Kembali ke masa empat tahun, tahun 2008. Dimana saat itu aku mulai menginjakkan kaki di SMA Labschool Kebayoran. Secara samar-samar aku masih ingat hari aku mengikuti tes dengan persiapan yang seadanya. Di sela-sela seleksi, aku melihat beberapa murid SMA yang mengenakan jas abu-abu. Hal itulah yang menjadi motivasiku terbesarku. Jika aku diterima di sekolah ini, aku ingin bisa menjadi seperti mereka.
Alhamdulillah aku diterima, dan kehidupan SMAkupun dimulai. Hari pertama masuk ke labschool untuk persiapan MOS membuatku deg-degan. Karena, diantara ratusan siswa yang datang hanyalah sedikit yang kukenal. Aku juga sedikit kaget ketika diminta membuat nametag yang terbilang tidak mudah dan juga diharuskan masuk pukul setengah enam untuk lari pagi.
Budaya-budaya yang ada di labschool memang unik dan sedikit berbeda dengan sekolah lain. Sedikit demi sedikit hal itu diajarkan, mulai dari MOS. Masa orientasi siswa adalah ajang untuk mengenal lebih dekat anak-anak yang akan menemaniku selama tiga tahun di labschool. Aku ditempatkan di kelas X-C dengan wali kelas Pak Asep yang juga mengajar Fisika. Akupun segera menemukan teman sebangku, dan mulai mengikuti pelajaran yang beberapa di antaranya belum pernah aku dapati di SMP. Seperti pelajaran kimia dan bahasa jepang.
Bulan ramadhan datang dan salah satu kegiatan di dalamnya adalah Pesantren. Pesantren yang diadakan di sekolah ini berlangsung selama tiga hari, dan didalamnya hadir nara sumber yang memberikan sesi-sesi. Adapun juga kegiatan outbound ringan dengan games-games yang menarik. Acarapun diakhiri dengan muhasabah yang sangat menyentuh hati dan juga kehadiran orang tua diantara kita.
Di kelas sepuluh ini saya mengikuti ekstrakulikuler bahasa jepang. Kegiatan di dalamnya sangat menarik, tidak hanya belajar bahasanya (yang sudah merupakan mata pelajaran wajib) namun lebih kearah kebudayaannya.Bersama dengan anggota yang lain, kami belajar mengenakan kimono dan yukata, membuat boneka washi, origami hingga memasak makanan jepang bersama-sama! Seperti onigiri, sushi dan sebagainya.
Bulan Oktober adalah waktunya untuk Trip Observasi yang biasa disingkat menjadi TO. Sebelum berangkat dan merasakan kehidupan di desa selama 5 hari, kami murid-murid kelas X dipersiapkan dengan mengikuti PraTO. Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari itu berisikan antara lain: Lari pagi (dengan rute yang lebih jauh dari biasanya) materi-materi, mempersiapkan perlengkapan TO (tongkat, nametag, bahan-bahan untuk penelitian dan sebagainya).
Kelompokku bernama Talempong yang memiliki pedamping kak Wasis dan kak Resta. Kegiatan di dalam TO cukup padat mulai dari penelitian, tugas-tugas di dalam rumah seperti memasak, mencari pita, dan jaga vendel di malam hari. Kalau tidak salah hari ke-tiga diadakan kegiatan bakti sosial yang salah satunya memberikan penyuluhan tentang menyikat gigi. Pada hari ke-empat adapun kegiatan Penjelajahan. Semua anggota group yang sudah diperiksa sehat harus menjelajahi hutan dan melewatu pos-pos yang ada dan diisi kakak-kakak osis.
Pada malam terakhir tiap kelompok harus menampilkan suatu pertunjukan pada saat api unggun. Selain itu malam itu merupakan malam terakhir penyerahan surat cinta untuk kakak-kakak osisnya. Sayang hujan turun pada saat itu dan akhirnya mau tidak mau ditunda ke hari berikutnya sebelum upacara penutupan.
Semester satu ditutup dengan UAS (Ujian Akhir Semester). Suasana hektik dengan belajar, remedial dan pengumpulan tugas-tugas. Karena semua nilai akan segera diproses dan dimasukkan ke dalam nilai raport. Setelah itu barulah semua bisa tenang dan berlibur tahun baru sejenak sebelum masuk ke semester dua.
