak kesulitan, sampai membuat stres, dan pernah saya pun sampai menangis karena saking stresnya. Namun karena dukungan dari teman-teman, akhirnya semua bisa terlaksana dengan baik. Di samping Sky Battle, tim saman kami juga harus mempersiapkan pertunjukan untuk di Yogyakarta pada kegiatan Study Tour kami yang dilaksanakan 5 hari sebelum Sky Battle. Kami harus mengingat berbagai macam tarian, formasi, dan lain-lain. Bahkan untuk Sky Fest sendiri, kami berlatih 1 hari sebelum pelaksanaan.

Satu hal yang tidak akan pernah saya lupa saat pelaksanaan Sky Battle adalah pada saat saya tertendang bola di bagian pipi, sampai saya jatuh dan tidak bisa bangun lagi. Pada hari ketiga pelaksanaan Sky Battle, terdapat pertandingan bola di hall sekolah. Saya bersama kedua teman saya, setelah membeli minuman, memasuki hall dengan santai. Pada saat saya menoleh ke kanan, ada sebuah benda bulat, yaitu bola, dengan cepat mengarah ke muka saya. Saya sudah tidak dapat menghindar, dan akhirmya bola itu mengenai muka saya, dan saya pun hilang kendali, sehingga saya pun terjatuh, dan minuman saya tumpah ke rok saya. Alhasil, saya kesakitan sekaligus basah kuyub. Untunglah banyak orang yang menolomg saya sehingga saya langsung dibawa ke UKS. Sangat menyebalkan bahwa muka saya jadi sedikit lebam dan minuman saya pun seluruhnya tumpah. Yang lebih mengesalkan lagi, orang yang menendang bola tadi, tidak meminta maaf pada saya.

Sky Battle 2011
Pada pelaksanaan Sky Battle ini alhamdullilah cukup berjalan lancar, meskipun masih ada masalah di tengah pelaksanaannya. Yang paling mengesankan adalah, kita sebagai tuan rumah mampu menjuarai beberapa perlombaan, contohnya basket putri dan Sky Fest. Dari kedua cabang ini, sekolah kami mendapat juara pertama dan kami sangat bangga akan hal itu. Setelah seluruh pengorbanan yang dilakukan, rasa lelah yang dirasakan, akhirnya kami bisa menikmati kemenangan yang luar biasa. Saya sangat bersyukur bisa memiliki tim yang kompak, yang selalu mendukung saya, dan juga teman-teman Nawastra serta Daswira yang mempu melaksanakan Sky Battle dengan sukses.

Terkadang seseorang itu akan berada di atas, dan terkadang ia harus berada di bawah. Karena kesibukan yang sangat, akhirnya nilai saya jatuh saat UTS semester dua. Banyak nilai yang remedial, dan rata-rata adalah mata pelajaran eksak. Saya dinasihati panjang lebar oleh ibu saya dan akhirnya komputer saya pun dipindahkan dari kamar ke luar. Dalam hati sebenarnya saya kesal, namun mau bagaimana lagi, saya akui memang salah saya karena meninggalkan pelajaran. Saya mengikuti berbagai remedial dan akhirnya pun bisa terselesaikan dengan baik. Dan nilai rapot saya pun bisa diselamatkan dari angka di bawah KKM. Setiap orang pasti punya kelemahan, ia bisa pintar di satu mata pelajaran, namun bodoh di mata pelajaran lainnya. Itu cukup membuat saya stres, bahkan sampai sekarang. Sekeras apapun saya belajar, saya tidak bisa mengerti. Maka dari itu, saya mengandalkan modal hafalan untuk pelajaran tertentu. Saat ulangan, saya berusaha keras dan menyertakan doa, untuk mendapatkan sedikit keberuntungan sehingga saya tidak harus remedial. 

XI IPA 2 Nawastra
Saat selesai pekerjaan yang satu, maka datanglah lagi pekerjaan yang lainnya. Baru sekitar 1 bulan yang lalu, Nawastra dibantu dengan Daswira dan angkatan 11 menyelesaikan program lainnya, yaitu Sky Avenue. Tahun ini, Sky Avenue bertemakan Halloween Town. Program ini merupakan program akhir dari angkatan kami, dan untunglah berjalan dengan lancar. Persiapannya pun tidak kalah repot dengan Sky Battle, bahkan lebih repot. Program ini dilaksanakan sebulan setelah kami masuk sekolah seperti biasa. Bahkan seminggu setelah itu, masih ada Expo Ekskul dan program Skylite, dimana saya juga harus menari di kegiatan itu. Saat sebelum masuk, saya dan teman-teman sudah mulai latihan saman di sekolah, dan juga tari zapin. Menari dua hari berturut-turut sudah cukup membuat saya lelah. Dan setelah itu, harus ikut mempersiapkan Sky Avenue. Saya dan teman-teman dalam mendukung acara tersebut, akan mempersembahkan tari Piring. Maka dari itu, saya pun mulai berlatih lagi sampai hari-H. Pada hari pelaksanaan, saya menemani teman saya untuk membeli barang-barang keperluan artis, dan kembalinya dari situ, saya mulai dandan untuk menari. Acara Sky Avenue berjalan dengan lancar, meskipun memang ada hambatan. Namun, bisa terlihat puasnya penonton dan kami yang panitia, terutama saat Sheila On 7 bernyanyi di atas panggung. Sepulangnya dari acara itu, tenaga saya habis dipakai untuk bekerja selama sebulan penuh, begitu juga dengan teman-teman yang lainnya. Namun saya merasa sangat puas, senang, dan lega, bahwa akhirnya acara kami bisa berakhir dengan sukses, dan memuaskan banyak orang, dan juga kami sendiri. Saya bangga bisa bersekolah di Labsky, menjalani hari-hari bersama Nawa Drastha Sandyadira, dan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang tidak terlupakan. 


Study Tour Yogya bersama Nawastra






No comments:

Post a Comment