Seni Musik Kelas X Semester 1
Materi seni musik kelas x semester ganjil terdiri dari 3 bab, yaitu:
1. Musik Tradisional
2. Ritmik dengan Alat Musik Drumset Elektrik
3. Trinada Akor
Berikut adalah ringkasan dari materi pelajaran seni musik diatas, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dan bermanfaat bagi teman-teman SMA/MA se-Indonesia dalam mempelajari dan memperdalam pemahamannya terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari di sekolah.
A. Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun yang dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi, diantaranya seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peserta juga kepada masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik Tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional di kalangan suku-suku tertentu.
Berikut adalah beberapa kelompok musik tradisional yang ada di Indonesia, yaitu :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah Gamelan, Kendang, Arumba, Talempong, dan Kolintang, Rebana, Bedung, Jimbe dan lain sebagainya.
a. Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam, gamelan berasal dari daerah Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat disebut dengan Degung dan di Bali disebut Gamelan Bali. Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slentem, bonang, peking, gender dan beberapa instrumen lainnya. Disamping itu gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.
b. Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan (kambing). Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di daerah Jawa Barat kendang mempunyai peranan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi tarian, wayang dan ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan Nias. Rebana adalah jenis alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. Rebana dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia.
c. Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daereah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.
d. Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).
e. Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa. Alat musik ini mempunyai tangga nada diatonis yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar dibuat dari kayu dan cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.
2. Instrumen Musik Petik
a. Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai kecapi adalah siter dari Jawa Tengah.
b. Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah Kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang dipenuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan dari daerah Tapanuli, Jungga dari Sulawesi Selatan.
c. Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur, kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonansinya dibuat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.
3. Instrumen Musik Gesek.
Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebab terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa. Rebab jenis ini dapat dijumpai di Bali, Jawa dan Kalimantan Selatan.
4. Instrumen Musik Tiup.
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. Alat musik ini hampir bisa dijumpai di semua daerah di Indonesia. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di Sumatera Utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40 – 100 cm dengan garis tengah 2 cm.
Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4 – 6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisional yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Papua.
B. Ritmik dengan Alat Musik Drumset Elektrik
Ritme atau Irama (dari bahasa Yunani ῥυθμός – rhythmos, "suatu ukuran gerakan yang simetris") adalah variasi horizontal dan aksen dari suatu suara yang teratur.
Drumset elektronik adalah sebuah instrumen perkusi dengan pad-pad trigger yang mampu menghasilkan bunyi gelombang elektronik atau bunyi-bunyi perkusi dalam bentuk sampling. Definisi ini juga yang membedakan Drumset elektronik dengan drumset-drumset konvensional yang selama ini dikenal luas oleh masyarakat.
Cara Kerja
Pada saat pad drumset elektronik dipukul, terjadi sebuah perubahan voltasi yang dipicu oleh piezoelectric transduser (piezo) atau force sensitive resistor (FSR). Perubahan voltasi tersebut akan menghasilkan suatu sinyal yang akan di teruskan kepada bagian prosesing drumset elektronik (disebut juga bagian "otak drumset elektronik") melalui kabel TS atau TRS dan kemudian diterjemahkan kedalam bentuk gelombang elektronik digital. Gelombang elektronik digital ini yang kemudian akan menghasilkan bunyi-bunyian perkusi pada pad drumset elektronik. Kebanyakan modul yang umum digunakan sudah memiliki kelengkapan pad trigger (pad-pad yang terdapat pada elektronik drumset) meliputi : 2 atau lebih simbal , sebuah kick bass, 3 sampai 4 tom drum, snare drum (dengan dual trigger untuk bagian head dan rim) dan sebuah hi-hat. Bagian hi-hat memiliki controller yang di tekan dengan kaki kiri untuk menghasilkan bunyi buka-tutup pada hi-hat. Kemampuan yang dimiliki drumset elektronik untuk mampu menghasilkan bunyi-bunyian perkusi apapun pada pad trigger yang tersedia memberikan drummer-drummer elektronik sebuah kemungkinan yang hampir tidak terbatas dalam mengkonfigurasi drumset elektronik mereka. Drumset elektronik juga mampu menerima bunyi-bunyian yang bukan merupakan bunyi perkusi, mengubahnya ke dalam bentuk sampling dan di posisikan kepada trigger pad tertentu. Kemampuan ini menjadikan drumset elektronik sebagai drumset yang sangat mudah di kostumisasi untuk beragam jenis musik mulai dari pop, jazz, hingga musik industri dengan bunyi-bunyi perkusi yang tidak biasa. Drumset elektronik biasanya memiliki banyak pilihan lagu dengan berbagai genre musik yang tersimpan pada otak drumset elektronik sehingga menjadikan perangkat sebagai sarana yang sangat tepat untuk belajar dan latihan bagi seorang drummer pemula.