Studi tour adalah salah satu kegatan yang ditunggu-tuggu di semester 2. Bukan karena tugas-tugasnya, namun melaikan karena bisa menghabiskan waktu bersama-sama teman. Satu angkatanpun pergi bersama-sama menuju pangandaran dengan bus. Perjalanan menyita waktu cukup lama. Kami sempat mampir ke suatu desa dan mewawancarai beberapa penduduk sebagai nilai tugas. Selain desa itu, kami juga menuju hutan konservasi dan juga mengamati banyak hal disana, terutama flora dan faunanya.
Bagi yang berminat untuk mengikuti OSIS dan MPK maka pada akhir kelas X, mereka-mereka itu harus mengikuti Lapinsi, yakni kegiatan yang mengajarkan kita aspek-aspek penting juga mau menjadi pengurus OSIS. Lalu setelah kegiatan Lapinsilah diadakan tes menjadi OSIS yang bernama TPO. Didalamnya terdapat tes fisik berupa lari, push-up, sit-up, yang melihat seberapa jauh kemampuan fisik. Lalu tes agama dan juga terakhir tes makalah. Tes makalah ini menurutku adalah tes yang paling sulit. Karena pertama harus bisa membuat makalah dengan baik dan juga mempresentasikannya dengan baik. Akupun memilih tema tampilan dalam mempromosikan Indonesia.
Sebelum memasuki liburan kelas X menuju kelas XI, labschool masih memiliki satu lagi kegiatan yakni BINTAMA. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih mental. Selama lima hari kami dilatih oleh Kopasus berbagai hal.
Alhamdulillah aku lulus Tes Potensi Organisasi yang artinya aku adalah calan pegurus Osis yang selanjutnya akan menggantikan Osis DB. Pertama-tama diadakan pemilos atau pemilihan ketua osis. Pemilihan ini dilakukan oleh pengurus MPK dan yang memilih adalah seluruh warga Labschool Kebayoran. Puput keluar sebagai pemenang. Dialah yang akhirnya menunjuk anggota trium yang lain dan juga menysun susunan pengurus OSIS dibantu dengan rekomendasi dari OSIS sebelumnya. Aku menjabat sebagai OSIS seksi Edukasi yang diketuai oleh Aditya (Tomsu) yang juga beranggotakan Dyani dan Etsa.
Setelah ditentukan kami semua harus terlebih dahulu lari sejauh 17 km dari taman makam pahlawan sebelum bisa menjabat sebagai pengurus OSIS.
Kelas XIpun dipenuhi kesibukan OSIS. Mulai dari mengurus acara-acara sekolah sampai dengan acara OSIS sendiri. Acara JIG (Jakarta in Global) adalah acara terbesar yang dimiliki seksi Edukasi. Masa-masa sebelum JIG adalah masa yang sangat sibuk dan penuh dengan kerja keras. Alhamdulillah acara berlangsung dengan sukses. Aku cukup puas dengan hasil kerjaku sebagai ketua speech contest.
Berbeda dengan Studi Tour kelas X, studi tour kelas XI lebih lama dan tujuannya lebih jauh. Dengan pesawat satu angkatan Hastara terbang ke Jogja dan menginap di Quality Hotel. Kegiatan selama disana cukup padat mulai dari mengunjungi keraton jogja, perambanan, menonton Sendratari Ramayana, mengunjungi pabrik Sari Husana dan juga studi banding ke SMA setempat. Walaupun padat dengan kegiatan pembelajaran dan pengerjaan tugas kami juga diberi kesempatan untuk sedikit berkeliling Malioboro.
Akhir kelas XI aku disibukkan oleh kegiatan lain diluar sekolah yakni mengurus berkas pertukaran pelajarku. Aku diberi kesempatan saat itu untuk bisa belajar di belanda selama satu tahun selama kelas XII. Bukan keputusan yang mudah meninggalkan SMA yang belum selesai begitu saja. Karena dua tahun yang sudah kujalani bersama hastara adalah pengalaman yang luar biasa dan selalu kukenang.
No comments:
Post a Comment