C. Trinada Akor
Pada dasarnya, akor terdiri dari tiga buah nada, sehingga sering disebut trinada. Trinada akor terdiri dari nada alas (prime), terts dan kwin. Akor dibedakan menjadi akor Mayor dan akor Minor serta akor Augmented dan akor Diminish. Setiap Akor memiliki interval dari setiap nadanya. Contoh pada nada dasar do = C :
Akor | Contoh Trinada Akor | Interval antara nada | ||
Nada Alas | Terts | Kwin | ||
Mayor | C | E | G | 2 – > 1 ½ |
Minor | C | Es | G | 1 ½ – > 2 |
Augmented | C | E | Gis | 2 – > 2 |
Diminish | C | Es | Ges | 1 ½ – > 1 ½ |
Nada alas suatu akor tidak selalu di nada C. Nada alas bisa berpindah menyesuaikan tangganada yang sedang dimainkan. Contoh:
Akor | Contoh Trinada Akor | Interval antara nada | ||
Nada Alas | Terts | Kwin | ||
Mayor | A | Cis | E | 2 – > 1 ½ |
Minor | A | C | E | 1 ½ – > 2 |
Augmented | A | Cis | Eis | 2 – > 2 |
Diminish | A | C | Es | 1 ½ – > 1 ½ |
Akor dilambangkan dengan angka Romawi. Untuk akor Mayor dengan Romawi besar, sedangkan minor dengan Romawi kecil. Akor Augmented dilambangankan dengan Romawi besar dengan diberi tambahan tanda + dibelakang simbol akor, untuk akor diminish, dengan tanda bulatan kecil. Sesuai dengan lambangnya, akor juga ada nama tingkatannya, seperti pada nama tingkatan nada.
Nama | TONIKA | SUPER TONIKA | MEDIAN | SUB DOMINAN | DOMINAN | SUB MEDIAN |
Lambang | I | ii | iii | IV | V | vi |
Trinada | C | D | E | F | G | A |
E | F | G | A | B | C | |
G | A | B | C | D | E |
Akor I (tonika), IV (sub dominan) dan V (dominan) dalam tangganada mayor mempunyai kualitas Mayor, akor ii (supertonika), iii (median), dan vi (submedian) mempunyai kualitas minor, dan akor VII mempunyai kualitas diminish. Dalam tangganada minor harmonis, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor berkualitas minor, akor dominan dan submedian adalah akor berkualitas Mayor.
Pada progresi akor terdapat dua bentuknya, yaitu akor pokok dan akor bantu. Akor pokok adalah akor yang terdiri dari akor tonika, sub median dan dominan. Untuk tangga nada mayor, maka akor tonika, subdominan dan dominan adalah akor-akor mayor. Sedangkan pada tangganada minor, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor minor dan akor dominan adalah akor mayor. Contoh:
~ akor pokok tangganada C mayor : akor C mayor, akor F mayor, akor G mayor.
~ akor pokok tangganada G mayor : akor G mayor, akor C mayor, akor D mayor.
~ akor pokok tangganada a minor : akor a minor, akor d minor, akor E mayor.
~ akor pokok tangganada d minor : akor d minor, akor g minor, akor A mayor.
Sedangkan akor bantu adalah terdiri atas akor-akor selain akor pokok. Akor-akor bantunya antaralain: akor supertonika, akor median, akor sub median, dan akor leding tone.
Pada permainan progresi akor, tentu dikenal sistem bentuk kadens (cadence). Seperti halnya dengan bahasa, maka musik juga memiliki pungtuasi yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat lagu, baik pada frase pertanyaan (anteseden) maupun frase jawaban (konsekwen). Akhir dari masing-masing frase diberikan pungtuasi berupa koma maupun titik, yang disebut dengan kadens.
Sesuai dengan jenisnya kadens dibedakan menjadi :
1. Kadens Sempurna (Authentic Cadence / Perfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor dominan ke tonika.
2. Kadens Tak Sempurna (Half Cadence / Imperfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor tonika ke dominan dan akor subdominan ke dominan. Kadens ini sering disebut juga deceptive cadence.
3. Kadens Plagal (Plagal Cadence)
kadens ini terdiri dari progresi sub dominan ke tonika
Kadens dan progresi akor pokok dapat dijumpai pada lagu daerah, lagu anak-anak, lagu perjuangan.
Demikian ringkasan dari ketiga materi mata pelajaran seni musik kelas x semester 1, semoga dapat bermanfaat dan membantu teman-teman yang sedang mempelajari seni musik kelas x semester 1.
No comments:
Post a Comment